Sukses

Ilmuwan Tiongkok Temukan Lapisan Fleksibel untuk Perkuat Baterai Solid-State

Baterai solid-state digadang-gadang sebagai masa depan kendaraan listrik karena mampu menyimpan lebih banyak energi. Namun, proses menuju produksi massal baterai tersebut masih menghadapi tantangan besar.

Diterbitkan 04 November 2025, 11:02 WIB
Share
Copy Link
Batalkan

Liputan6.com, Jakarta - Baterai solid-state digadang-gadang sebagai masa depan kendaraan listrik karena mampu menyimpan lebih banyak energi dan lebih aman dibandingkan baterai cair konvensional. Namun, proses menuju produksi massal baterai tersebut masih menghadapi tantangan besar.

Salah satu kendalanya terletak pada sifat baterai solid-state yang mudah retak dan kehilangan kinerja, terutama saat pengisian cepat atau dalam cuaca beku. Retakan ini biasanya terjadi pada lapisan pelindung Solid Electrolyte Interphase (SEI) yang meski keras, tetapi rapuh di bawah tekanan ekstrem.

Ketika lapisan tersebut retak, ion litium cenderung menumpuk secara tidak merata, sehingga memperpendek umur baterai. Kondisi inilah yang menjadi penghalang dalam pengembangan teknologi baterai solid-state yang lebih baik dan andal.

Dilansir dari laman Carnewschina, tim ilmuwan dari tiga universitas di Tiongkok berhasil menemukan solusi inovatif untuk mengatasi masalah ini. Penelitian berjudul "Antarmuka elektrolit padat yang ulet untuk baterai solid-state" itu telah dipublikasikan di jurnal Nature pada 29 Oktober 2025.

Proyek yang dipimpin oleh Profesor Feiyu Kang dan Yanbing He dari Tsinghua SIGS, bersama Quanhong Yang dari Universitas Tianjin mendapat dukungan dari China’s National Natural Science Foundation, National Key R&D Program, serta Shenzhen’s Science and Technology Innovation Plan.

2 dari 2 halaman

Pelindung Baru Baterai Berbasis Perak yang Fleksibel

Tim dari Universitas Tsinghua dan Tianjin merancang lapisan pelindung baru yang bersifat fleksibel, bukan kaku seperti desain konvensional. 

Dengan menggunakan material berbasis perak, yaitu Agâ‚‚S dan AgF, mereka menciptakan lapisan yang dapat sedikit ditekuk tanpa retak, sekaligus tetap memungkinkan ion litium bergerak lancar.

Hasilnya cukup mengejutkan. Dalam pengujian, baterai dengan lapisan fleksibel ini mampu bertahan lebih dari 4.500 jam atau sekitar 187 hari dalam kondisi penggunaan berat. Bahkan, pada suhu minus 30 derajat Celcius, baterai tetap stabil hingga 7.000 jam atau sekitar 300 hari, tanpa kehilangan performa.

Dari segi desain, menggabungkan material lunak dan kaku dalam struktur berlapis yang membuat tekanan internal dapat terdistribusi dengan baik. Hal ini mencegah keretakan sekaligus menjaga kinerja baterai tetap optimal selama pengisian dan pengosongan daya.

Meski baterai solid-state siap diproduksi massal, penemuan ini membuka peluang besar untuk masa depan teknologi kendaraan listrik khususnya baterai solid-state yang lebih aman, efisien, dan tahan terhadap kondisi ekstrem.

EnamPlus