Sukses

Hasilkan Ratusan Ton Jahe per Bulan, Desa di Kutai Kartanegara Ini Kini Kembangkan Kopi

Desa Jonggon Jaya, Kecamatan Loa Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara kini mulai mengembangkan tanaman kopi sebagai tumpang sari kebun jahe mereka.

Liputan6.com, Kutai Kartanegara - Di tengah merebaknya coffe shop di beberapa kawasan Kalimantan Timur, membuat bahan baku kopi sangat diminati. Melihat peluang itu, salah satu penghasil kopi di Kaltim yakni Kutai Kartanegara  tepatnya Desa Jonggon Jaya, Kecamatan Loa Kulu mempersiapkan diri untuk menguasai komoditi  tersebut.

Walaupun eksistensi kopi di desa itu sempat pudar akibat permintaan dan harga pasar menurun, akhirnya warga setempat kembali semangat, menekuni tanaman kopi tersebut. Karena sejak tahun 2018 lalu, permintaan bahan baku kopi kembali meningkat dan harga pasar juga terbilang stabil.

Tentu, hasil perkebunan itu diharapkan akan menjadi ciri khas dari Desa Jonggon Jaya. Pemerintah setempat pun sudah membuat berbagai macam strategi untuk melakukan revitalisasi kebun kopi disana.

Ada tiga hal yang menjadi  konsen isu strategis Dinas Perkebunan Kabupaten Kutai Kartanegara yang akan dilakukan. Seperti, peningkatan produktivitas komoditas unggulan perkebunan.

Optimalisasi pemanfaatan lahan perkebunan juga akan digalakkan. Kemudian, penguatan kelembagaan, kemitraan dan peningkatan mutu dan nilai tambah produk perkebunan.

Jika perkebunan tersebut dikelola baik masyarakat setempat dan pemerintah mendukung secara totalitas maka akan membuka lapangan kerja dan menjadi ladang penghasilan bagi warga sekitar. Sehingga, masyarakat bisa mandiri dan bertahan hidup dengan jeri upaya yang mereka lakukan.

Diakui Kepala Dinas Perkebunan Kutai kartanegara, M Taufik, daerah tempatnya bekerja memang belum memilki sumber bibit kopi asli dari Kutai Kartanegara. Sejauh ini, pihaknya masih mangandalkan bibit dari luar, seperti  dari daerah Bengkulu, Lampung ataupun Jember.

Tapi, hal itu bukan menjadi penghalang bagi Desa Jonggon Jaya untuk melakukan revitalisasi perkebunan kopinya. Pihaknya akan melakukan kerjasama dengan supplier bibit kopi dari luar, tidak menutup kemungkinan akan muncul jenis kopi baru yang lahir dari tanah subur perkebunan kopi di Jonggon Jaya itu.

"Nanti akan ada 3 jenis kopi, di antaranya Liberika, Kopi Lampung, Robusta dari Jember dan akan ada jenis kopi baru yang akan dihasilkan dari Kukar," ujar Taufiq kepada Liputan6com, Sabtu (27/11/2021).

Simak juga video pilihan berikut

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Jonggon Jaya Sebagai Desa Penyegar

Dinas Perkebunan Kutai Kartanegara menggadang-gadang Desa Jonggon Jaya akan menjadi salah satu Desa Penyegar. Pasalnya, desa tersebut  sudah menanam beberapa jenis tanaman penyegar, seperti kopi dan jahe.

Dua tanaman tersebut sudah terkenal dan tumbuh dengan baik di Desa Jonggon Jaya. Selain dua tanaman itu, Desa Jonggon Jaya juga akan mengembangkan tanaman jenis lain, tentunya yang memiliki nilai jual.

Kepala Dinas Perkebunan Kutai Kartanegara, M Taufik menilai lokasi perkebunan di Desa Jonggon Jaya bisa menggunakan metode tumpang sari dengan tanaman lain. Tidak hanya kopi dan jahe, misal kopi dan karet juga bisa dilakukan.

"Itu menjadi harapan pemerintah, makanya pak bupati mengarahkan saya untuk mengembangkan itu di Desa Jonggon Jaya," ucapnya.

Taufik berharap hasil perkebunan di Jonggon Jaya bisa menaikan perekonomian warga sekitar. Oleh karena itu tahun 2022 pihaknya akan melakukan pengembangan bibit kopi.

Salah satu caranya, tentu masih mengharapkan bantuan dari sumber bibit luar, karena dalam jangka pendek ini, Jonggon Jaya belum memilki sumber bibit asli dari Kutai Kartanegara.

“Kita akan jajaki juga itu, ketika Kukar nanti mengembangkan kopi yang alternatif, maka perlu ada pengembangan bibit,” ungkapnya.

3 dari 5 halaman

Memperkenalkan Kopi asal Desa Jonggon Jaya

Kabupaten Kutai Kartenegara melalui Dinas Perkebunan berkomitmen akan memperkenalkan kopi asal Jonggon Jaya ke luar daerah. Branding produk itu wajib dilakukan sebagai salah satu upaya untuk megenalkan produk kepada khalayak, tidak hanya produknya, nama Desa Jonggon Jaya sebagai peghasil kopi juga akan dikenal masyarakat luas.

Dikatakan M Taufik selaku perwakilan pemerintah yang bergerak dibidang perkebunan, akan melakukan kolaborasi dengan bidang terkait, yakni dinas pertanian. Selama ini pun, pangsa pasar kopi asal desa itu sudah merebak hingga ibu kota Provinsi Kalimantan Timur, yakni Samarinda.

