Sukses

Cara Unik Petani Gorontalo Usir Hama Cabai

Mahalnya obat anti-hama pada tanaman cabai membuat petani Gorontalo harus memutar otak.

Liputan6.com, Gorontalo - Mahalnya obat antihama pada tanaman cabai membuat petani Gorontalo harus memutar otak. Apalagi, harga cabai sedang anjlok di pasaran. Untuk menyiasati harga obat antihama yang mahal, sekelompok petani cabai di Kecamatan Suwawa, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, melakukan terobosan baru. 

Mereka memanfaatkan rumput liar, atau yang dikenal dengan nama daun ruku-ruku atau (Ocimum tenuiflorum). Tanaman jenis kemangi ini tumbuh liar di Gorontalo dan dapat ditemui di mana saja. 

Cara pembuatan obat anti hama ini juga sangat sederhana. Semua bagian tanaman, termasuk batang, daun, dan bunga dihaluskan. Setelah halus, taruh di wadah yang besar kemudian diberi air secukupnya. Kemudian diperas hingga air dalam wadah berubah warna menjadi cokelat. Air tersebut sudah bisa disemprotkan pada tanaman yang terkena hama.

Haris Pakaya, seorang petani cabai sekaligus penemu ramuan ini mengatakan, obat ini sangat manjur untuk mengobati tanaman yang rusak karena hama.

"Saya berpikir bagaimana cara menciptakan hal baru untuk membersihkan hama ini tanpa harus mengeluarkan biaya," ujarnya.

Lantas, ia kemudian melakukan penelitian sendiri dan mencari tumbuhan apa yang tidak disenangi hama. Saat itulah dirinya melihat daun kuru-kuru yang tumbuh subur, tanpa ada satu pun daunnya yang dimakan hama.

"Langsung saya ambil itu dan kemudian saya haluskan ditambah sedikit air dan diperas, airnya itu yang dimasukkan ke dalam tangki penyemprotan," ucapnya.

Setelah dilakukan penyemprotan, dalam dua hari seluruh hama langsung hilang. Terbukti, mulai dari belalang, ulat, dan kutu daun berkurang drastis setelah disemprot cairan tersebut. 

"Kandungan zat apa di dalam kemanggi liar itu saya belum tahu," kata Haris

Dengan penemuan tersebut, para petani cabai yang lainya pun beralih menggunakan cara baru ini untuk mengusir hama tumbuhan.

"Alhamdulillah, saya kira ini penemuan bahan organik yang perlu dikembangkan dan butuh perhatian pemerintah, karena hal ini juga bisa menekan pengunaan zat kimia pada tanaman," ucapnya.

 

Simak juga video pillihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.