Sukses

Satgas: 92 Persen Kasus Kematian Covid-19 di Jawa Timur Penderita Komorbid Diabetes

Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Doni Monardo menyebut, mayoritas kasus kematian akibat Covid-19 disumbang pasien dalam kelompok umur di atas 47 tahun dengan komorbid.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Doni Monardo menyoroti kasus kematian Covid-19 dalam satu tahun terakhir. Dia menyebut, mayoritas kasus kematian akibat Covid-19 disumbang pasien dalam kelompok umur di atas 47 tahun dengan komorbid.

"85 persen mereka yang wafat ini, yang meninggal adalah kelompok usia di atas 47 tahun dengan komorbid. Dan risiko yang lebih tinggi lagi adalah mereka yang memiliki komorbid lebih dari satu," kata Doni saat memberikan sambutan dalam acara Satu Tahun Pandemi Covid-19, Selasa (2/3/2021).

Khusus di Jawa Timur, kata Doni, lebih dari 90 persen kasus kematian Covid-19 dikontribusi pasien dengan komorbid diabetes.

"Khusus di Jawa Timur angka kematian itu mencapai 92 persen adalah penderita komorbid dengan diabetes," ujar dia.

Data Senin 1 Maret 2021, total kasus positif Covid-19 nasional mencapai 1.341.314 orang. Dari total 1.341.314 kasus positif Covid-19, 36.325 di antaranya meninggal dunia dan 1.151.915 berhasil sembuh. Sementara itu, 153.074 orang masih menjalani perawatan atau isolasi.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Angka kematian

Meski kasus kematian Covid-19 sudah menembus 36.325 orang, Doni menyebut angka kematian di Indonesia lebih baik dari dari sejumlah negara maju di dunia.

"Kalau kita bandingkan dengan salah satu negara di dunia di mana angka kematiannya mencapai angka tertinggi yaitu 527 ribu jiwa. Padahal negara tersebut memiliki semua kemampuan, kekuatan, sumber daya anggaran yang besar, sistem manajemen rumah sakit yang sangat baik, dokter-dokter terbaik di dunia ada di situ semua," jelas Doni.

"Tapi nyatanya, faktanya angka kematianya mencapai sekitar 20 sampai 25 persen dari angka kematian global. Artinya, teknologi kesehatan bukan salah satu cara untuk mengatasi pandemi ini," tandasnya.

 

Reporter: Titin Supriatin

Sumber: Merdeka

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.