Sukses

Dua PTN di Sumsel Jadi Kampus Percobaan Online Learning Indonesia

Kampus Unsri dan Polsri di Sumsel masuk dalam deretan perguruan tinggi percontohan Online Learning.

Liputan6.com, Palembang - Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir menunjuk dua Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Sumatera Selatan (Sumsel), untuk menjadi kampus percobaan metode Online Learning di Indonesia.

Dua kampus negeri tersebut adalah Politeknik Negeri Sriwijaya (Polsri) di Palembang dan Universitas Negeri Sriwijaya (Unsri) di Palembang dan Kabupaten Ogan Ilir Sumsel.

Rektor Unsri Anis Saggaf mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan seluruh kelas menjadi multimedia dan menggunakan teknologi tinggi untuk menunjang Online Learning.

Beberapa fasilitas yang sudah disiapkan seperti Closet Camera Television (CCTV), Glassess Board, Air Conditioner (AC), Television Wall dan lainnya.

PTN di Sumsel ini sudah menganggarkan kebutuhan multimedia menuju Online Learning setiap tahunnya. Namun pihaknya tidak akan memaksa setiap fakultas di Unsri untuk langsung menyediakan fasilitas tersebut secara serentak.

"Ada 173 kelas yang akan kita siapkan untuk fasilitas multimedia, total anggaranya sekitar Rp 17 Miliar," katanya kepada Liputan6.com, Jumat (16/2/2018).

"Sebetulnya jumlahnya sangat kecil untuk pendidikan, fakultas juga sudah menganggarkan untuk persiapan Online Learning,” ujar rektor terbaik di Sumsel ini.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Tahapan Online Learning

Unsri juga akan menggandeng perusahaan untuk menyalurkan Corporate Responsibility Social (CSR) agar lebih cepat merealiasikan Online Learning.

Sistem Online Learning sendiri merupakan sistem belajar mengajar menggunakan akses internet. Para tenaga pengajar dan mahasiswa tidak perlu lagi belajar di ruangan dengan tatap muka rutin.

Program Kemenristekdikti ini bertujuan meningkatkan Angka Partisipan Kasar (APK) mahasiswa di perguruan tinggi.

"Kalau kelasnya menggunakan online learning sepenuhnya bisa saja, asalkan bertanggung jawab dan jujur. Tapi harus ada juga pertemuan di dalam kelas, agar bisa seimbang interaksi dalam proses belajar mengajar," ujarnya.

Sistem Online Learning ini, lanjut Rektor Unsri, memang tidak bisa diterapkan sepenuhnya di perkuliahan. Karena ada beberapa jurusan yang harus bertatap muka, salah satunya praktek laboratorium.

Sejak beberapa tahun lalu, Unsri sudah menerapkan secara bertahap sistem Online Learning.

Seperti publikasi jurnal internasional di website resmi. Bahkan, website jurnal internasional Unsri menduduki posisi empat terbaik berkontribusi di Kemenristekdikti.

 

 

3 dari 4 halaman

APK Pendidikan Indonesia

"Kita memulai E-learning sejak tahun 2010, dikelola oleh dosen dengan anggaran Rp 20 juta," ungkapnya.

Materi perkuliahan juga bisa diberikan ke mahasiswa melalui sistem online. Hampir 60 persen dosen Unsri sudah menerapkan sistem E-Learning.

Saat datang ke Palembang, Menristekdikti Mohamad Nasir mengatakan, mereka sudah menyiapkan regulasi Online Learning. Terutama Peraturan Menteri (Permen) Pendidikan Jarak Jauh.

Permen ini akan diterapkan di pertengahan 2018, yang mendukung infrastruktur Cyber University dan mengatur seluruh perguruan tinggi bisa menjalankan Online Learning.

"Target bisa berjalan dengan meningkatkan APK dari 31 menjadi 40. Penerapanan sistem Online Learning di kampus tidak mesti tahun ini, tapi harus bertahap," katanya.

APK pendidikan Indonesia masih kalah jauh dibandingkan negara di Asia, seperti Malaysia dengan APK 38, Thailand APK 51, bahkan Korea Selatan (Korsel) bisa mencapai APK 92.

Pola Face to Face harus dikurangi dengan terobosan Online Learning. Kendati mendorong proses pendidikan jarak jauh, Menristekdikti masih mengedepankan kualitas pendidikan.

 

4 dari 4 halaman

Rasio Tidak Seimbang

Saat ini kualitas perguruan tinggi di Indonesia masih berada di urutan 500 di tingkat dunia.

Hal ini juga dipengaruhi jumlah dosen di perguruan tinggi tidak seimbang dibandingkan jumlah mahasiswa. Rasionya untuk pendidikan eksak sebanyak 1:30 dan sosial sebesar 1:40.

"Kalau Online Learning berjalan, rasionya 1:100 juga tidak masalah, asalkan sistem ini dikembangkan. Perguruan tinggi harus mengembangkan teknologi yang begitu pesat," ujarnya.

Menristekdikti mengharapkan Kopertis Wilayah II bisa berkembang lebih baik lagi dan merata.

Tidak ada kelas dan batasan antar negara. Perguruan di Sumsel juga sudah bertahap kemajuannya dan berpotensi mampu bersaing di kelas dunia.

Untuk menunjang kualitas pendidikan Indonesia, lanjut Nasir, harus didukung juga oleh infrastruktur lainnya, seperti transportasi.

"Mahasiswa yang ada di Kopertis Wilayah II harus bekerja bersama untuk memajukan mutu pendidikan Indonesia," ucapnya.

Dalam periode Jokowi-Jusuf Kalla, mutu pendidikan di Indonesia sudah meningkat luar biasa. Ranking perguruan tinggi baik negeri dan swasta, sudah banyak yang bagus dari hasil survey Kemenristikdikti.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini