Sukses

Menteri Tjahjo Apresiasi Penerapan ETLE: Bentuk Nyata Pelayanan Prima Polri

Yang pasti, kata Tjahjo, dengan diterapkannya ETLE atau tilang elektronik, tidak ada lagi penilangan secara langsung oleh polisi lalu lintas.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB), Tjahjo Kumolo mengapresiasi diterapkannya tilang elektronik atau Electronic Traffic Law Enforcment (ETLE). Menurutnya, selain ini terobosan besar, penerapan ETLE juga akan sangat mempermudah masyarakat. Dan inilah bentuk nyata dari pelayanan prima Polri.

"Saya mengapresiasi Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri yang berkomitmen penuh mewujudkan program 100 hari Kapolri dengan menargetkan sistem tilang elektronik dan diterapkan secara nasional," kata Menteri Tjahjo usai menghadiri acara peluncuran ETLE di Gedung NTMC Polri, di Jakarta, Selasa (23/3/2021).

Yang pasti, kata Tjahjo, dengan diterapkannya ETLE atau tilang elektronik, tidak ada lagi penilangan secara langsung oleh polisi lalu lintas. Dengan begitu, polisi lalu lintas atau Polantas akan lebih fokus membantu masyarakat dan mengatur kelancaran lalu lintas.

Ia sebagai Menpan RB pun mengapresiasi langkah Polri melalui Korlantas segera menerapkan ETLE. Apalagi, penerapan ETLE ini adalah salah satu dari program utama yang hendak diwujudkan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

"Korlantas telah sigap merencanakan untuk merealisasikan ETLE ini dalam 100 hari kerja pertama Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo," imbuhnya.

Kata Tjahjo, penerapan ETLE Nasional adalah sebuah terobosan Kapolri yang kemudian dijabarkan oleh Korlantas Polri. Diterapkannya tilang elektronik, merupakan wujud konkret dari tekad Kapolri yang ingin mewujudkan supremasi hukum.

"Ini juga bagian dari visi misi Kapolri mewujudkan Polri yang Presisi. Polri yang smart. Polri yang transparan. Yang pasti, penerapan tilang elektronik ini akan mendukung pembangunan smart city di Indonesia, juga dapat meningkatkan PAD dari sektor pajak khususnya bea balik nama," katanya.

Selain yang utama, lanjut Tjahjo, penerapan ETLE akan sangat memudahkan masyarakat. Sebab, biasanya jika dengan menggunakan cara konvensional, masyarakat yang hendak mengurus penyelesaian surat tilang, kerap direpotkan. Karena harus mendatangi tempat sidang. Sementara, acap kali jadwal sidang berbenturan dengan jam kerja.

"Dalam tilang biasanya masyarakat sangat direpotkan, harus mendatangi tempat sidang, kemudian menunggu berjam-jam. Belum lagi dihantui oleh para calo yang biasanya ada di pengadilan," ujarnya.

Namun dengan diterapkannya ETLE ini, kata Tjahjo, cerita tentang repotnya mengurus surat tilang kendaraan tak akan ada lagi. Masyarakat juga akan terbebas dari praktek calo. Artinya, dengan ETLE, pelayanan tilang kendaraan lebih efisien, efektif dan transparan.

"Karena dengan ETLE ini semuanya berjalan secara smooth dan masyarakat juga tidak bisa mengelak lagi karena bukti-buktinya secara digital disampaikan ke rumah," ujarnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Efek Gentar

Selain itu, kata Tjahjo, penerapan ETLE akan berdampak pada terbentuknya budaya tertib administrasi kepemilikan kendaraan. Selain akan mendorong meningkatnya budaya tertib berlalu lintas.

"Inilah yang merupakan deterrence effect atau efek gentar dari sistem ETLE. Penerapan tilang elektronik juga akan menjadi trigger support terhadap program pemerintah, seperti pembatasan kendaraan genap ganjil dan tatanan normal baru di masa pandemi Covid-19 maupun nantinya," ujar Tjahjo.

"Prinsipnya, dengan diluncurkannya ETLE, ini adalah upaya Polri untuk tampil secara humanis menjadi mitra masyarakat. Jadi pengayom dan juga penjaga ketertiban masyarakat. Ini juga adalah cara Polri yang selalu siap membantu masyarakat. Tilang elektronik ini adalah bentuk nyata pelayanan masyarakat dari Polri yang efisien, efektif dan transparan," imbuh mantan Menteri Dalam Negeri tersebut.

Peluncuran ETLE yang dilakukan langsung oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, juga dihadiri Jaksa Agung ST Burhanuddin, Ketua MA Muhammad Syarifuddin, Menpan RB Tjahjo Kumolo, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, hingga Menteri Bappenas Suharso Monoarfa.

Turut hadir juga, Irwasum Polri Komjen Agung Budi Maryoto, Kakorlantas Irjen Istiono, Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yuwono dan para pejabat teras Mabes Polri.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.