Sukses

Lebaran Sunyi Keraton Kasepuhan Cirebon Tanpa Gamelan Sekaten

Gamelan sekaten tersebut biasanya ditabuh setelah sultan dan keluarga keraton selesai salat id.

Liputan6.com, Cirebon - Hari kemenangan atau Lebran tinggal menghitung hari. Namun, di tengah suasana covid-19, sejumlah agenda rutin saat hari Lebaran ditiadakan.

Seperti yang diungkapkan Sultan Keraton Kasepuhan Cirebon PRA Arief Natadiningrat. Arief mengaku pada Lebaran tahun ini Keraton Kasepuhan Cirebon meniadakan tradisi menabuh gamelan sekaten.

Gamelan sekaten tersebut biasanya ditabuh setelah sultan dan keluarga keraton selesai salat id. Sultan bersama keluarga dan kerabat dekat mengunjungi Siti Inggil Keraton Kasepuhan Cirebon untuk menyaksikan syahdunya suara Gamelan Sekaten yang ditabuh satu tahun dua kali itu.

"Tahun ini tidak ditabuh karena adanya wabah covid-19 kami menghargai dan mematuhi aturan pemerintah," kata Sultan Arief, Minggu (17/5/2020).

Gamelan Sekaten Keraton Kasepuhan Cirebon diketahui berusia 600 tahun lamanya. Gamelan ini digunakan oleh Sunan Gunung Jati dalam Syiar Islam.

Biasanya Gamelan Sekaten dibunyikan di alun-alun Keraton Kasepuhan Cirebon. Kehadiran Gamelan Sekaten ini mengundang daya tarik masyarakat saat itu.

"Warga berkerumun dan ketika itu Sunan Gunung Jati meminta masyarakat yang menyaksikan dan menikmati gamelan sekaten agar membayar. Tapi membayar tidak pakai uang melainkan membaca dua kalimat syahadat," ujar Sultan Arief.

Dia menyebutkan, gamelan tersebut dibunyikan satu tahun dua kali yakni pada momen idul fitri dan idul adha.

Arief menuturkan, gamelan sekaten juga merupakan bagian dari media dakwa Sunan Gunung Jati dalam menyebarkan Islam di Cirebon.

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Salat Id

Oleh karena itu, pada prosesnya Keraton Kasepuhan hanya akan melakukan ritual pencucian gamelan sekaten tanpa ditabuh pada saat Idul Fitri.

"Alat musik gamelan banyak, tapi di kami disesuaikan sesuai momen. Kalau momen pertunjukan biasa gamelan sekaten tidak kami keluarkan karena gamelan ini sangat sakral," ujar Arief.

Arief mengaku banyak agenda tradisi Keraton Kasepuhan Cirebon selama ramadan ditiadakan. Namun, untuk salt id, Keraton Kasepuhan memutuskan untuk tetap digelar.

Hanya saja, pelaksanaan Salat Idul Fitri dilakukan di Langgar Agung Keraton Kasepuhan Cirebon. Untuk salat Idul Fitri di Masjid Agung Sang Cipta Rasa ditiadakan.

"Biasanya Salat Id dua kali pertama Langgar Agung kemudian di Masjid Agung Sang Cipta Rasa. Tahun ini hanya di Langgar Agung saja," ujar Sultan Arief.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.