Sukses

Kelompok Bersenjata Sandera Karyawan Freeport dan Rusak Jalan

Meski identitasnya belum diketahui, karyawan Freeport yang disandera kelompok bersenjata itu diyakini sedang bertugas membuat jalan.

Liputan6.com, Jayapura - Kapolda Papua Irjen Pol Boy Rafli mengatakan kelompok kriminal bersenjata (KKB) menyandera karyawan PT Freeport Indonesia dan menggunakan alat berat untuk merusak jalan menuju Banti, Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua.

"Memang betul ada laporan tentang karyawan PT Freeport yang disandera KKB bersama kendaraan berat jenis ekskavator milik perusahaan yang kini digunakan untuk merusak jalan dari Utikini ke Banti," ujarnya di Jayapura, Minggu (12/11/2017), dilansir Antara.

Boy mengatakan, saat merusak jalan, KKB bersenjata api mengawal agar aksi perusakan jalan menggunakan alat berat yang dikemudikan oleh karyawan Freeport yang disandera itu terus dilakukan.

Belum diketahui identitas karyawan yang disandera saat sedang mengerjakan jalan itu. Namun, Kapolda Papua memastikan bahwa kelompok bersenjata itu masih membatasi aktivitas warga sipil di Banti dan Kimberly, Distrik Tembagapura.

"Para sandera (warga sipil) hanya diizinkan berada di sekitar lokasi, yakni di kampung Kimberly dan Banti," kata Boy seraya menambahkan, pihaknya sedang berupaya membebaskan warga sipil dengan mengedepankan tindakan persuasif.

Tokoh masyarakat dan tokoh agama juga dilibatkan untuk bernegosiasi guna membantu proses evakuasi warga. Aksi teror bersenjata dilakukan KKB sejak Oktober lalu di sekitar wilayah operasional PT Freeport di Tembagapura.

Saksikan video pilihan berikut:

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dugaan Penculikan Sebelumnya

Sebelumnya Kapolda Papua Irjen Pol Boy Rafli Amar mengatakan pihaknya mendapat laporan dari masyarakat yang menyebutkan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) telah menculik Martinus Beanal, warga Utikini, Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua, sejak Rabu, 8 November 2017.

"Dari laporan yang diterima dari pihak keluarga bahwa yang bersangkutan, yakni Martinus Beanal, sudah tidak pulang selama dua hari," ujar Boy, dilansir Antara, di Jayapura, Jumat, 10 November 2017.

Namun, polisi masih menyelidiki apakah kasus penculikan yang dimaksud adalah korban penganiayaan berat yang dilakukan KKB atau bukan. Boy mengatakan, pihaknya masih mendalami apakah korban penganiayaan KKB yang beredar di media sosial adalah Martinus Beanal atau bukan.

"Kami masih mendalaminya dan menyesalkan tindakan penganiayaan terhadap warga sipil yang dilakukan KKB," ujar Boy melalui telepon selulernya sembari mengaku masih berada di Tembagapura.

Ia mengatakan, satgas penanggulangan gangguan KKB masih terus berupaya secara persuasif untuk membebaskan ribuan warga yang disandera, baik di sekitar Kimberly-Utikini maupun Banti.

Satgas masih melakukan berbagai cara agar pembebasan warga tidak menimbulkan korban jiwa, khususnya warga sipil. Apalagi, Boy menyebut KKB diperkirakan memiliki 30-an pucuk senjata yang merupakan hasil rampasan dari TNI dan Polri serta mempersenjatai diri dengan senjata tradisional seperti panah.

Seperti diketahui, Kampung Kimberli-Utikini-Banti terletak sekitar 500 meter dari Polsek Tembagapura, dan dapat dijangkau menggunakan kendaraan roda empat.

Aksi teror bersenjata yang dilakukan KKB sejak awal Oktober lalu di kawasan Tembagapura menyebabkan tujuh anggota Brimob terluka, satu di antaranya meninggal serta tiga warga sipil terluka.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.