Sukses

DKI Jakarta Bangun Saringan Sampah Pertama di Kali Ciliwung, Ini Sistem Kerjanya

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta Asep Kuswanto menyatakan proyek saringan sampah di Kali Ciliwung merupakan yang pertama kali dibangun di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta Asep Kuswanto menyatakan proyek saringan sampah di Kali Ciliwung merupakan yang pertama kali dibangun di Indonesia. Dia menyebut Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta juga berencana membangun saringan sampah yang sama di Kali Pasanggarahan.

Hal ini diungkapkan Asep saat mendampingi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat berkunjung ke pembangunan sistem pengambilan dan treatment sampah badan air melalui rekayasa sungai pada Kali Ciliwung segmen TB Simatupang, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Senin (26/9/2022).

"Jadi memang seperti yang disampaikan oleh Pak Gubernur, ini adalah proyek pertama dan ke depannya kita akan coba lagi di Kali Pesanggarahan," kata dia.

"Kita sedang survei untuk titik lokasinya dan mudah mudahan kalau kita bisa alokasikan anggarannya untuk keduanya ada di Kali Pesanggarahan. Kita sedang cari titik untuk lokasinya," lanjut Asep.

Dia pun menjelaskan mengenai sistem kerja saringan sampah di Kali Ciliwung. Nantinya, pada aliran sungai dari arah Bogor menuju Jakarta akan disediakan dua penyekat untuk menyaring sampah sesuai dengan jenis sampahnya.

"Polanya adalah aliran sungai dari arah (Bogor-Jakarta) nanti akan ada dua penyekat sampah pertama untuk sampah besar isinya kayu bambu ada lemari kasur itu saringan pertama," jelas dia.

Tahap penyaringan terdiri dari dua tahapan. Saringan tahap satu, berfungsi untuk menangkap sampah-sampah ukuran di atas 50 cm, mengangkat dari badan air, menempatkannya di Conveyor untuk dihancurkan menjadi ukuran lebih kurang 5 cm - 20 cm.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Saringan Tahap Kedua

Sementara itu, saringan tahap dua berfungsi untuk menangkap sampah-sampah ukuran di atas 20-50 cm, mengangkat dari badan air, menempatkannya di Conveyor, kemudian membawa ke mesin penghancur atau Secondary Crusher untuk dihancurkan menjadi ukuran lebih kurang 3-5 cm.

Selain dua tahap penyaringan, akan ada pula dua tahap pencacahan untuk sampah-sampah organik yang telah dipisahkan dengan sampah anorganik

"Kemudian kita alirkan sampahnya kemudian diambil sampahnya kita kelola kita crusher kita olah lagi mana yang organik mana yang anorganik," kata Asep.

Pada pencacah tahap satu berfungsi untuk mencacah sampah berukuran besar (kayu, bambu, kasur, bekas bangunan, pertanian, dan lain-lain) menjadi ukuran 10-20 cm.

 

3 dari 3 halaman

Pemilah Sampah Otomatis

Akan tersedia pemisah sampah otomatis yang berfungsi untuk memisahkan sampah halus dan sampah kasar sebelum sampah dimasukkan ke pencacah tahap dua.

Pencacah tahap dua berfungsi untuk mencacah sampah berukuran besar (kayu, bambu, kasur, bekas bangunan, pertanian, dan lain-lain) menjadi ukuran 3-5 cm.

Asep mengatakan saringan sampah ditargetkan rampung secara bertahap pada akhir tahun 2022. Namun, diperkirakan baru dapat beroperasi pada Januari 2023.

“Saringan sampah TB Simatupang ini diperkirakan dapat menampung sampah sekitar 40 m3/hari. Pembangunannya ditargetkan secara bertahap selesai pada Desember tahun 2022 dan dapat mulai beroperasi pada Januari 2023,” ujar Asep.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.