Sukses

Terungkap Misteri Kematian 2 Mahasiswa Asal Papua di Jember

Selain dua mahasiswa asal Papua yang meninggal dunia ini, ternyata satu orang lagi dalam kondisi masih kritis dan tengah mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit.

Liputan6.com, Jember - Dua mahasiswa asal Papua tewas misterius tanpa penyebab yang jelas. Waktu meninggalnya berdekatan. Ketika satu mahasiswa dibawa ke rumah sakit untuk mendapat perawatan, seorang mahasiswa yang tengah mengantar rekannya itu juga harus mendapatkan perawatan.

Setelah dilakukan pemeriksaan para saksi diketahui bahwa penyebab meninggalnya dua mahasiswa asal Papua itu karena mereka berpesta minuman keras (miras), bersama tujuh orang rekannya, satu di antaranya masih pelajar. Pesta miras dilakukan selama tiga hari berturut-turut. Selain dua korban meninggal dunia, ternyata satu orang lagi dalam kondisi masih kritis dan tengah mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit.

"Dari hasil interogasi empat orang saksi, semuanya mahasiswa yang masih rekan korban, mereka minum minuman jenis arak, mulai hari Sabtu, Minggu, dan Senin, tiga hari berturut-turut, bersama tujuh orang," kata Kasat Reskrim polres Jember AKP Yadwavina Jumbo Qontas, Jumat, 30 November 2018.

Dia menjelaskan, polisi masih mengembangkan penyidikan untuk mengorek keterangan lebih dalam terhadap para saksi. Sebab, hingga saat ini, Tempat Kejadian Perkara (TKP) kasus tersebut, belum terungkap. Pasalnya, polisi fokus pada kronologi kejadiannya.

"Kami masih menunggu keempat saksi itu pulih, karena masih dalam perawatan," ujar Jumbo.

Sebelumnya, dua mahasiswa asal Papua meninggal dunia. Keduanya adalah MGG (21) mahasiswa semester 8 di sekolah tinggi swasta di Kabupaten Jember, asal Kaimana Papua dan NN (19), mahasiswa teknik mesin fakultas teknik universitas swasta, asal Timika Papua.

Hujan tangis pecah mengiringi kepergian seorang mahasiswa asal Papua, MGG (21) saat dimasukkan ke mobil ambulans di RSD dr Soebandi Jember, Kelurahan/Kecamatan Patrang, Kabupaten Jember Jawa Timur, sekitar pukul 15.00 WIB, Rabu 28 November 2018.

Sebelum diberangkatkan ke tempat peristirahatan terakhir di Kaimana Papua, para mahasiswa teman korban menyanyikan lagu daerah, teriring air mata. Meski ambulans sudah berangkat, tetapi puluhan mahasiswa asal Papua ini masih bertahan di dekat kamar jenazah RSD Soebandi Jember, karena masih ada satu lagi temannya yang meninggal dunia, yakni NN.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tidak Ada Bekas Luka

"Meninggalnya tidak bersamaan, temannya yang meninggal terlebih dahulu, M, asal Kaimana tadi malam, Selasa 27 November 2018. Tapi saya tidak tahu, karena dihubungi sudah meninggal dunia," kata Linda salah seorang mahasiswi Papua yang tengah menunggu jenazah M di kamar jenazah.

Dia mengaku tidak tahu pasti cerita meninggalnya kedua temannya itu karena baru diberi tahu Selasa malam. Setelah diberi tahu, ia bersama teman-temannya langsung mendatangi RSD dr Soebandi Jember. Saat dibawa ke RSD, mata korban merah, serta muntah-muntah, bercampur darah.

"Kedua korban meninggal dunia ini, sama-sama kos di jalan Karimata, hanya beda tempat kos dan kampus," ujar Linda.

Linda menjelaskan M, mahasiswa jurusan manajemen semester 8, fakultas ekonomi salah satu sekolah tinggi di Jember.

Kasat Reskrim Polres Jember, AKP Yadwavina Jumbo Qontas Menjelaskan korban yang meninggal dunia ada dua orang, dalam waktu berbeda. Sebelum jenazah dibawa ke RSD dr Soebandi Jember, M sempat menjalani perawatan di salah satu rumah sakit swasta di Jember.

Saat jenazah M berada di RSD Soebandi, salah seorang temannya bernama N juga menjenguk di RSD dr Subandi Jember.

Namun, saat menjenguk itu, N mengeluh sakit dan panas pada bagian perutnya. "Bahkan, dia sempat terguling-guling di depan warung, dekat rumah sakit. Bahkan korban langsung dirawat di Unit Gawat Darurat RSD Subandi, namun akhirnya meninggal dunia, Rabu siang tadi," kata Jumbo.

Kasat Reskrim yang baru dua hari bertugas di Polres Jember Polda Jatim ini menjelaskan, dari hasil visum tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban.

"Tidak ada tanda luka atau lebam-lebam di tubuh korban," kata Mantan Kasat Reskrim Polres Malang ini.

 

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.