Sukses

Cuaca Besok Rabu 27 Juli 2022, Jabodetabek Cerah Berawan Sepanjang Hari

Penampakan awan mendung atau cuaca berawan hingga hujan diperkirakan BMKG tak akan turun membasahi wilayah Jabodetabek, Rabu, 27 Juli 2022.

Liputan6.com, Jakarta Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan cuaca di Ibu Kota, pada Rabu pagi, 27 Juli 2022 cerah berawan. Kondisi tersebut dilaporkan terjadi hingga malam hari.

Penampakan awan mendung atau cuaca berawan hingga hujan tak akan turun membasahi DKI Jakarta esok, Rabu.

Begitu pun dengan cuaca di keempat kota penyangga Jakarta. Lewat laman resminya, BMKG melaporkan langit cerah terjadi di wilayah Depok, Bogor, Bekasi, dan Tangerang.

Kondisi ini terjadi hingga malam hari, terkecuali Tangerang diperkirakan BMKG bakal berawan di malam hari. 

Berikut informasi prakiraan cuaca untuk wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) selengkapnya yang dikutip Liputan6.com dari laman resmi BMKG www.bmkg.go.id:

 Kota  Pagi  Siang  Malam 
 Jakarta Barat  Cerah Berawan  Cerah Berawan  Cerah
 Jakarta Pusat  Cerah Berawan  Cerah Berawan  Cerah
 Jakarta Selatan  Cerah Berawan  Cerah Berawan  Cerah
 Jakarta Timur  Cerah Berawan  Cerah Berawan  Cerah
 Jakarta Utara  Cerah Berawan  Cerah Berawan  Cerah
 Kepulauan Seribu  Berawan  Cerah Berawan  Cerah
Bekasi Cerah Berawan Cerah Berawan Cerah Berawan
Depok  Cerah Berawan  Cerah Berawan  Cerah Berawan
Bogor  Cerah Berawan  Cerah Berawan  Cerah Berawan
Tangerang  Cerah  Cerah Berawan  Berawan

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

BMKG Jelaskan Rentetan Gempa yang Getarkan Larantuka NTT

Sementara itu, Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono menjelaskan dua gempa yang terjadi di Larantuka, NTT, pada Sabtu (23/7/2022). Daryono menyatakan kedua gempa Larantuka terjadi pada Sabtu (23/7/2022) pukul 13.09 WIB dan pukul 14.35 WIB dengan magnitudo (update) 5,4 magnitudo dan 5,4 magnitudo.

Episenter gempa pertama terletak pada koordinat 7,65° LS - 122,43° BT tepatnya di Laut Flores dengan kedalaman 11 km. Sementara Gempa kedua episenter terletak pada koordinat 7,57° LS - 122,45° BT yang juga berpusat di Laut Flores dengan kedalaman 12 km.

"Jarak episenter gempa pertama dan kedua terpaut relatif berdekatan, yaitu hanya sekitar 4,2 km," kata Daryono kepada Liputan6.com, Sabtu (23/7/2022).

Daryono mengatakan dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, kedua gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat adanya aktivitas sesar aktif di Laut Flores.  

"Menariknya kedua gempa ini memiliki perbedaan mekanisme sumber. Jika gempa yang pertama memiliki mekanisme pergerakan geser (strike-slip) tetapi gempa yang kedua memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault)," jelas Daryono.

Lebih lanjut Daryono menyebut jika melihat mekanisme yang berbeda antara kedua gempa, tampak kedua gempa memiliki sumber yang berbeda. Sehingga ada dugaan gempa kedua terjadi karena efek picuan statis (static triggering) dari gempa yang bertama yang lamanya terpaut sekitar hampir 1,5 jam.

"Namun demikian, melihat lokasi episenternya, kedua gempa ini tidak terletak pada jalur sumber gempa Sesar Naik Flores (Flores Back-Arc Thrusting), tetapi lebih ke arah utara dari sumber gempa yang sudah banyak dikenal oleh para ahli kebumian ini," terang dia.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 3 halaman

Tidak Berpotensi Tsunami

Getaran gempa bumi ini, kata Daryono, tidak hanya dirasakan di Larantuka, Nusa Tenggara Timur (NTT) tapi juga berdampak dan dirasakan di Pulau Kalaotoa di Kepulauan Selayar, Ende, Maumere, dan Lewoleba dalam skala intensitas III MMI.

"Di mana getaran dirasakan warga seakan akan truk berlalu. Beberapa warga semua lari berhamburan keluar rumah saking terkejut karena guncangan terjadi secara tiba-tiba," ujarnya.

Daryono mengungkapkan hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa ini tidak berpotensi tsunami karena kekuatannya yang relatif kecil dan belum mampu menimbulkan deformasi dasar laut yang dapat menimbulkan gangguan kolom air laut (tsunami).

Sebelumnya, gempa tiga kali mengguncang Larantuka, Nusa Tenggara Timur pada Sabtu, (23/7/2022). Gempa pertama kali terjadi pada pukul 13.09 WIB dengan magnitudo 5,5 dirasakan di Ende, Maumere, Larantuka, Lewoleba, Adonara dan Mbay-Nagekeo.

Sementara gempa kedua terjadi pukul 13.45 WIB dengan magnitudo 4,6. Kemudian, gempa bumi ketiga kembali mengguncang Larantuka, NTT pada pukul 14.35 bermagnitudo 5,7 atau 5,4 magnitudo (update).

Gempa bumi sebelumnya kembali mengguncang Larantuka, NTT pada Sabtu (23/7/2022). Gempa Larantuka ketiga ini terjadi pada pukul 14.35 bermagnitudo 5,7.

Dalam keterangannya, Badan Meteorologi, Klimatotogi, dan Geofisika (BMKG) menyebut koordinat gempa Larantuka berada pada 7.57 Lintang Selatan, 122.45 Bujur Timur. Atau 100 km Barat Laut Larantuka, NTT.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.