Sukses

Menanti 'Mentari' di Pinggir Jalur Legendaris Kereta Api Garut Beroperasi

Setelah vakum hampir empat dekade, jalur lawas nan legendaris Cibatu-Garut bakal segera aktif akhir tahun ini.

Liputan6.com, Garut - Setelah vakum hampir empat dekade lamanya, masyarakat Garut, Jawa Barat bakal segera menikmati perjalanan kereta api. Total rute sepanjang 19,7 kilometer dalam progres reaktivasi kereta api dari Stasiun Cibatu hingga Garut Kota, bakal segera dinikmati masyarakat.

"Target Desember semuanya selesai," ujar Fathur Ridho, pengawas pembangunan reaktivasi kereta di Stasiun Cibatu, saat ditemui Liputan6.com, Senin (30/9/2019).

Menurut Ridho, progres pengerjaan reaktivasi kereta api Stasiun Cibatu hingga Stasiun Garut berlangsung lancar. Saat ini pengerjaan pemasangan rel dan Stasiun sudah memasuki Stasiun Wanaraja.

"Kemarin telah kami uji coba dengan menggunakan gerbong lokomotif," kata dia.

Hasilnya, seluruh rangkaian rel dan jalur yang dilalui gerbong lokomotif selama percobaan berlangsung, cukup memuaskan dan sudah memungkinkan untuk digunakan secara regular.

"Memang beberapa titik masih harus diperbaiki, tapi secara umum sudah layak," kata dia menegaskan mengenai kondisi rel baru tersebut.

Ridho mengatakan, progres pengerjaan rel dari Stasiun Cibatu hingga Wanaraja terbilang cepat, tercatat dalam kurun waktu lima bulan sejak Juni lalu, jalur rel sudah bisa dilalui. "Sebagian besar hanya kendala teknis saja," kata dia.

Sementara hambatan dari warga untuk pembangunan rel sepanjang 9,5 kilometer tersebut relatif tidak berarti. "Mereka malah senang kereta bakal segera beroperasi," kata dia.

Hal itu ditunjukkan dengan antusiasme warga, saat pertama kali percobaan rel menggunakan gerbong lokomotif yang berlangsung kemarin. "Kemarin banyak sekali warga yang ke sini (Stasiun Wanaraja), termasuk sepanjang rel," ujar dia bangga.

Ayi, salah seorang warga sekitar Stasiun Wanaraja mengaku bangga bisa menyaksikan beroperasinya jalur kereta lawas Stasiun Cibatu-Garut Kota. "Jadi menjadi lebih mudah, selama ini saya harus ke Cibatu dulu jika mau ke Bandung," ujarnya.

Meskipun tempat tinggalnya menjadi salah satu titik pembongkaran lahan reaktivasi, dia mengaku mendukung rencana pemerintah tersebut. "Karena memang sebenarnya itu tanah negara juga," ujarnya sambil tersenyum.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Uji Coba Sukses

Dalam uji coba pertama menggunakan kereta perekam, secara umum kondisi rel dalam reaktivasi kereta api tersebut, memungkinkan untuk dilalui secara regular.

"Kereta itu merekam tingkat kemantapan jalan, jika masih labil atau sudah keras bisa diketahui secara langsung," ujar Kepala Desa Wanakerta Sunarkawan.

Bahkan, dalam uji coba menggunakan gerbong lokomotif, secara umum jalur kereta di wilayah Cibatu, kemudian Jembatan Cikoang, Citameng, hingga Stasiun Wanaraja sudah laik dilalui.

"Dalam waktu dekat akan diuji coba dengan rangkaian gerbong kereta," kata dia.

Ridho menambahkan, secara umum di sepanjang jalur Stasiun Cibatu hingga Garut Kota ada empat stasiun yang dibangun yakni Cibatu, Pasir Jengkol, Wanaraja, dan Stasiun Garut Kota.

"Yang cukup lama memang pengerjaan di bagian jembatan sebab itu tidak bisa diburu-buru," kata dia.

Dengan kondisi cuaca yang cukup mendukung, ia berharap seluruh progres pengerjaan infrastruktur rel dan stasiun selesai tepat waktu. "Target Desember kelar semua, soal jadwal (keberangkatan)-nya nanti pihak PT KAI yang lebih tahu," kata dia.

Yanyan Agus Supianto, salah seorang warga yang ikut nimbrung dalam uji coba kereta lokomotif kemarin, menyatakan secara umum seluruh rangkaian rel dalam kondisi bagus.

"Infonya nanti ada uji coba menggunakan rangkaian gerbong barang (belum gerbong penumpang) untuk memastikan jalan itu bisa dilalui dengan aman," kata dia.

3 dari 4 halaman

Sejarah Jalur Cibatu-Cikajang

Seperti diketahui jalur stasiun Cibatu-Garut Kota-Cikajang sepanjang hampir 47 kilometer, merupakan salah satu jalur kereta lawas di Indonesia warisan meneer Belanda. Konon jalur legendaris yang digunakan untuk mengangkut hasil teh, kina, dan kopi dari Garut itu, hingga kini masih tercatat sebagai salah satu stasiun kereta api tertinggi di Indonesia.

Namun, sejak dekade 1980-an, jalur tersebut akhirnya mati suri seiring mulai masuknya moda transportasi massal mobil. Ratusan kilometer rel tampak tidak terurus hingga akhirnya digunakan sebagai permukinan warga.

Kini, seiring naiknya jumlah penggunakan moda transportasi, pemerintah akhirnya mengaktifkan kembali jalur lawas tersebut. Untuk tahap pertama pembangunan dilakukan mulai Cibatu hingga Garut Kota, sementara tahap kedua pembangunan dimulai dari stasiun Garut Kota hingga Cikajang.

Tempo dulu, Stasiun Cibatu merupakan pusat bengkel lokomotif uap atau depo yang mempekerjakan sekitar 700 orang. Namun, pada 1980-an depo itu ditutup karena lokomotif uap dinilai telah ketinggalan zaman dan merugikan secara ekonomi.

Stasiun Cibatu juga sempat menjadi tempat persimpangan jalur kereta api yang sekarang sudah tidak aktif, yakni menuju Garut yang berakhir di Cikajang daerah dengan letak stasiun kereta api tertinggi di Indonesia, yakni 1.246 mdpl.

4 dari 4 halaman

Dikenal di Eropa

Saat itu, Garut yang sudah dikenal dunia khususnya turis Eropa akan kemolekan alamnya, kerap menjadi titik jemputan deretan taksi dan limosin milik hotel berbintang di Garut, sebut saja Hotel Papandayan, Villa Dolce, Hotel Belvedere, Hotel Van Hengel, Hotel Bagendit, Villa Pautine, dan Hotel Grand Ngamplang.

Beberapa tokoh dunia yang pernah singgah di Stasiun Cibatu yakni Charlie Chaplin dan Pablo Neruda, selain mereka beberapa pesohor dunia yang tercatat ikut menikmati rute itu yakni Georges Clemenceau.

Dia adalah pendiri koran La Justice (1880), L'Aurore (1897), dan L'Homme Libre (1913), sekaligus penulis politik terkemuka. Clemenceau menjadi Perdana Menteri Prancis dalam dua periode, yakni 1906-1909 dan 1917-1920.

Bahkan pada tahun 1946, Presiden Republik Indonesia saat itu, Ir Sukarno, juga sempat berkunjung ke Stasiun Cibatu dalam rangkaian perjalanan menggunakan kereta api luar biasa melalui jalur selatan.

Kini setelah satu abad berlalu, sejarah kembali terulang ketika jalur tersebut dibuka pemerintah. Selain mengurai kemacetan, keberadaan jalur kereta bakal kembali mendongkrak wisata kabupaten Garut yang terkenal sejuk dengan panorama alam yang indah.

 

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.