Sukses

Beras Analog, Solusi untuk Pengidap Diabetes yang Ingin Makan Nasi

Pengidap diabates tidak perlu lagi takut makan nasi dengan beras yang satu ini.

Liputan6.com, Yogyakarta Sekelompok mahasiswa UNY Fakultas MIPA menciptakan beras analog yang aman dimakan untuk pengidap diabetes. Beras analog merupakan tiruan beras yang terbuat dari bahan-bahan seperti umbi-umbian dan serealia yang bentuk maupun komposisi gizinya mirip seperti beras.

Mukti Syarifah, Risha Kurnia Dwi Hartanti, dan Muhamad Arif Nur Rokhman membuat beras analog menggunakan tepung ubi talas yang dikombinasikan dengan wortel untuk menyehatkan mata pengidap diabetes.

Indeks glikemik beras analog dari talas lebih rendah ketimbang nasi putih. Nasi putih mengandung indeks glikemik 89, sedangkan talas 54.

"Penderita diabetes sering kali membatasi konsumsi nasi karena beras dituding sebagai pangan hiperglikemik," ujar Mukti Syariah beberapa waktu lalu.

Jika penderita diabetes mengonsumsi bahan pangan yang memiliki indeks glikemik tinggi, maka kadar gula darahnya cepat meningkat.

Ia memaparkan perkembangan teknologi dapat membantu upaya diversifikasi pangan dengan cara mengolah bahan-bahan sumber karbohidrat menjadi produk yang diterima masyarakat. Karakteristik beras analog ini diharapkan dapat diterima masyarakat karena memiliki bentuk dan rasa yang menyerupai beras.

"Sehingga masyarakat tidak perlu mengubah pola makan karena cara konsumsi beras analog sama seperti beras yang berasal dari padi," tuturnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Cara Membuat Beras Analog

Muhamad Arif Nur Rokhman menerangkan bahan yang dibutuhkan untuk membuat beras analog adalah ubi talas, wortel, air, dan cairan pengikat CMC (carboxymethyl celluloce). Langkah pertama adalah membuat tepung ubi talas.

Pembuatan tepung dimulai dari pengupasan ubi talas yang telah disortir, lalu kemudian dicuci menggunakan air bersih sehingga getahnya hilang. Setelah itu, dipotong setipis mungkin untuk mempercepat pengeringan.

"Potongan ubi dikeringkan menggunakan oven, digiling, dan diayak sampai halus," ucapnya.

Pembuatan beras analog diawali dengan menyiapkan tepung ubi talas dan tepung wortel. Timbang tepung talas, tepung wortel, dan CMC sesuai dengan perbandingan yang telah ditentukan, kemudian dicampur sampai kalis.

Cetak adonan ke dalam mesin pasta, lalu potong dengan ukuran menyerupai beras. Keringkan beras analog di bawah sinar matahari. Kemudian, dimasak dengan menggunakan air yang dicampur beras analog talas.

Berdasarkan hasil uji laboratorium diperoleh kadar glukosa terendah yaitu 0,009653 gram pada perbandingan tepung talas dan tepung wortel 9:1 dengan tambahan CMC sebesar 1 gram. Kadar ini rendah jika dibandingkan dengan kandungan gula dalam 100 gram nasi putih, yakni 0,20.

Menurut Muhamad Arif, zat tambahan berupa wortel turut mempengaruhi kadar karbohidrat yang terkandung pada beras analog.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.