Liputan6.com, Jakarta - Cuaca pagi Jakarta pada hari ini, Sabtu (10/5/2025), diprakirakan seluruh langitnya akan berawan. Kecuali di wilayah Kepulauan Seribu akan cerah berawan. Demikian prediksi cuaca hari ini.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan, cuaca Jakarta pada siang hari seluruhnya diprakirakan hujan ringan. Namun, di Jakarta Barat dan Kepulauan Seribu akan cerah.
Baca Juga
Dan pada malam hari nanti, seluruh wilayah Jakarta diprakirakan akan berawan. Kecuali di wilayah Jakarta Barat akan cerah berawan.
Advertisement
Selain itu, untuk wilayah penyangga Kota Jakarta, yaitu Bekasi, Jawa Barat diprakirakan pagi dan malam akan berawan. Lalu siang harinya langit akan cerah berawan.
Di wilayah Depok dan Kota Bogor, Jawa Barat, pagi dan malam hari akan berawan. Namun, siangnya langit akan turun hujan dengan intensitas ringan.
Kemudian, di wilayah Kota Tangerang, Banten, diprediksi pagi hari akan cerah berawan, lalu siang hujan ringan, dan malam diprakirakan berawan.
Berikut informasi prakiraan cuaca Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) selengkapnya yang dikutip Liputan6.com dari laman resmi BMKG www.bmkg.go.id:
 Kota |  Pagi |  Siang |  Malam |
 Jakarta Barat |  Berawan |  Cerah |  Cerah Berawan |
 Jakarta Pusat |  Berawan |  Hujan Ringan |  Berawan |
 Jakarta Selatan |  Berawan |  Hujan Ringan |  Berawan |
 Jakarta Timur |  Berawan |  Hujan Ringan |  Berawan |
 Jakarta Utara |  Berawan |  Hujan Ringan |  Berawan |
 Kepulauan Seribu |  Cerah Berawan |  Cerah |  Hujan Ringan |
 Bekasi |  Berawan |  Cerah Berawan |  Berawan |
 Depok |  Berawan |  Hujan Ringan |  Berawan |
 Kota Bogor |  Berawan |  Hujan Ringan |  Berawan |
 Tangerang |  Cerah Berawan |  Hujan Ringan |  Berawan |
Cuaca buruk akhir-akhir ini membuat masyarakat harus lebih waspada. Sekalipun berada di rumah sebagai tempat teraman, seperti terekam CCTV berikut. Awalnya 4 warga dan seorang anak tengah duduk di teras rumah, tiba-tiba muncul sambaran petir.
Musim Kemarau tapi Hujan? BMKG Jelaskan Anomali Cuaca Mei 2025
Fenomena alam yang tak biasa terjadi di Indonesia. Di tengah prediksi musim kemarau 2025 yang dimulai April hingga Juni, beberapa wilayah justru diguyur hujan deras di bulan Mei. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pun memberikan penjelasan terkait anomali cuaca ini. Hujan deras yang terjadi di beberapa wilayah di Indonesia di bulan Mei, yang seharusnya sudah memasuki musim kemarau, menimbulkan pertanyaan besar. BMKG memberikan penjelasan ilmiah terkait fenomena ini.
Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramadhani, menjelaskan bahwa bulan Mei masih merupakan masa peralihan musim atau pancaroba. "Bulan Mei ini secara umum masih berada dalam masa peralihan musim dari hujan ke kemarau. Ditandai dengan cuaca panas pada pagi dan siang hari serta potensi hujan di sore atau malam hari," jelas Andri dikutip, Jumat (9/5/2025).
Kejadian hujan deras di tengah musim kemarau ini, menurut BMKG, dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah dinamika atmosfer yang kompleks. Selain itu, keberadaan bibit siklon 92S yang terpantau sejak 2 Mei 2025 juga berperan penting dalam memicu hujan lebat di beberapa daerah, khususnya di Jabodetabek.
Advertisement
Dinamika Atmosfer dan Bibit Siklon 92S
Andri menambahkan, bibit siklon 92S yang bergerak ke arah barat dan barat daya memicu pertemuan massa udara (konvergensi). Pertemuan massa udara ini, ditambah dengan faktor angin, menyebabkan intensitas hujan yang tinggi di beberapa wilayah. "Yang paling dominan adalah keberadaan bibit siklon 92S yang mulai terpantau sejak 2 Mei 2025 pukul 13.00 WIB di sekitar perairan Jawa Tengah," tambah Andri.
Selain itu, faktor angin yang membawa massa udara lembap juga berkontribusi pada tingginya curah hujan. Bahkan, petir juga ikut berperan dalam meningkatkan intensitas hujan di sejumlah pulau di Jawa. Kondisi ini juga berdampak pada peningkatan kecepatan angin dan gelombang laut di Samudera Hindia Selatan Jawa hingga Bali.
BMKG mencatat, pada 4 Mei 2025 pukul 07.00 WIB, bibit siklon 92S sudah tidak terpantau secara aktif. Namun, pola tekanan rendah yang sebelumnya terisolasi dengan sistem tersebut masih terdeteksi. BMKG terus memantau perkembangannya dan menganalisis potensi dampaknya terhadap pola cuaca dalam beberapa hari ke depan.