Sukses

Keutamaan 10 Hari Terakhir Bulan Ramadan

Mendekati akhir-akhir Ramadan atau tepatnya pada 10 hari terakhir, banyak umat Islam yang berbondong-bondong ke masjid

Liputan6.com, Denpasar - Mendekati akhir-akhir Ramadan atau tepatnya pada 10 hari terakhir, banyak umat Islam yang berbondong-bondong ke masjid. Mereka melakukan iktikaf agar mendapatkan kemuliaan lailatul qadar, malam yang lebih baik dari seribu bulan.

Semangat beribadah di 10 hari terakhir Ramadan memang sudah dicontohkan oleh Rasulullah SAW semasa hidupnya. Menurut pengasuh Al Bahjah, KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya, Rasulullah SAW meningkatkan ibadahnya di 10 hari terakhir Ramadan.

“Nabi ketika masuk 10 hari terakhir bulan Ramadan menyingsingkan lengan baju, lebih semangat (ibadah), membangunkan keluarganya, menghidupkan malamnya dengan beribadah,” katanya dikutip dari YouTube Al Bahjah TV, Sabtu (23/4/2022).

Di balik semangat Rasulullah dalam beribadah di 10 hari terakhir Ramadan, tentu saja ada keutamaannya. Salah satunya adalah lailatul qadar yang menjadi semangat untuk menghidupkan hari-hari terakhir Ramadan.

“10 hari terakhir itu kan menjelang perpisahan dengan Ramadan, harus kita ikat. Menurut orang akhir zaman, (10 hari terakhir) adalah malam-malam lalai. Pasar sudah ramai, tarawih mulai kendor. Di saat orang mulai kendor, kita ikat kembali,” ujar Buya Yahya.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Jangan Hanya Hidupkan di Tanggal Ganjil

Buya Yahya mengatakan, apa yang dilakukan oleh umat Islam pada umumnya seperti iktifkaf hingga khataman Al-Qur’an di 10 hari tearkhir Ramadan sudah tepat.

Namun, jika ingin menghidupkan 10 hari terakhir Ramadan jangan hanya di tanggal-tanggal ganjil, melainkan hidupkan semuanya baik tanggal ganjil maupun genap.

“Kita kan mendengar lailatul qadar itu disembunyikan oleh Allah. Itu justru kasih sayang Allah. Maka karena itu disembunyikan, ya kita anggap ada semuanya. Tanggal 20 ada, 21 mungkin. Jadi mari kita menduga setiap malam lailatul qadar datang,” imbuhnya.

Jika umat Islam merindukan lailatul qadar, ia akan menghidupkan setiap malamnya untuk menyambut malam lebih baik dari seribu bulan itu. “Kita menjadi orang yang banyak berbuat baik di bulan Ramadan,” katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.