Sukses

HEADLINE: PDIP Pastikan Status Keanggotaan Gibran, Resmi Dipecat?

Status Gibran Rakabuming Raka di PDIP mulai terkuak. Ketua Bidang Kehormatan DPP PDI Perjuangan, Komarudin Watubun, memastikan, jika tidak tegak lurus pada partai, maka otomatis putra sulung Presiden Joko Widodo sudah tidak lagi jadi anggota Partai Banteng.

Liputan6.com, Jakarta - Status Gibran Rakabuming Raka di PDIP mulai terkuak. Ketua Bidang Kehormatan DPP PDI Perjuangan, Komarudin Watubun, memastikan, jika tidak tegak lurus pada partai, maka otomatis putra sulung Presiden Joko Widodo sudah tidak lagi jadi anggota Partai Banteng.

“Secara de facto, keanggotaan Gibran di PDI Perjuangan telah berakhir setelah pendaftarannya secara resmi menjadi Cawapres dari KIM. Jadi, teman-teman wartawan santai saja. Tidak perlu heboh. Dalam organisasi partai, keluar, pindah, berhenti dan beralih itu hal yang biasa. Bahwa saat ini Gibran tidak tegak lurus dengan instruksi Partai, maka dia otomatis tidak lagi di PDI Perjuangan. Tapi ingat, keluar satu kader, ada banyak kader-kader partai baru yang potensial bergabung dengan Partai dan TPN Ganjar-Mahfud,” kata Komarudin.

Ditambahkan Komar, tingkat penasaran sikap PDIP tidak hanya dirasakan oleh media, bahkan kader-kader PDI Perjuangan di seluruh tanah air. Pernyataan tegak lurus, hitam putih ini sudah berulang kali ia sampaikan.

“Pada akhirnya, melalui kejadian ini publik akan tahu, mengenal, menilai dan memutuskan tentang sosok, ahlak, karakter, dan prilaku calon pemimpin bangsa Indonesia ke depan. Kalau mau dibandingkan sesama calon wapres, siapa yang meragukan Prof. Mahfud MD dengan latar belakang pendidikan, integritas, pengalaman, dan karakternya. Jadi tenang dan optimistis saja. Terus kerja dan turun ke bawah,” kata anggota DPR RI Dapil Papua ini.

Direktur Eksekutif Aljabar Strategic Arifki Chaniago mengatakan PDIP harus hati-hati menyikapi status Gibran sebagai kader PDIP. Karena, dari berbagai survei, approval rating Presiden Jokowi sangat tinggi, bahkan lebih dari 80%.

"Artinya jika PDIP bermanuver dengan memecat Gibran tentu peluang PDIP untuk mendapat kepercayaan dari pendukung Pak Jokowi menjadi rendah, makanya ini berisiko. Bagi publik yang suka Pak Jokowi lalu mereka akan menolak PDIP karena seperti ada miss komunikasi antara keduanya di pilpres 2024. Jadi dengan memecat Gibran sebagai kader PDIP, bisa membuat empati publik," kata Arifki kepada Liputan6.com, Kamis (26/10/2023).

Arifki mengatakan, sulit mengartikan posisi Gibran sebagai cawapres Prabowo sebagai arah politik dua kaki PDIP. Alasannya, PDIP secara ideologis selalu memiliki pilihan politik yang strategis.

"Makanya kenapa PDIP belum bisa memastikan nasib Gibran adalah karena PDIP sendiri belum yakin posisinya untuk melawan presiden," tambah dia.

Peneliti Senior Populi Center, Usep Saepul Ahyar, mengaku yakin PDIP takkan main dua kaki dalam kasus Gibran. Sebab, Partai Banteng selama ini dikenal tegas dengan kadernya.

"Kalau lihat karakter PDIP yang waktu era SBY bertahan di luar pemerintahannya 10 tahun, mungkin karakter itu sebenarnya teruji ya bahwa dia percaya dengan kekuatannya. Saya tidak melihat PDIP main dua kaki karena sejarah mereka tak seperti itu," kata Usep kepada Liputan6.com, Kamis (26/10/2023).

Usep mengaku yakin, PDIP sedang menunggu momentum yang tepat untuk mengambil keputusan soal Gibran. Sama seperti kasus Budiman Sudjatmiko dulu. Selain itu, faktor Presiden Jokowi juga diperhitungkan partai Banteng.

"Ya tentu PDIP menghitung efek elektoral juga. Karakter PDIP kan biasanya tegas ya soal-soal seperti ini, tapi kalau menurut saya lebih pada menjaga elektoral dan mungkin momentum yang belum ada," tambahnya.

Direktur Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno, mengatakan, di satu sisi PDIP menunggu bagaimana sikap dan langkah politik Gibran ke depan setelah dinyatakan maju bersama Prabowo. Apakah Gibran akan mengundurkan diri ataukah PDIP yang akan memberikan surat pemecatan. Saling tunggu seperti ini, kata Adi, adalah bagian dari strategi dan komunikasi politik.

"Jangan sampai ada kesan PDIP ataupun Gibran merasa dizolimi. Karena kalau Gibran mundur dari PDIP hanya sekedar ingin maju pilpres tentu yang terkesan ditinggalkan itu PDIP. Begitu pula sebaliknya jika PDIP memecat Gibran itu terkesan baper dengan manuver politik Gibran," kata Adi kepada Liputan6.com, Kamis (26/10/2023).

Menurut Adi, ini sebenarnya yang membuat kenapa PDIP dan Gibran sampai saat in sikap politiknya saling menunggu.

