Sukses

Nestapa Warakawuri Hidupi 4 Anak Sepeninggal Sang Suami yang Tewas Dianiaya

Usai ditinggal almarhum Serda Baso Sadang, keluarganya hidup memprihatinkan di Baubau.

Liputan6.com, Kendari - Kondisi kerabat almarhum Serda Baso Hadang, di Kota Baubau lama tak terdengar. Serda Baso Hadang merupakan, salah seorang anggota TNI Kodim 1413 Buton yang tewas saat menjalankan tugas di wilayah hukumnya.

Kemarin, Selasa (16/2/2021), istri Danrem 143 Halu Oleo, Ny Vera Jannie A Siahaan mengunjungi Nining Kurningsih (48), istri dari Almarhum Serda Baso Hadang. Vera Jannie A Siahaan, mendengar langsung kisah keluarga warakawuri usai ditinggal sang suami.

Nining harus menghidupi anak-anaknya dari tunjangan suami. Dia kini hidup bersama empat orang anak yang terdiri dari 3 orang laki-laki dan 1 orang perempuan.

Anak keduanya, Akmal Tri Jaya, tahun lalu lulus menjadi calon Bintara PK (Prajurit Karir). Sedangkan, anak pertamanya, Bahtiar (29 tahun) hingga saat ini masih memerlukan kebutuhan khusus. Anak perempuan mereka, Tanti Rosdiana (24) bekerja di Jakarta.

Kapenrem 143/ HO Mayor Arm Sumarsono mengatakan, Selasa (16/2/2021), Nining dan kedua anak lelakinya hidup jauh dari kata sedehana dan saat ini tinggal menumpang di perumahan Balai Latihan Kerja (BLK) Pertanian di Baubau.

"Bersama Iksan Basri yang masih kelas XI SMA dan Bahtiar, mereka menumpang di rumah yang ada di BLK. Sebelumnya mereka tinggal di perumahan Koramil," jelas Sumarsono.

Sumarsono melanjutkan ceritanya, perabot dapur dan rumah tangga mereka diletakkan di lantai karena tidak ada lemari maupun meja dalam kamar. Untuk tempat duduk, Nining menggunakan kursi plastik.

Diketahui, agenda lain Vera Jannie A Siahaan, selain mengunjungi istri almarhum, juga menengok sejumlah anggota persit dan para penenun tradisional di wilayah jajaran Kodim 1413/Buton.

Saksikan juga video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Cerita Almarhum Serda Baso Hadang

Baso Hadang meninggal usai mengalami pengaiayaan oleh seorang pria mabuk. Saat itu, pelaku menganiaya Serda Baso di Kelurahan Karing-karing, Kecamatan Bungi, Kamis (14/5/2020) sekitar 23.00 Wita.

Kapenrem Mayor Arm Sumarsono menceritakan, ketika itu Baso Hadang menegur pelaku. Namun, karena dalam pengaruh minuman keras, pelaku tidak terima dan lantas menganiaya korban. Korban tak sempat diselamatkan nyawanya meskipun sudah mendapatkan pertolongan.

"Berkat kesigapan dan kerja sama dari pihak kepolisian, kasus itu dapat diselesaikan, meski akhirnya sang pelaku pun tewas karena akan melarikan diri," kata Sumarsono.

Saat mengunjungi Nining di rumahnya, selaku Ketua Persit KCK di Korem 143/HO, Vera menyampaikan kedatangan mereka dari Kendari ke Buton menyengaja meninjau keluarga Almarhum Baso Hadang.

"Bersyukur sekali bisa ke sini, kami bersama rombongan hadir, tatap muka dengan Ibu sekeluarga," ujar Vera.

Vera melanjutkan, ingin sekali tahu kondisi anak Baso Hadang, Bahtiar, yang diketahui berkebutuhan khusus. Tidak ketinggalan, kedatangannya juga menyampaikan salam Pangdam XIV/Hsn Mayjen TNI Andi Sumangerukka dan Ketua Persit KCK PD XIV/Hsn Ny Arinta Andi Sumangerukka kepada keluarga almarhum.

"Salam hormat dari beliau dan semoga keberhasilan Akmal menjadi calon Bintara bisa menjadi berkah bagi keluarga. Semoga kedepan, Iksan bisa mengikuti jejak Almarhum dan juga kakaknya. Amin," ujar Vera.

Senada dengan disampaikan Vera, istri dari Alm Serda Baso Hadang berharap agar kedua anaknya bisa meneruskan jejak karir sang ayah di TNI AD.

"Terima kasih kepada Ibu Ketua Persit bersama rombongan yang telah berkenan mengunjungi rumah kami. Kami senang dan merasa terhormat. Tidak banyak yang dapat kami sampaikan kepada bapak Pangdam dan Ibu juga hanya terima kasih telah memberikan kesempatan kepada Akmal untuk menjadi Prajurit TNI AD," ujar Nining terbata-bata.

"Semoga ke depan, anak terakhir kami (Ikhsan) bisa mengikuti jejak Bapaknya dan Akmal menjadi prajurit TNI AD," harap Nining.

Terkait dengan Bahtiar, Nining sampaikan bahwa telah lama mereka upayakan untuk memberikan pengobatan maupun terapi. Namun, karena terkendala dana, proses pengobatannya pun berhenti.

"Kondisi Bahtiar hingga sekarang masih belum berubah, dia kadang asyik dengan apa yang dilakukan, kadang kalau diganggu akan marah, jadi kita biarkan, yang penting tidak mengganggu orang lain," terang Nining.

"Dia sangat dekat dengan Almarhum. Saat mau tidur, dia nonton video tentang bapak di handphone," tambahnya sembari menunjukkan video prosesi pemakaman Alm Baso Hadang yang sering ditonton Bahtiar sebelum tidur.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.