“Karena banyak kafe-kafe kekinian di Samarinda yang menu utamanya dari bahan baku kopi,” tuturnya.

Taufik menyakini, perkebunan kopi di daerah itu akan terkenal seiring berjalannya waktu. Semua butuh proses dan harus ditekuni dengan baik, masyarakat dan pemerintah juga harus memilki visi dan misi yang selaras untuk mewujudkan perkebunan kopi yang lebih produktif.

Pemerintah setempat juga sudah merencanakan pembangunan pabrik untuk mengoptimalisasikan produksi kopi agar lebih modern, itu dinilai lebih produktif jika dibanding dengan cara manual. Upaya itu dilakukan, sebab kopi asal Jonggon Jaya itu sudah masuk sebagai komoditi unggulan lokal, sehingga perkembangannya menjadi salah satu prioritas dalam pembahasan di pemerintah daerah.

Selain rencana pembangunan fasilitas produksi, pemerintah dan pihak terkait lainnya akan memberikan edukasi kepada masyarkat untuk mengemas hasil perkebunan dengan cara yang lebih menarik, agar mendapat simpatik dari calon konsumen. Dalam ilmu pemasaran produk, kemasan menjadi salah satu indikator yang paling penting untuk memikat konsumen, kemasan yang bagus tentu akan mendapat perhatian lebih.

Diketahui, pada anggaran 2021 ini, Dinas Perkebunan melalui kegiatan pengembangan tanaman kopi memberikan bantuan berupa benih kopi siap tanam dan sarana produksi kepada Kelompok Tani Gunung Batu Desa Jonggon Jaya Kecamatan Loa Kulu. Jumlahnya sebanyak 2.550 benih, 195 kg pupuk, 18 liter Herbisida dan 3 unit alat penyemprot tanaman.

“Itu sebagai pemantik agar warga juga semangat mengembangkan perkebunan kopi, karena hasilnya juga akan kembali ke daerah dan masyarakat itu sendiri,” terangnya.

4 dari 5 halaman

Tidak Hanya Kopi, Jonggon Jaya adalah Penyuplai Jahe

Tidak hanya sebagai penghasil kopi, Jonggon Jaya juga eksis dengan perkebunan Jahe. Bahkan sebelum perkebunan kopi berjaya di Jonggon, masyarakatnya lebih dulu bertani tanaman jahe.

Produksi jahe yang dihasilkan cukup banyak, jumlahnya bisa capai 15 ton perhari. Artinya, setiap bulan jahe yang dipanen bisa mencapai ratusan ton.

Diketahui, Hasil dari perkebunan jahe itu kemudian dijual sebagai penambah pendapatan masyarakat setempat.Tidak hanya warga lokal saja yang merasakan khasiat jahe asal Jonggon Jaya itu, tapi hampir semua wilayah di Kalimantan Timur mendapat distribusi jahe dari Jonggon Jaya ini.

Bahkan hasil perkebunan jahe itu sudah dinikmati hingga wilayah Kalimantan Utara. Itu adalah suatu pencapaian yang patut dibanggakan oleh pemerintah Kutai Kartanegara ataupun masyarakat Jonggon Jaya.

Sebab, kolaborasi tanaman jahe dan kopi, tentu akan menghasilkan produk-produk unggulan di Jonggon Jaya. Pemerintah Kutai Kartanegara pun berencana membangun pabrik hilirisasi produk jahe dan kopi dalam waktu dekat ini.

"Pengembangan kopi dan jahe tentu akan sangat menarik jika dilakukan hilirisasi produk keduanya," kata Taufik.

5 dari 5 halaman

Komitmen Pemerintah Kutai Kartanegara untuk Perkebunan Rakyat

Walaupun sempat ada keraguan, tanaman itu tidak akan tumbuh, kini salah satu desa di Kutai Kartanegara itu sudah memberikan bukti, bahwa tanah mereka pun bisa menghasilkan kopi. Seperti,Desa Jonggon jaya mempunyai masa depan yang baik sebagai penghasil kopi di tanah Kalimantan.

Oleh karena itu, untuk mengembangkan hasil perkebunan itu, pemerintah daerah berkomitmen melakukan upaya yang terbaik untuk  kemajuan perkebunan kopi tersebut. Salah satunya adalah melakukan revitalisasi perkebunan kopi.

Harapannya, Desa Jonggon Jaya bisa menjadi salah satu produsen kopi di tanah Borneo. Jika harapan itu tercapai, maka mobilisasi masyarakat akan lebih produktif, tidak hanya itu, pundi-pundi rupiah akan dihasilkan lebih banyak.

"Itu bisa menjadi pendapatan utama bagi masyarakat setempat, makanya pak Bupati memberikan arahan untuk mengelola Desa Jonggon ini," pungkasnya.

Diketahui luas perkebunan kopi di Kutai Kartanegara pada tahun 2020 sudah mencapai 5,27 hektar dengan produksi 5,27 ton berupa biji kering. Sedangkan kebun kopi yang berproduksi di desa Jonggon Jaya ini baru sekitar 3 hektar untuk jenis robusta dan total produksinya baru sekitar 1 ton per hektar.

Selain menyuplai kopi ke luar daerah, pemerintah juga akan memanfaatkan perkebunan tersebut sebagai agrowisata. Setidaknya, itu sebagai salah satu cara memperkenalkan perkebunan kopi kepada masyarakat luas, khususnya para wisatawan lokal maupun asing.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.