Sukses

Merinding, Mahasiswa Tersesat ke Tengah Kuburan karena Google Maps

Aplikasi petunjuk arah seperti Google Maps sering digunakan oleh pengendara sepeda motor atau mobil dalam perjalanannya. Dengan aplikasi ini pengendara berharap bisa sampai di tempat tujuan meskipun tidak mengetahui jalannya.

Liputan6.com, Denpasar - Aplikasi petunjuk arah seperti Google Maps sering digunakan oleh pengendara sepeda motor atau mobil dalam perjalanannya. Dengan aplikasi ini pengendara berharap bisa sampai di tempat tujuan meskipun tidak mengetahui jalannya.

Aplikasi tersebut secara otomatis mengarahkan jalan yang harus dilewati oleh pengendara supaya bisa sampai di tujuan. Di aplikasi tersebut juga terdapat  jarak tempuh dan perkiraan tiba di tempat tujuan. Secara umum aplikasi Google Maps sangat memudahkan pengendara.

Kendati demikian, tidak sedikit pengendara yang tersesat gara-gara mengikuti aplikasi petunjuk arah. Hal ini seperti dialami oleh seorang mahasiswa asal Bogor yang tiba-tiba diarahkan ke kuburan. Kejadian ini terjadi di Ranca Enong, Desa Cibodas, Kecamatan Solokan Jeruk, Kabupaten Bandung.

“Saat itu saya mau ke rumah teman di Bandung. Awalnya saya gak ngikutin Google Maps. Eh malah diminta putar balik. Akhirnya saya ikuti kembali ke jalur,” cerita mahasiswa yang diketahui bernama Saban kepada Liputan6.com, Senin (9/5/2022).

**Pantau arus mudik dan balik Lebaran 2022 melalui CCTV Kemenhub dari berbagai titik secara realtime di tautan ini

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Bikin Bulu Kuduk Merinding

Seketika bulu kuduk Saban merinding. Melihat kanan kiri ternyata kuburan. Saban mengaku kaget dan segera menelpon temannya untuk dijemput.

“Yang paling bikin merinding adalah ketika fokus ke maps dan maps bilang, ‘200 meter tujuan Anda ada di sebelah kanan.’ 200 meter sudah ditempuh dan notif selesai perjalanan muncul. Tengok kanan kiri kuburan semua, akhirnya gak bisa muter balik karena jalur cuman setapak, terpaksa harus parkir di kuburan,” terangnya.

Setelah putar balik dari kuburan, Saban langsung tancap gas. Ia menunggu di jalanan setapak. Tidak lama kemudian temannya datang. Ia pun menceritakan kepada temannya itu.

“Setelah tau cerita dari neneknya, ternyata memang bukan pertama kali saja ada kejadian seperti ini,” ujarnya.

3 dari 3 halaman

Hikmah di Balik Peristiwa

Saban mengatakan bahwa kejadian tersebut menyimpan hikmah yang luar biasa bagi dirinya. Dia menganggap kejadian mistis itu sejatinya menjadi pengingat bagi insan manusia.

“Di balik kesalahan titik koordinat sistem aplikasi ataupun ada yang bilang dikaitkannya dengan hal mistis, kejadian ini menjadi pengingat yang amat luar biasa bagi insan manusia. Manusia sifatnya sementara dan akan kembali pulang ke rumah terakhir, akan kembali ke tanah,” tuturnya.

Dari kejadian tersebut ia akhirnya mengetahui bahwa ketika akan melakukan perjalanan lebih baik mencari tahu dari jalur yang akan dilewatinya. Lalu memperhatikan patokan-patokan untuk sampai pada tujuan. 

“Jangan lupa untuk banyak bertanya ketika ragu dalam menentukan jalur perjalanan. Saran saya, lebih baik dalam bepergian tidak sendiri. Ketika menggunakan aplikasi petunjuk jalan akan lebih memudahkan jika ada navigatornya,” tambah dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.