Sukses

Top3: Produk Rakitan Lokal Selamatkan Suzuki dan Mengadang Renault Triber

Sudah pasti, harga mobil impor lebih mahal dari mobil rakitan lokal. Karena relatif murah orang jadi tertarik dan itu yang menyelamatkan Suzuki di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta Sudah pasti, harga mobil impor lebih mahal dari mobil rakitan lokal. Karena relatif murah orang jadi tertarik dan itu yang menyelamatkan Suzuki di Indonesia. Dan berikut ringkasan berita populer lainnya:

1. Mobil Buatan Indonesia Selamatkan Penjualan Suzuki

Pencapaian penjualan PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) mencatatkan penjualan yang cukup positif pada semester kedua 2019. Pada Agustus, penjualan ritel pabrikan berlambang huruf S ini mencapai 9.114 unit, dengan model yang diproduksi lokal menjadi kontributor utama.

"Kami sangat senang sejak awal semester kedua tahun 2019 ini penjualan Suzuki terus menunjukkan tren positif setiap bulannya. Terima kasih kepada seluruh konsumen setia Suzuki atas kepercayaan yang telah diberikan kepada kualitas mobil-mobil Suzuki, khususnya yang diproduksi di Indonesia," jelas Makmur, 4W Sales Director PT SIS, dalam siaran pers yang diterima Liputan6.com, Selasa (17/9/2019). Selengkapnya baca di sini.

2. Komponen Ini Bakal Rusak Jika Motor Injeksi Sering Kehabisan Bensin

Rata-rata motor keluaran terbaru sudah menganut sistem pengabutan bahan bakar injeksi. Sistem ini diklaim lebih irit bensin ketimbang karburator.

Selain itu, sistem ini juga lebih mudah dalam hal perawatan. Meskipun motor injeksi mudah dirawat, bukan berarti kuda besi tidak cepat rusak. Selengkapnya baca di sini.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

3. Toyota Calya Facelift untuk Mengadang Renault Triber?

Toyota Calya facelift resmi diluncurkan oleh PT Toyota Astra Motor (TAM), Senin (16/09). Banyak faktor yang mendasari kelahiran Toyota Calya facelift ini.

"Beberapa cabang juga sudah kehabisan model lama ya. Pada prinsipnya sih kita melihat semua ya. Selain kompetisi ya kita lihat juga kebutuhan dari pasar," kata Direktur Pemasaran TAM, Anton Jimmi Suwandy. Selengkapnya baca di sini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.