Sukses

Balita Tanpa Anus di Halmahera Dievakuasi dengan Helikopter

Harusnya tubuh Arif sedang melakukan pemulihan, pasca operasi. Namun, luka bekas operasinya terbuka, saat sedang mengungsi pasca gempa yang mengguncang daerah itu.

Liputan6.com, Halmahera - Tubuh M. Arif Ardian, balita laki-laki itu lemah, matanya sayu. Balita berumur 1,4 tahun  harus dievakuasi dengan helikopter ke RSU Labuha, Halmahera Selatan, karena mengidap penyakit prolapsus usus.

Putra pasangan Adrian Samsudin (22) dan Nur Helmi (19), warga Papaceda, Gane Barat, terlahir tanpa anus, hingga akhirnya dokter melakukan operasi pembuatan anus. Harusnya tubuh Arif sedang melakukan pemulihan, pasca operasi. Namun, luka bekas operasinya terbuka, saat sedang mengungsi pasca gempa yang mengguncang daerah itu.

Sementara, karena minimnya fasilitas kesehatan di lokasi pengungsian, membuat luka bekas operasi milik balita  Arif dibiarkan kian membesar hingga usus balita keluar dari sayatan luka bekas operasi.

Dansatgas Gulben, Kolonel Inf Endro Satoto menyampaikan setiap hari tim medis Satgas melakukan monitoring ke wilayah terpencil dengan menggunakan helikopter, menyisir pasien korban gempa.

"Kami menerima laporan ada pasien balita yang membutuhkan pertolongan dan saya segera memerintahkan untuk mengevakuasi ke Saketa dan kita terbangkan ke RSUD Labuha," ujar Endroto, Selasa (23/7/2019).

Endro menyebutkan setibanya di RSUD Labuha, beberapa saat setelahnya langsung diterbangkan ke helikopter MI 8 dari Bandara Oesman Sadik Labuha menuju Ternate.

Direktur RSU Labuha Aisia Hasjim menyebutkan sejak lahir balita tersebut tidak punya anus,  sehingga dibuat anus buatan. “Karena kotoran tidak lancar, sehingga usus besarnya keluar,” kata Aisia, kepada Liputan6.com, di RSU Labuha.

Balita Arif, kini telah dirujuk ke RSPAD Jakarta untuk pengobatan lanjutan. Bocah ini telah diberangkatkan dari Bacan dengan mengunakan Helikopter MI 8 menuju Ternate, untuk dibawa ke Jakarta.

"Dalam penanganan terhadap bocah tanpa anus, seluruh biaya ditanggung oleh pemerintah pusat melalui BNBP," tambah Aisia.

Simak video pilihan berikut

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.