Sukses

Ganjar soal Kemungkinan Bertemu Gibran: Pintu Saya Tak Pernah Tertutup

Calon presiden nomor urut tiga Ganjar Pranowo menanggapi sikap calon wakil presiden nomor urut dua Gibran Rakabuming Raka yang ingin bertemu seluruh kontestan Pilpres 2024.

Liputan6.com, Jakarta - Calon presiden nomor urut tiga Ganjar Pranowo menanggapi sikap calon wakil presiden nomor urut dua Gibran Rakabuming Raka yang ingin bertemu seluruh kontestan Pilpres 2024. Dia pun mengaku tidak menutup pintu pertemuan dengan semua pihak.

“Baik, saya kira itu bagus juga. Saya kira dengan siapapun kita bisa berkomunikasi baik untuk bangsa ini,” tutur Ganjar usai bertemu Ketua Umum (Ketum) PDIP Megawati Soekarnoputri di Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (16/4/2024).

Ganjar menyatakan, pertemuan anak bangsa dalam rangka membangun negara menuju hal yang semakin positif merupakan suatu keniscayaan. Dirinya pun menegaskan, ada atau tidaknya kontestasi perpolitikan akan tetap terbuka untuk semua pihak.

“Pintu saya tidak pernah tertutup karena saya kemarin tanpa cerita politik ini pun saya buka open house, jadi sudah terbuka,” kata Ganjar.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Ganjar Sambangi Kediaman Megawati

Sebelumnya, calon presiden nomor urut tiga Ganjar Pranowo menyambangi kediaman Ketua Umum (Ketum) PDIP Megawati Soekarnoputri di Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat. Sejumlah hal pun dibahas berdua, mulai dari cerita seputar lebaran hingga urusan sidang Mahkamah Konstitusi (MK).

“Saya datang kebetulan Ibu hari ini ada waktu kosong, pesawat mendarat langsung ke sini, kemarin memang saya sempat ditanya 'Ganjar di mana?', karena hari pertama sampai keempat saya open house, maka saya sampaikan ‘Ibu, saya nanti kesempatan pertama datang’ dan tadi dari bandara langsung,” tutur Ganjar di Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (16/4/2024).

“Ngobrol anu saja, umum, cerita mudik, cerita ketemu masyarakat 'Piye masyarakat di daerah', terus ngobrol yang lain. Cerita tulisan Ibu di Kompas, hari ini Ibu kirim amicus curiae. Itu semua tadi diceritakan di sana dan ada sebuah harapan besar bahwa bagaimana demokrasi mesti kita jaga dengan gayanya Ibu melalui tulisan, melalui apa yang disampaikan di MK hari ini di amicus curiae, pada cerita sampai di situ sih,” sambungnya.

Ganjar menyebut, sikap Megawati Soekarno Putri dan juga para tokoh lain yang mendorong diaelenggarakannya persidangan sengketa Pemilu 2024 di MK merupakan bentuk perhatian terhadap demokrasi bangsa Indonesia.

“Pasti iya, semua ingin memberikan perhatian lebih kepada hakim yang ada di MK, wabil khusus pada MK-nya sendiri. Saya kira ini momentum yang luar biasa buat MK untuk tidak membuat April Mop, tapi memperingati apa yang pernah dilakukan oleh seorang Kartini, habis gelap terbitlah terang, dari kondisi MK yang selama ini menjadi cacian, makian, ya dengan stempel-stempel yang kurang baik dengan putusan MKMK, rasanya inilah momentum untuk mengembalikan marwah MK,” jelas dia.

3 dari 3 halaman

Kewenangan MK

Namun begitu, tentu putusan pengadilan sengketa Pemilu 2024 nantinya menjadi kewenangan MK secara penuh, sehingga tidak bisa ada campur tangan atau intervensi dari pihak manapun.

“Saya secara pribadi, saya kira Ibu juga sama, tidak akan mempengaruhi putusan. Kewenanganya hanya pada yang mulia majelis hakim. Tapi sebagai sahabat pengadilan seperti masyarakat yang lain, ibu menuliskan pikirannya, termasuk opininya waktu di Kompas itu, dan saya kira semua, banyak orang melihat situasi ini saya kira semua mendorong agar putusan ini seadil-adilnya, dengan fakta yang ada, agar demokrasi bisa terjaga,” Ganjar menandaskan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.