Sukses

Berbagi Cara Mengolah Sampah Bersama Emak-Emak Watugandu Semarang

Tim KKN II Undip bekerja sama dengan Kompos (Komunitas Pemerhati dan Pengelola Sampah) melaksanakan sosialisasi serta pelatihan pengelolaan sampah di Dusun Watugandu, Kabupaten Semarang.

Liputan6.com, Semarang - Sampah merupakan masalah serius di Indonesia. Saat ini Indonesia menempati peringkat kedua sebagai negara penghasil plastik terbanyak di dunia. Hal tersebut menjadikan sampah sebagai masalah darurat yang harus ditangani oleh seluruh masyarakat Indonesia. Dibutuhkan kebijakan serta kesadaran masyarakat untuk menangani permasalahan sampah yang semakin mengkhawatirkan.

Tim KKN II Undip bekerja sama dengan Kompos (Komunitas Pemerhati dan Pengelola Sampah) melaksanakan sosialisasi serta pelatihan pengelolaan sampah pada warga RT.03 RW 02, Dusun Watugandu, Jubelan, Sumowono, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Senin (05/08/19).

Bella Putri sebagai salah satu anggota Tim KKN II Undip Desa Jubelan menuturkan bahwa sosialisasi dan pelatihan pengelolaan sampah dilaksanakan sebagai salah satu usaha untuk mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya kelola sampah secara bijaksana sehingga lingkungan dapat bersih serta sehat.

Kegiatan kelola sampah diikuti oleh puluhan ibu-ibu warga RT 03 RW 02 Dusun Watugandu, Desa Jubelan. Saat ini masyarakat pada RT 03 RW 02 Dusun Watugandu telah melakukan pemilahan sampah antara sampah organik, anorganik, dan sampah kaca. Akan tetapi, kegiatan pemilahan masih belum dilanjutkan dengan pemanfaatan sampah.

Oleh karena itu, Tim KKN II Undip Desa Jubelan melaksanakan sosialisasi dan pelatihan pengelolaan sampah agar masyarakat Dusun Watugandu dapat mengolah serta membuat produk bernilai yang berasal dari sampah.

Maria Septriana Wulandari selaku pembicara dari Kompos menuturkan sampah-sampah bisa dimanfaatkan menjadi beragam produk apabila kita konsisten dalam mengolahnya. Sampah-sampah daun serta organik lainnya dapat ditimbun untuk dijadikan sebagai pupuk.

“Sedangkan sampah-sampah plastik ini, bisa diolah kembali menjadi produk tas, dompet, hiasan, atau dikumpulkan menjadi ecobrick,” katanya dalam keterangan tertulis.

Pada pelatihan pengelolaan sampah, ibu-ibu peserta dibagi menjadi beberapa kelompok untuk melakukan praktik pembuatan bunga yang berasal dari sampah botol plastik. Ibu-ibu diajarkan secara langsung dengan menggunakan bahan dan alat sederhana seperti kain flanel, botol plastik bekas, ranting, lem tembak, cat, gunting, cutter, paku, serta lilin untuk membuat bunga.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Cara Daur Ulang Sampah Plastik

Selain itu, dilaksanakan juga pelatihan pembuatan produk daur ulang sampah plastik kemasan. Sampah kemasan dikumpulkan dan dipilah sesuai dengan jenisnya. Kemudian sampah akan dicuci. Sebelum memulai pencucian, terlebih dahulu sisi atas dan bawah sampah kemasan digunting untuk memudahkan dalam membersihkan sisa-sisa isi produk dalam kemasan.

Kemudian pembersihan sampah kemasan ini melibatkan dua tahap, pertama-tama sampah direndam dalam air yang telah dicampur dengan sabun pembersih. Setelah didiamkan selama beberapa saat, sampah kemasan dicuci satu-persatu dengan dengan rendaman air sabun tersebut.

Selesai mencuci satu persatu kemasan, buang air rendaman dan ganti dengan air yang baru. Rendam kembali sampah kemasan dengan air baru selama beberapa saat. Selesai dengan proses pembersihan, jemur sampah kemasan dengan memasukkan tali dalam kedua sisi sampah kemasan yang sudah terlebih dahulu di gunting. Proses penjemuran dilakukan hingga sampah kemasan kering dan siap digunakan.

Sampah-sampah tersebut dapat dijahit menjadi satu pola sesuai dengan keinginan, dengan tambahan lapisan kain furing, resleting, serta tali untuk membentuk produk tas laptop, dompet, pouch, maupun produk lainnya.

Ibu-ibu peserta terlihat antusias selama mengikuti pelatihan. Kepala RT 03 RW 02 Dusun Watugandu, juga menyambut dengan baik kegiatan ini. “Kegiatan ini cukup bagus untuk warga. Selama ini kita memang sudah melaksanakan pemilahan sampah namun belum ada kelanjutannya.”

Kegiatan sosialisasi dan pelatihan pengelolaan sampah berakhir dengan pembagian doorprize dan foto bersama. Kegiatan ini diharapkan dapat diaplikasikan oleh warga dan menjadi awal mula pengelolaan sampah yang lebih baik di Watugandu.

Sri Nastiti Andayani (Peserta KKN Undip / Citizen Journalist)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini