Sukses

Anaknya Jadi Calon Polisi, Buruh Potong Ayam Tak Kuasa Menahan Air Mata

Kapolda DIY menyatakan dengan sistem seleksi Polri saat ini, semua orang yang memenuhi syarat dan kriteria bisa menjadi polisi.

Yogyakarta - Pasangan suami istri Supono (60) dan Sri Mulyani (52), warga Margokaton, Seyegan, Yogyakarta, seakan tak percaya begitu mendengar nama putra mereka satu-satunya Muhammad Riyaldi Wijaya (20) disebut menjadi calon anggota polisi.

Hasil ini diumumkan dalam sidang terbuka penerimaan Bintara di Gedung Serba Guna Mapolda DIY, akhir pekan lalu. Informasi yang dihimpun KRJogja.com, Riyaldi sebelumnya berprofesi sebagai tukang ojek online. Dia akan menempuh pendidikan kepolisian bersama ratusan peserta lainnya yang berhasil lolos.

Supono sangat bersyukur anaknya bisa lolos masuk menjadi calon anggota polisi. Menurutnya, sejak lulus STM, anaknya sudah lima kali mendaftar masuk ke kepolisian dan TNI. Tahun ini merupakan kesempatan terakhir Wijaya bisa mendaftar ke Polri karena tahun depan usianya tak mencukupi lagi.

"Mudah-mudahan lancar dan bisa menjadi anggota polisi yang mengayomi dan menjalankan tugasnya dengan baik," tutur Supono di sela-sela acara sidang terbuka.

Supono mengaku selama anaknya mengikuti proses seleksi, dia tidak mengeluarkan uang sepeser pun. Apalagi, pendapatannya tidak seberapa sebagai buruh ayam potong dan istrinya hanya pembantu rumah tangga.

"Penghasilan saya saja tidak tentu. Kadang sehari dapat Rp 20.000 hingga Rp 65.000. Sebelumnya anak saya juga jadi tukang ojek online untuk mendapatkan uang," beber Supono.

Dalam sidang terbuka ini sebanyak 120 bintara umum yang terdiri 116 pria dan empat perempuan berhasil lolos. Sementara, bintara khusus yang berhasil lolos sebanyak 25 orang yang terdiri 22 pria dan tiga perempuan.

Kapolda DIY Brigjen Pol Ahmad Dofiri menegaskan, dengan sistem seleksi Polri saat ini, semua orang yang memenuhi syarat dan kriteria bisa menjadi polisi. Menurut Kapolda, dari tahun ke tahun proses seleksi Polri makin baik. Apalagi dengan sistem yang transparan, semua pihak bisa menerima keputusan dengan lapang dada.

"Mereka akan menjalani pendidikan selama 7 bulan di SPN Selopamioro. Semua orang, baik dari kalangan tidak mampu atau mampu punya kesempatan yang sama untuk bisa bergabung dengan Polri," tegas Brigjen Ahmad Dofiri.

Kapolda menambahkan, para anggota polisi yang diterima ini merupakan aset Polri untuk masa depan. "Saya harap mereka bisa menjadi anggota Polri yang berintegritas dan penegak hukum yang adil," tutup Kapolda.

Baca berita menarik lainnya dari KRJogja.com di sini.

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.