Sukses

Hotel Toewawa dan Sejarah Perjuangan Rakyat Gorontalo Usir Penjajah

Setelah 19 tahun Kabupaten Bone Bolango (Bonebol) berdiri, akhirnya bisa memiliki Hotel. Namun hotel yang kini dimiliki saat ini bukan seperti hotel pada umumnya.

Liputan6.com, Gorontalo - Setelah 19 tahun Kabupaten Bone Bolango (Bonebol) berdiri, akhirnya bisa memiliki hotel. Namun hotel yang kini dimiliki saat ini bukan seperti hotel pada umumnya.

Namanya Hotel Toewawa, hotel yang terletak di jantung Kota Bonebol ini memiliki karakteristik lokal dan sejarah perjuangan Provinsi Gorontalo.

Hotel dengan nuansa rumah adat Gorontalo disebut-sebut menjawab kebutuhan pelestarian artefak budaya dan pertunjukan atraksi wisata di Gorontalo.  Hotel ini unik, mengingat fasilitas yang dibangun Pemkab Bone Bolango itu kental dengan budaya Gorontalo.

Furniture yang digunakan juga demikian, bernuansa kayu dan klasik. Hotel Toewawa, didesain dua lantai. Lantai pertama adalah ruang pertemuan, dan lantai kedua terdapat sembilan kamar.

Bupati Bone Bolango Hamim Pou, mengatakan pembangunan Hotel Toewawa merupakan upaya pemerintah daerah dalam rangka memenuhi kebutuhan tempat tinggal. Khususnya bagi pendatang atau tamu-tamu yang berkunjung ke Bone Bolango.

"Selama ini selalu menjadi masalah, karena ketiadaan fasilitas hotel di daerah ini," Kata Hamim.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

Simak Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tempat Bersejarah

Tidak hanya bergaya klasik lokal, hotel Toewawa didesain bak rumah adat Gorontalo. Belum lagi hotel ini dibangun di lokasi yang memiliki nilai historis sejarah.

Bupati bercerita, makna di balik hotel Toewawa yang diresmikanya ini berfungsi sekaligus sebagai rumah adat. Sebab, di titik lokasi pembangunan hotel ini adalah salah satu yang tempat di mana pahlawan nasional Nani Wartabone berdiskusi dengan para tokoh Gorontalo.

"Di Bawah pohon besar bernama saumanila itulah bapak almarhum Nani Wartabone berdiskusi," tuturnya.

"Diskusi mereka bagaimana mengusir penjajah jepang dari tanah Gorontalo," tuturnya.

Tidak hanya itu, di pohon itulah lahirlah banyak sejarah peradaban Gorontalo. Bahkan, bangunan hotel ini dulunya adalah gedung gotong royong yang menjadi pusat kegiatan di Kecamatan Suwawa dahulu kala itu.

"Tidak hanya gedung gotong-royong, gedung ini juga pernah menjadi kantor Bupati Pertama Bonebol," ungkapnya.

Hadirnya hotel ini menawarkan memoriam masa kecil dan masa dulu Provinsi Gorontalo. Branding hotel ini harus bernuansa seni budaya yang khas Gorontalo termasuk makanan dan atraksi seninya.

"Mungkin tiap minggu bisa ditampilkan buruda, turunani, gambusi, yang merupakan kesenian khas Gorontalo,"ia menandaskan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.