Sukses

APPSI: Terima Kasih Pak Jokowi Dengar Aspirasi Pedagang Pasar

Sudaryono memaparkan, selama ini APPSI terus gencar membela dan memperjuangkan kesejahteraan pedagang pasar ditengah kepungan keberadaan retail-retail modern, salah satunya dengan memberikan draft usulan RUU tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Pasar Rakyat kepada DPR RI.

Liputan6.com, Jakarta Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) menyampaikan apresiasi kepada Presiden Jokowi karena dinilai mendengar aspirasi dan usulan dari para pedagang pasar terkait ketahanan dan cadangan pangan nasional serta skema subsidi untuk rakyat.

Ketua Umum APPSI Sudaryono menjelaskan, aspirasi dan usulan yang disampaikannya itu terkait adanya lembaga khusus yang mengatur stok cadangan pangan melalui skema buffer stock atau upaya untuk menggunakan penyimpanan komoditas yang bertujuan menstabilkan harga di seluruh lapisan perekonomian, serta penyaluran subsidi dalam bentuk Bantuan Langsung Tunai (BLT).

"Alhamdulillah, Terimakasih Presiden Jokowi, aspirasi dan usulan kami para pedagang pasar telah didengar dan kami sampaikan apresiasi kami. Hal itu terkait harapan adanya lembaga khusus yang mengatur cadangan pangan nasional dengan skema buffer stock dan program subsidi melalui BLT," Kata Sudaryono di Jakarta, Kamis (1/9/2022).

Sudaryono menjelaskan, hal tersebut menyusul pernyataan Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi yang mengatakan langsung bahwa Presiden Jokowi telah mendengar aspirasi serta harapan yang disampaikan oleh APPSI terkait skema buffer stock dalam mewujudkan program ketahanan pangan nasional dan penyaluran subsidi melalui Bantuan Langsung Tunai (BLT).

"Jadi Pak Arief Prasetyo selaku Kepala Badan Pangan Nasional menyampaikan langsung kepada saya dan melalui media televisi juga, bahwa Presiden Jokowi telah mendengar aspirasi yang disampaikan oleh APPSI terkait buffer stock serta BLT, dan InsyaAllah aspirasi itu akan dilaksanakan oleh pemerintah," Ungkap Sudaryono.

Sudaryono memaparkan, selama ini APPSI terus gencar membela dan memperjuangkan kesejahteraan pedagang pasar ditengah kepungan keberadaan retail-retail modern, salah satunya dengan memberikan draft usulan RUU tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Pasar Rakyat kepada DPR RI.

Hal tersebut bertujuan agar keberadaan dan eksistensi pasar rakyat tradisional ke depan tetap ada, dan pedagang bisa hidup lebih sejahtera.

Dari 10 Bab dan 47 Pasal dalam draft usulan RUU tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Pasar Rakyat tersebut, salah satunya APPSI menekankan pada pentingnya posisi dan keberadaan gudang sebagai sebagai buffer stock kebutuhan bahan pokok untuk pasar yang harus disediakan negara atau pemerintah.

"Jadi nanti kita tinggal tunggu Perpres dan aturan turunannya disahkan oleh pemerintah, dan kita harap dapat segera diselesaikan. Sehingga skema buffer stock ini bisa berjalan dengan baik hingga stabilitas harga pangan nasional bisa terus terjaga, petani atau peternak senang, pedagang untung dan masyarakat juga nyaman, serta inflasi juga terjaga," Paparnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Lebih Baik BLT daripada Bantuan Sembako

 

Terkait BLT, APPSI berharap agar program bansos pengalihan subsidi BBM yang rencananya akan dilakukan oleh pemerintah tersebut diberikan dalam bentuk uang tunai dan bukan berupa barang.

Atau bisa juga pemerintah menggandeng pedagang pasar dalam program bansos tersebut, sehingga tidak memotong jalur distribusi komuditas pangan yang dijual di pasar yang mengakibatkan harga jual pedagang menjadi tinggi.

"Jadi saran dari pedagang pasar, bansos itu sebaiknya dalam bentuk tunai atau bisa melibatkan pedagang pasar. Jadi tidak memotong atau bersaingan dengan pedagang pasar yang rantai pasoknya sudah mapan. Jadinya kacau seperti sekarang ini," Tegasnya.

Sebab, belakangan ini banyak kontraktor Bansos yang memborong telur dikandang-kandang milik peternak dengan harga tinggi. Sehingga, stok telur yang ada dikandang semakin menipis dan tentunya harga menjadi tinggi ketika dijual dipasar.

"Memang fakta di lapangan karena ada bansos lagi ramai, kandang-kandang peternak di borong oleh kontraktor bansos itu dengan harga tinggi, karena mereka jual ke pemerintah yang diterima oleh penerima bansos, akibatnya stok menipis, permintaan tinggi dan harga menjadi naik," Pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.