Sukses

Mesin Sangrai Kopi Asal Bandung Tembus Mancanegara

Tren kedai kopi yang semakin meluas ini tentu menjadi ladang bisnis bagi orang-orang yang jeli melihat peluang.

Liputan6.com, Bandung Minum kopi kini telah bertransformasi menjadi sebuah tren dan gaya hidup. Tren penikmat kopi yang semakin meluas ini tentu saja menjadi ladang bisnis bagi sebagian orang yang jeli melihat peluang.

Salah satu yang memanfaatkan momen ini adalah Stanley Wangsanegara dengan merek dagang Suji Premium Handcrafted, asal Bandung, Jawa Barat.

Stanley yang semula berfokus pada peralatan seduh kopi, mulai dari dropper, server, container, drinkware, hingga tea set. Kini ia mulai melirik kebutuhan mesin sangrai kopi.

Suji Premium Handcrafted merupakan merek produk dari perusahaan swasta Pudak Scientific, yang bergerak di bidang produksi alat peraga pendidikan untuk tingkat TK hingga Universitas.

Jika umumnya perusahaan berinovasi dengan menghasilkan beragam produk yang masih selaras dengan bisnis intinya, perusahaan yang sudah berpengalaman selama 41 tahun dalam produksi berbahan kaca borosilikat itu justru berinovasi jauh dari bisnis intinya.

"Pudak Scientific berdiri pada tahun 1978. Awalnya berlokasi di Jalan Pudak, mulai dari garasi kecil dengan dua mesin bubut bekas dan beberapa perajin kayu yang terus berkembang hingga saat ini," kata Stanley saat ditemui Liputan6.com di Gedung Pudak Scientific, kawasan Gedebage, Kota Bandung, Jumat (6/7/2019).

Stanley mengatakan, Pudak yang juga berinovasi dengan memproduksi peralatan pesawat terbang, sejak 2014 lalu sudah membuat peralatan kopi.

"Awalnya kita bikin alat seperti dripper itu. Kita bikin dua, tahunya harganya cocok, bikin tujuh juga laku. Jumlahnya sampai sekarang ini sudah ribuan," kata Direktur Pudak Scientific itu.

Melihat peluang di bisnis kopi yang mulai meningkat, Stanley lalu mencemplungkan diri ke pembuatan mesin sangrai kopi. Pada 2018 lalu, ia berkolaborasi dengan William Edison memproduksi alat sangrai kopi.

Hasil kerjasama itu melahirkan sebuah mesin sangrai kopi bernama WE X Suji Mini Roaster 100. Alat tersebut bisa menyangrai kopi dengan kapasitas 100 gram. Tentunya ini adalah sebuah mesin yang tergolong jarang ditemui karena kapasitasnya yang terbilang minimalis dan cocok digunakan untuk konsumsi rumah tangga.

"Pak William melihat ada kesempatan besar untuk mendorong kita bikin mesin sangrai kopi, mengingat kopi sudah jadi tren terutamanya seduh manual. Setelah berdiskusi, kita sepakat bikin yang 100 gram karena bagi millenials mesin ini bisa membantu mereka bereksplorasi," kata Stanley.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pertemuan dengan William Edison

Stanley mengaku ide awal membuat mesin sangrai kopi ada dalam diri William Edison (WE). William, yang memulai kariernya di dunia kopi pada 2005, telah menjual 20 ribu lebih mesin kopi.

Pertemuan antara Suji dan WE dimulai pada sebuah pameran. William bahkan secara langsung meninjau pabrik Suji yang berlokasi di Gedebage. Setelah itu, mereka sering berdiskusi untuk menbuat mesin sangrai kopi.

"Ide dasar memang dari pak William. Karena awalnya berasal dari tren kopi di mana orang-orang sudah mulai meninggalkan gaya minum kopi sachet ke seduh manual," ujarnya.

WE x SUJI Mini Roaster 100 adalah debut pertama mereka di bidang mesin penyangrai kopi. Mesin berdimensi 344 x 313 x 362 mm ini juga menyediakan pegangan di bagian paling atas agar mudah dibawa atau dipindahkan dengan satu tangan saja.

Sumber pemanas api mesin kopi berasal dari bahan bakar gas. Menginhat bentuknya yang mini, tak perlu regulator tekanan tinggi karena dengan gas kaleng saja WE x SUJI sudah bisa dioperasikan.

Sedangkan untuk konsumsi daya listrik berdaya 35 watt. Adapun bagian drum, WE x SUJI menggunakan stainless steel setebal 2 milimiter yang berputar dengan kecepatan tetap sebesar 50 RPM.

Walaupun mesin sangrai kopi ini dibuat untuk hang terbiasa memanggang kopi, orang yang tak punya pengalaman pun tetap bisa melakukannya. Karena dalam paket produk ini terdapat panduan singkat.

"Segmentasinya sudah pasti ditujukan bagi mereka yang suka manual brewing. Walaupun manual, kalau dari sisi penggunaannya praktis lah," katanya.

Edisi pertama dan kedua produk WE dan Suji ini sudah laku sebanyak 200 unit. Bahkan pembeli mesin kopi juga berasal dari luar negeri seperti Swedia, Spanyol, Amerika, Australia, Jepang, Singapura, Thailand dan Korea.

"Jadi kita sudah produksi tahap kedua dan tak lama lagi ada tahap ketiga. Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN)-nya 80% kita pakai bahan lokal," ujarnya.

Untuk harga, satu unit mesin kopi WE X Suji dibanderol Rp15 juta.

 

 

 

3 dari 3 halaman

Desain Budaya Indonesia

Setelah edisi pertama mendapat respons positif penggemar kopi, WE X Suji membuat edisi khusus pada tahap kedua pembuatannya.

"Edisi Barong ini hanya ada 30 unit. Setelah kita umumkan langsung banyak yang pesan," kata Stanley.

Berbeda dari edisi pertama, edisi barong memiliki desain yang unik dengan membawa elemen budaya Indonesia ke dalamnya. Harga mesinnya dipatok Rp18,8 juta.

"Seri kedua dengan desain barong ini, kita ingin mewakili Bali. Untuk yang berikutnya akan kita bikin desain dari berbagai daerah yang memiliki kebudayaan tinggi," kata Stanley.

Rencananya, mereka akan menghadirkan beberapa seri nusantara untuk seru ketiga mesin kopi.

"Nanti kita akan lebih banyak improvisasi, yang apinya lebih konsisten serta ada fitur yang kita sempurnakan," ujar Stanley.

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.