Sukses

Rieke Diah Pitaloka: Arsip Selalu Jadi Pijakan Selesaikan Sengketa Hukum Internasional

Duta Arsip Nasional Rieke Diah Pitaloka Intan Purnamasari menilai, arsip memiliki peran cukup penting dalam penyelesaian permasalahan global.

Liputan6.com, Jakarta - Duta Arsip Nasional Rieke Diah Pitaloka Intan Purnamasari menilai, arsip memiliki peran cukup penting dalam penyelesaian permasalahan global. Oleh karenanya, keberadaan arsip dapat dianggap sebagai hal penting yang betul-betul harus dijaga.

Hal itu disampaikan Rieke saat berbicara dalam forum kerjasama dengan Arsip Nasional negara-negara berpenduduk mayoritas muslim di Gedung Arsip Nasional, Pasar Minggu Jaksel. Rabu (12/7/2023).

"Kalau di negara-negara lain, arsip itu sudah dianggap sebagai institusi yang penting, kalau arsip itu memang penting. Di dalam berbagai sengketa internasional, keberadaan arsip dalam menyelesaikan hukum internasional selalu menjadi pijakan. Saya berharap di Indonesia tentu saja mulai tumbuh kesadaran tentang arsip dan arsiparis itu sendiri," papar Rieke.

Rieke berpesan, jangan pernah meninggalkan arsip, karena di situ ada bukti-bukti sejarah yang bukan hanya jadi pelajaran akademik saja, tetapi bisa menuntun untuk masa kini dan masa depan.

"Termasuk bagaimana memahami watak islami, pemahaman atas ayat islami itu telah dicontohkan oleh para pemimpin terdahulu yang tidak memisahkan dirinya dari gerakan untuk membangun perdamaian, solidaritas, dan keadilan antar bangsa," ujar dia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sambut Baik Inisiasi ANRI

Dalam kesempatan itu, Rieke menyambut baik inisiasi dari Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) dalam membentuk forum kerjasama dengan Arsip Nasional negara-negara berpenduduk mayoritas muslim.

Menurut dia, Indonesia sebagai salah satu negara dengan penduduk mayoritas muslim, tentu saja membutuhkan kerja sama dengan negara-negara yang penduduknya mayoritas muslim, dan membangun kerja sama kolektif.

"Itu sudah dicontohkan oleh para pendahulu kita dari konferensi Asia Afrika, lalu kemudian beberapa pertemuan di negara non blok dan oleh karena itu bisa juga terlibat aktif di dalamnya," ucap dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.