Sukses

BMKG Imbau Warga Jabar Waspadai Cuaca Ekstrem, dari Hujan Es hingga Puting Beliung

Menurut Kepala Stasiun Geofisika BMKG Bandung, potensi cuaca ekstrem berupa hujan lebat atau bisa juga berupa hujan es disertai petir atau kilat. Ditambah lagi dengan angin kencang atau dapat berupa kejadian angin puting beliung.

Liputan6.com, Bandung - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG Stasiun Geofisika Bandung menyebutkan wilayah Jawa Barat belum memasuki musim kemarau, sehingga di Jawa Barat wilayah Tengah dan Tenggara masih berpeluang terjadinya hujan ringan hingga lebat.

Menurut Kepala Stasiun Geofisika BMKG Bandung Teguh Rahayu, hal tersebut masih berpotensi terjadi hingga awal Juni 2021. Teguh mengatakan berdasarkan pantauan satelit dan data model yang dimiliki BMKG, beberapa wilayah di Jawa Barat dan Cekungan Bandung masih memiliki tingkat kelembaban Relatif (RH) yang tinggi di kisaran 70 - 95 persen.

"Juga memiliki instabilitas atmosfer lokal yang signifikan yang dapat menyebabkan terjadinya hujan sedang-lebat dan angin kencang," ujar Teguh dalam keterangan tertulis BMKG, Bandung, Jumat, 16 April 2021.

Teguh menambahkan patut diwaspadai secara umum dari potensi cuaca ekstrem di beberapa wilayah Jawa Barat dan Cekungan Bandung, dampak tambahan dari hujan ringan-lebat tersebut yaitu potensi terjadinya banjir dan longsor.

Contohnya di beberapa wilayah Jawa Barat yang memiliki kontur berbukit seperti Garut, Sumedang, Sukabumi Utara, dan Bogor masih berpeluang terjadi longsor walaupun tidak signifikan.

"Untuk menghadapi potensi bencana ini masyarakat diharap selalu waspada terhadap perubahan cuaca yang signifikan, seperti perubahan drastis dari panas ke mendung. Selain itu, untuk selalu berhati-hati ketika sedang bepergian di jalan raya," kata Teguh.

 

Simak video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dari Hujan Es hingga Puting Beliung

Teguh menjelaskan potensi cuaca ekstrem selama periode transisi atau pancaroba di wilayah Jawa Barat secara umum mulai beragam.

Hal ini disebabkan beberapa wilayah di Jawa Barat terutama wilayah Utara sudah mulai memasuki musim kemarau seperti Bekasi, Karawang, Subang, Indramayu, Cirebon wilayah Tengah dan Utara.

"Selain itu beberapa wilayah Bogor, Purwakarta dan Kuningan juga sudah memasuki musim kemarau," ungkap Teguh.

Adanya hal itu, Teguh menegaskan potensi terjadinya cuaca ekstrem di wilayah Jawa Barat juga akan berbeda-beda.

Khusus untuk wilayah cekungan Bandung potensi cuaca ekstrem berupa hujan lebat atau bisa juga berupa hujan es disertai petir atau kilat. Ditambah lagi dengan angin kencang atau dapat berupa kejadian angin puting beliung masih berpeluang terjadi hingga akhir bulan ini.

"Untuk wilayah Bandung Raya, salah satu faktor penyebabnya adalah kelembaban yang masih cenderung tinggi yang berpotensi meningkatkan pembentukan awan-awan hujan dan mendorong proses konveksi kuat," sebut Teguh.

Konveksi kuat ini lanjut Teguh, dapat menyebabkan terbentuknya awan Cumulonimbus dengan jenis supercell. Sehingga hal itu memicu terbentuknya hujan es atau hail yang disertai angin kencang.

"Yang terpenting adalah masyarakat untuk selalu mendapatkan informasi valid dari sumber yang terpercaya atau dari pemerintah. Seperti BMKG, BNPB dan BPBD, BASARNAS, TNI serta POLRI terkait update terbaru terkait cuaca, kebencanaan, dan penanggulanganya," imabu Teguh.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.