Sukses

3 Pesan Penting Menteri Agama untuk Pelajar Putri NU

Ajaran Islam di Indonesia bergantung pada pesantren, lembaga pendidikan, dan ormas keagamaan.

Liputan6.com, Yogyakarta - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin memberikan tiga pesan penting kepada Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) saat membuka Konferensi Besar Pelajar Putri Bersinergi Kawal Deradikalisasi di Asrama Haji Yogyakarta, Jumat, 27 Oktober 2017. Ia menitipkan tiga pesan itu supaya bisa menjadi program yang dicermati dan dilaksanakan.

"Saya banyak berharap dengan IPPNU yang akan membawa dan mengendalikan Indonesia di masa mendatang, terlebih ini acara konferensi besar yang akan merumuskan agenda penting ke depan," ujar Lukman.

Pertama, tuturnya, sebagai organisasi pelajar maka IPPNU harus menguasai esensi dan substansi Islam. IPPNU merupakan bagian dari NU, ormas terbesar di dunia, sehingga wajib menguasai ajaran Islam yang moderat.

"Ajaran yang rahmatan lil alamin sebab sekarang mulai muncul orang mengatasnamakan Islam dan mengajarkan hal-hal yang berlebihan," ucapnya.

Lukman menilai, ajaran Islam yang berkembang didunia bergantung pada Islam yang ada di Indonesia. Ajaran Islam di Indonesia bergantung pada pesantren, lembaga pendidikan, dan ormas keagamaan.

Kedua, mereka yang menguasai substansi dan esensi Islam secara memadai akan terhindar dari radikalisasi dan perilaku ekstrem.

"Namanya saja Islam artinya damai, tidak mungkin ada pertumpahan darah," kata Lukman.

Menurutnya, deradikalisasi muncul dengan sendirinya apabila orang memahami Islam dengan baik. Kekuatan pelajar terletak pada intelektualitasnya dan deradikalisasi dilakukan dengan dialog.

Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU). Foto: (Switzy/Liputan6.com)

Ia mengatakan, orang bertindak radikal karena wawasannya yang menjustifikasi tindakan membunuh orang atau bunuh diri bisa masuk surga. 

"Atau ada orang yang memilih tidak hormat bendera Merah Putih, itu bagian dari wawasan yang dimiliki, sehingga hal seperti ini harus didialogkan," tuturnya.

Ketiga, Lukman berpendapat perlu pengembangan program pra nikah. Pasalnya, studi yang dilakukan Kementerian Agama menghasilkan kesimpulan angka perceraian tinggi karena sudah menjadi gaya hidup.

"Kami ingin generasi yang akan datang harus lebih baik. Perlu ada pendidikan pra nikah bagi yang mau memasuki jenjang pernikahan," ucapnya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.