Sukses

Nasib Kelam Ija, Bocah 14 Tahun yang Dijadikan Manusia Kamar

Ija kurang terurus dan jadi manusia kamar. Tak jarang saat kelaparan, Ija harus memakan kotorannya sendiri.

Liputan6.com, Sukabumi - Miris benar apa yang dialami Ija. Bocah berusia 14 tahun asal Sukabumi, Jawa Barat, ini tidak bisa menikmati hidup seperti anak lain seusianya. Ija harus menghabiskan waktu delapan tahun dipasung di kamar sempit.

Ija terpaksa dipasung karena mengalami gangguan perkembangan fisik dan mental sejak usia sekitar enam tahun. Orangtuanya terpaksa memasung Ija di ruangan berukuran 1 x 2 meter persegi lantaran tak ada biaya berobat.

Kondisi Ija yang memprihatinkan itu mendapat perhatian dari sukarelawan Yayasan Aura Welas Asih. Yayasan ini berkonsentrasi pada kegiatan sosial serta menangani orang pengidap gangguan jiwa.

"Ija kami evakuasi beberapa hari lalu," ujar Ketua Yayasan Aura Welas Asih, Deni Solang, ketika dikonfirmasi Liputan6.com melalui aplikasi.

Deni mengatakan, Ija dikurung karena tidak ada yang mengurus. Ibunya, Oon (50 tahun), sehari-hari harus meninggalkan rumah untuk bekerja sebagai tukang pijat.

Saat dikurung, tidak banyak aktivitas yang bisa dilakukan Ija. Untuk makan dan buang hajat pun ia lakukan dalam pasungan. "Orangtuanya sudah cerai, ibunya harus bekerja," kata Deni.

"Anak ini sering ditinggal, sempat kelaparan dan ditemukan sedang memakan kotorannya sendiri," tutur Deni mengisahkan.

Saksikan video pilihan berikut ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Keluarga Miskin, Adik Ija Akan Dititipkan ke Panti Asuhan

Sukarelawan Yayasan Aura Welas Asih sempat membawa Ija ke RSUD Palabuhanratu. Ia mendapat penanganan dokter selama tiga hari. Deni Solang mengatakan, Ija lahir dari keluarga miskin. Oon, sang ibu, tidak punya pilihan lain selain mengurung Ija di dalam kamar.

"Ibunya harus bekerja menjadi tukang pijit," kata Deni.

Lebih lanjut Deni menceritakan, orang tua Ija sudah lama bercerai. Tidak ada sanak saudara yang bisa dimintai tolong mengurusnya.

Ibu Oon benar-benar menjadi tulang punggung keluarga. Selain Ija, ia punya satu orang anak laki-laki yang kini duduk di bangku kelas VI SD.

"Adiknya sehat dan mau dititip ke panti bila sudah lulus sekolah SD," kata Deni.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.