Sukses

Balita Korban Majikan Stres Masih Trauma Lihat Kulkas

Selain mesin cuci, majikan stres penganiaya balita di Yogya itu juga menggunakan tang untuk menyiksa JM.

Liputan6.com, Yogyakarta - Polisi terus menyelidiki kasus penganiayaan balita JM (1,5) oleh majikan ibunya AC. Polisi kembali memeriksa balita itu di RS Bhayangkara Polda DIY.

Kepala Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Polda DIY Kompol Retnowati mengatakan, polisi memeriksa pernapasan korban untuk memastikan kondisi kesehatannya. Berdasarkan keterangan saksi, balita nahas itu pernah dimasukkan ke dalam kulkas oleh tersangka AC.

Selain itu, pihaknya juga akan meminta rekam jejak medis saat JM dilahirkan di RSUP Dr Sardjito Yogyakarta. Rekam medis ini akan dicocokkan dengan hasil cek medis dari RS Bhayangkara.

"Dari keterangan saksi, JM pernah dimasukan ke dalam kulkas dan mesin cuci. JM dalam kulkas itu sekitar 1 jam. Kita juga minta rekam medis apakah ada gangguan pernafasan atau tidak saat dilahirkan, jika terganggu apa penyebabnya," ujar Retnowati, Senin, 28 November 2016.

Saat ini, lanjut dia, berkat pendampingan psikolog, kondisi JM sudah kembali ceria. Psikolog itu terus mendampingi JM. Meski begitu, balita tersebut disebut masih trauma jika melihat kulkas.

"Yang masih takut ketika JM lihat kulkas. Masih trauma kalau lihat kulkas," kata Retnowati.

Terkait penyidikan kasus dugaan kekerasan terhadap JM, ia mengatakan hampir mencukupi, baik dari keterangan saksi maupun barang bukti. Pihaknya telah memeriksa saksi-saksi terkait dugaan tindak kekerasan yang dilakukan oleh AC kepada JM.

Saksi yang dimintai keterangan di antaranya Sartini, ibu JM, DL (12), kakak JM, dan istri tersangka AC, ML. Polisi juga mengamankan beberapa barang bukti, yakni satu unit kulkas, satu unit mesin cuci dan satu buah tang.

"Tang ini digunakan AC untuk melakukan tindak kekerasan terhadap JM. Hingga ada dua gigi bagian depan yang patah. Ada rak besi, tapi belum kita bawa. Karena ukurannya besar," kata Retnowati.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.