Sukses

Ratusan Warga Rusak Rumah Remaja yang Culik dan Bunuh Bocah 11 Tahun di Makassar

Ratusan massa itu mendatangi rumah orangtua pelaku setelah pulang dari pemakaman korban pembunuhan.

Liputan6.com, Makassar - Ratusan massa yang merupakan anggota keluarga, kerabat, tetangga korban penculikan dan pembunuhan, MFS (11), mendatangi rumah salah satu tersangka yakni AD (17) di Jalan Batua Raya, Kota Makassar pada Selasa (10/1/2023) sore. Massa yang emosi itu merusak rumah panggung dan kios milik orangtua AD. 

Mereka kesal usai AD dan temannya MF (14) menculik dan membunuh MFS, lalu membuang jasadnya ke Inspeksi Pam Timur Waduk Nipa-Nipa. Selain itu mereka juga kesal lantaran alasan kedua tersangka membunuh MFS adalah untuk dijual organ tubuhnya. 

"Sekitar 300 orang. Mereka datang setelah pulang dari pemakaman untuk menguburkan MFS," kata Kasi Humas Polrestabes Makassar, Kompol Lando KS dalam keterangannya, Selasa (10/1/2023). 

Rumah yang belakang diketahui ternyata dikontrak oleh orangtua AD itu mengalami rusak parah. Nyaris seluruh dinding yang terbuat dari seng dicopot oleh ratusan massa yang geram akibat ulah AD. 

Beruntung aparat gabungan dari Polsek Panakukang, Polrestabes Makassar dan Satuan Brimob Polda Sulsel dengan sigap memasang barikade dan berusaha menenangkan massa yang terus berupaya merusak rumah milik orangtua AD. 

"Petugas yang datang menemui salah satu anggota keluarga yang memotori aksi tersebut dan berusaha untuk menenangkannya," terang Lando. 

Setelah ditenangkan, ratusan massa itu pun satu persatu meninggalkan rumah yang telah rusak porak-poranda tersebut. Mereka kembali ke rumah duka. 

Lando pun mengimbau agar ratusan massa itu tetap tenang dan tidak main hakim sendiri. Apalagi kasus tersebut telah ditangani oleh pihak kepolisian. 

"Jangan melakukan hal-hal main hakim sendiri karena kasus pembunuhan sudah ditangani dan sementara diproses oleh pihak Kepolisian," ucapnya. 

Dia juga meminta agar seluruh pihak menahan diri untuk tidak kembali melakukan aksi serupa. Dia juga menegaskan bahwa pihak kepolisian akan menindak tegas setiap orang yang main hakim sendiri. 

"Semua harus tahan diri dan diharapkan agar tidak ada yang memprovokasi sehingga muncul masalah baru yang mengganggu Kamtibmas serta akan berdampak hukum bagi pelaku yang main hakim sendiri," dia memungkasi. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Hendak Jual Organ Tubuh Korbannya demi Bantu Ekonomi Keluarga

AD (17) dan MF (14), dua remaja di Kota Makassar yang nekat menculik lalu membunuh bocah berusia 11 tahun berinisial AMF mengakui segala perbuatannya. Pelaku utama, AD mengaku bahwa dia terpaksa melakukan itu demi membantu ekonomi keluarganya.

Di hadapan Polisi, AD mengaku bahwa dirinya memang sengaja mencari tahu harga organ tubuh manusia yang bisa diperjual belikan di situs online. Dia pun terobsesi karena ingin menggunakan uang dari penjualan organ tubuh manusia itu untuk membangun rumahnya.  

"Saya men-searching Google bagaimana cara menjual organ tubuh manusia, karna ekonomi dan setiap hari dimarahi oleh orangtua jadi saya melakukan hal tersebut untuk pertama kalinya," kata AD saat ditanyai oleh polisi di Polrestabes Makassar, Selasa (10/1/2023). 

Setelah melihat sejumlah persyaratan, dia pun akhirnya melancarkan aksinya. Dari sekian banyak anak yang ditemuinya MFS lah menurut dia yang memenuhi persyaratan. 

"Korban ini saya kenal, tapi tidak akrab, dan tidak menarget korban cuman karena kebetulan saja. Saya hanya melihat persyaratan di Google itu tingginya, dan saya membunuh korban di rumah saya dengan cara mencekik dan membanting kelantai pada saat rumah kosong," ucapnya. 

Usai melakukan aksinya, AD sempat mengirimkan email ke sejumlah situs jual beli organ tubuh manusia yang ia kunjungi sebelumnya. Sayangnya tak ada satupun yang membalas email tersebut karena AD hendak menjual jenazah MFS secara utuh.

"Saya sempat chat lewat email dari web untuk menjual organ contohnya ginjal, jantung, paru-paru, hati, tapi tidak dibalas. Sebenarnya saya mau serahkan dengan utuh tapi chat saya tidak di balas. Saya sempat membuat promosi harga di web dan belum ada pembeli," imbuhnya. 

AD juga mengaku dirinya semakin terobsesi lantaran melihat harga beberapa organ tubuh manusia yang mencapai angka USD80 ribu atau setara 1,25 miliar. Namun karena panik tak ada yang hendak membelinya, AD pun memutuskan untuk membuang jasad AMF. 

"Saya membawa jenazahnya ke Waduk Nipah-Nipah dengan menggunakan sepeda motor karna panik dan balasan email tak kunjung dibalas," ucapnya

 

Simak juga video pilihan berikut ini: 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.