Sukses

Viral Trik Gus Samsudin Dibuka Pesulap Merah, Ini Perbedaan Karomah dan Praktik Dukun

Liputan6.com, Blitar - Sosok Gus Samsudin mendadak viral baru-baru ini. Sayangnya, terkenalnya nama yang menyandang gelar gus itu bukan karena hal positif.

Samsudin ramai diperbincangkan lantaran diduga menggunakan trik sulap untuk praktik pengobatan alternatif (dukun). Sosok yang membuka kedoknya adalah Marcel Radhival, si Pesulap Merah.

Semula Samsudin kerap mengunggah aksinya melalui kanal YouTube. Berbagai tindakan fenomenal yang diklaim sebagai ilmu hikmah atau karomah dipamerkan.

Sontak namanya dikenal sebagai dukun yang mampu mengobati penyakit hingga masalah klenik lainnya. Dalam praktiknya, dikenal dengan perdukunan.

fenomena perdukunan yang terbongkar itu tak luput dari pantauan Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Bidang Keagamaan KH Ahmad Fahrur Rozi (Gus Fahrur). Dia mengingatkan agar masyarakat tidak mudah percaya dengan dukun-dukun seperti itu.

Bahkan, ia melarang umat Islam untuk menganggap dukun seperti kiai. Sebab keduanya berbeda. Dukun memakai trik, sedangkan kiai memiliki karomah (kemuliaan).

“Kita harus selektif. Kita kan kadang dukun dikiaikan, itu salah. Jangan kiaikan dukun. Masyarakat mesti ditekankan bahwa kalau karomah itu tidak diobral-obral. Karomah itu diberikan kepada wali, kekasih Allah, tidak untuk jualan, tidak untuk komersil atau konten. (Kalau dukun) itu tipuan, sihir, atau sulap,” ungkap Gus Fahrur, dikutip dari NU Online.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Ilmu Karomah vs Praktik Dukun

Dia juga menjelaskan, ada perbedaan antara karomah dengan praktik dukun. Karomah seseorang bisa dilihat dan dibuktikan bukan dari keanehan-keanehan yang dilakukan, tetapi ilmu dan amal.

Para kiai yang memiliki karomah, adalah mereka yang mengikuti sunah dan syariat.

“Ukurannya bukan aneh. Nabi tidak mengajari yang aneh-aneh. Mengajari shalat dan kebaikan. Tapi ukurannya Nabi. Kalau (perilaku) mereka tidak cocok dengan Nabi atau walaupun bisa terbang, tetap itu bukan wali,” kata Pengasuh Pondok Pesantren Annur Bululawang, Malang, Jawa Timur itu.

Gus Fahrur menegaskan, karomah tidak mungkin keluar dari tangan sembarang orang. Hal ini sebagaimana mukjizat yang hanya diberikan kepada Nabi Muhammad.

Mukjizat yang dimiliki Nabi itu pun tidak diobral. Hanya saja, pada kondisi-kondisi tertentu, Nabi membuktikan mukjizat itu sebagai karunia dari Allah yang di luar kemampuan akal manusia.

“Itu pun sifatnya hanya untuk menguatkan kenabian. Sementara wali juga begitu, ada karomah. Syekh Abdul Qodir Al-Jailani pernah mengingatkan jangan kamu heran kalau ada orang bisa jalan di atas air atau terbang di angkasa, sebab burung bisa terbang dan ikan malah jalan di dalam air,” terang Gus Fahrur.

Ia berharap masyarakat segera sadar terhadap fenomena keanehan di luar nalar yang kerap terjadi, agar tidak melulu tertipu dengan sulapan-sulapan. Sebelumnya, jelas Gus Fahrur, pernah viral seorang bernama Dimas Kanjeng dan Guntur Bumi.

 

3 dari 3 halaman

Digeruduk Banser, Padepokan Samsudin Ditutup

 

Padepokan spiritual Nur Dzat Sejati milik Gus Samsudin di Desa Rejowinangun, Kabupaten Blitar, akhirnya ditutup pihak aparatur desa karena dinilai menimbulkan kegaduhan dan meresahkan warga sekitar.

Kades Rejowinangun Bagas Wigasto saat dihubungi Liputan6.com, Senin (1/8/2022), menyatakan, hasil kesepakatan bersama padepokan milik Samsudin itu harus ditutup sementara hingga situasi lingkungan desa kondusif. Setelah itu barulah diambil keputusan apakah penutupan dilakukan secara permanen atau tetap diizinkan buka.

"Tadi, bahasanya dalam mediasi tadi itu ditutup sambil nanti tabayyun. Selesaikan dulu permasalahan padepokan (Gus Samsudin) dengan pesulap merah dan masalah lainnya,” katanya, Senin (1/8/2022).

Bagas menyatakan, keputusan penutupan sebagai tindak lanjut dari tuntutan warga Rejowinangan dan sekitarnya yang menggelar demo pada Minggu 31 Juli 2022.

Dalam tuntutannya, selain meminta padepokan Gus Syamsudin ditutup, warga juga meminta Samsudin meminta maaf karena konten-konten Youtube yang dibuat banyak merugikan warga.

"Samsudin dalam konten Youutobe-nya banyak yang menyebut desa tidak ramah dan familier. Padahal kenyataannya tidak demikian, kita cukup terbuka dengan siapa saja," jelasnya.

Bagas menambahkan, selain demo meminta penutupan padepokan, pada Minggu kemarin pihak desa juga kedatangan rombongan tim Banser ke Padepokan Samsudin. Sekitar 50 anggota banser Blitar datang meminta klarifikasi terkait keterlibatan dua anggotanya pada kasus perseteruan pesulap merah versus Gus Syamsudin.

Tim Rembulan

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.