"Jangan-jangan akan ada sikap tegas nanti di suatu waktu, entah itu Gibran mundur, mengundurkan diri atau dipecat dari PDIP ya tinggal menunggu waktu. Sepertinya per hari ini ya masih saling wait and see," kata dia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

FX Hadi Rudyatmo Minta Gibran Mundur dari PDIP dengan Santun

Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDIP Solo meminta, Gibran Rakabuming Raka undur diri dengan santun dari partai berlambang banteng moncong putih tersebut. Hal ini menyusul Gibran telah diusung dan didaftarkan sebagai cawapres Prabowo Subianto dari Koalisi Indonesia Maju (KIM).

"Lebih baik Mas Gibran dulu kan datang kelihatan muka di DPC, (seharusnya) meninggalkan DPC kelihatan punggungnya," kata Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDIP Kota Surakarta, FX Hadi Rudyatmo di Solo, Jawa Tengah dikutip dari Antara, Kamis (26/10/2023).

Menurut dia, hal itu penting dilakukan agar jangan sampai ada penilaian Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri bermain di dua kaki.

"Dengan harapan saya sampaikan ke Mas Gibran jangan sampai ada penilaian ketua umum saya bermain di dua kaki. Saya minta Mas Gibran dengan sangat dan santun," ucap Hadi.

Selain berani membuat surat pengunduran diri, ia berharap, agar Gibran segera mengembalikan kartu tanda anggota (KTA) ke DPC PDIP Kota Surakarta.

Ia mengatakan hal itu sebagai bentuk penghargaan dan penghormatan Gibran kepada Megawati yang pernah merekomendasikan untuk maju pada Pemilihan Wali Kota Surakarta beberapa tahun lalu.

"Kalau tahun 2019-2020 tidak diberi rekomendasi jadi wali kota kan tidak memenuhi syarat yang diputuskan oleh MK (Mahkamah Konstitusi), pernah jadi kepala daerah sehingga menghormati ketua umum yang pernah memberikan rekomendasi. Mohon hargai dan hormati dengan cara santun," tutur Hadi.

 

3 dari 5 halaman

Puan Maharani Sebut Gibran Belum Ajukan Surat Pengunduran Diri dari PDIP

Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani menyatakan, Wali Kota Solo yang juga bakal calon wakil presiden Koalisi Indonesia Maju (KIM) Gibran Rakabuming Raka belum menyampaikan pengunduran diri sebagai kader PDIP.

"Enggak ada pengunduran diri dan kami juga melihat bahwa hanya kata selamat yang bisa saya sampaikan," kata dia di Gedung High End, Jakarta, Rabu (25/10/2023).

Puan pun sempat mengucapkan kepada Prabowo dan Gibran Rakabuming Raka yang sudah mendaftarkan diri ke KPU.

"Selamat kepada Capres Mas Prabowo dan Cawapres Mas Gibran yang sudah mendaftarkan hari ini ke KPU," jelas Ketua DPR RI ini.

Puan mengungkapkan, Gibran sudah mendatangi dirinya untuk pamit menjadi cawapres Prabowo. Namun dalam pertemuan Gibran tidak menyampaikan surat mundur atau mengembalikan KTA PDIP.

"Benar sudah ketemu ngobrol banyak hal. Kita bicarakan dan ya sudah enggak ada masalah. Mas Gibran pamit dan ingin menjadi cawapres dari Mas Prabowo," ungkap dia.

"Enggak ada, enggak ada mengembalikan KTA. Hanya pamit untuk menjadi cawapres Pak Prabowo," kata Puan.

4 dari 5 halaman

Gibran Enggan Bicara soal Statusnya di PDIP

Gibran sendiri pelit bicara terkait statusnya. Dia hanya berujar jika dirinya sudah bertemu dengan Ketua DPP PDIP Puan Maharani untuk membahas hal itu.

“Sudah bertemu Mbak Puan minggu lalu,” kata Gibran di KPU RI Jakarta, Rabu (25/10/2023).

“Apa hasil dari pertemuan itu? Apakah Mas Gibran sudah tidak menjadi kader PDIP?,” tanya awak media.

Namun Gibran tidak memberi jawaban lebih lanjut dan hanya mengulang pernyataan yang sama.

“Sudah bertemu Mba Puan minggu lalu,” jawab Gibran lagi.

Secara terpisah, Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto menanggapi peluang Gibran Rakabuming Raka menjadi kader partainya. Airlangga mengatakan, semua butuh proses bagi seseorang yang ingin merubah status kepartaian.

"Sabar sabar dulu saja, ini kan terus berproses," kata Airlangga di kantor KPU RI, Jakarta, Rabu (25/10).

5 dari 5 halaman

Prabowo Senang Jika Gibran Masih Kader PDIP

Terkait dengan status Gibran, Prabowo Subianto mengatakan tidak ada masalah jika putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu masih menjadi kader PDIP.

"Saya sendiri belum jelas apakah beliau (Gibran Rakabuming Raka) keluar atau tidak keluar. Bagi kami tidak ada masalah, bagi kami tidak ada masalah. Karena memang kami rasa kan bagus, jadi kami menanggap semua partai adalah rekan seperjuangan, sama-sama anak bangsa Indonesia. Jadi enggak ada masalah, tidak ada masalah," kata Prabowo di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Selasa (24/10/2023).

"Jadi kita senang saja kalau beliau tetap sebagai kader PDIP," sambungnya.

Saat ditanyakan apakah sudah melakukan komunikasi dengan PDIP, Prabowo mengatakan sudah dilakukan, namun belum menemukan waktu yang pasti untuk menggelar pertemuan.

"Saya sudah berusaha berkali-kali, saya sudah meminta waktu tapi belum dapat waktu. Saya sudah cukup lama ingin bertemu. Saya hubungan dengan Mbak Puan juga baik, dengan banyak tokoh-tokoh PDIP saya baik ya," ujar Prabowo.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini