Sukses

Kisah Pilu Aisyah, Gadis Cilik Sebatang Kara karena Covid-19

Aisyah harus hidup sebatang kara setelah ibundanya meninggal karena terpapar Covid-19.

Liputan6.com, Tangerang - Virus Covid-19 membuat bocah perempuan 10 tahun di Kelurahan Benda Baru, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), hidup sebatang kara.

Kisah pilu ini menimpa Aisyah Alusa beberapa hari lalu. Bagaimana tidak, baru Jumat, 15 Januari 2021 lalu, dia ditinggal untuk selama-lamanya oleh sang ibu lantaran terpapar virus Covid-19.

"Ayahnya sudah terlebih dulu meninggal saat Aisyah masih usia 2 tahun," ujar Marliansyah A. Baset, Ketua RW 18, Benda Baru Kecamatan Pamulang, tempat di mana Aisyah tinggal bersama sang ibu, saat dikonfirmasi Liputan6.com, Selasa (19/1/2021).

Baset pun menceritakan kejadian malang yang menimpa bocah kelas 4 SD itu. Berawal pada Jumat pagi, almarhumah Rina, ibu kandung Aisyah, mengeluh pusing, batuk dan demam kepada ibu-ibu yang berada di gang rumahnya. Lalu, oleh beberapa warga, Rina diantar ke Puskesmas Benda Baru untuk berobat.

Saat tiba di puskesmas, Rina di-rapid test dan menunjukan hasil yang reaktif terhadap Covid-19. Lantas, oleh puskesmas dirujuk dan diantar ke Rumah Sakit Permata untuk dilakukan swab PCR test.

"Hasilnya positif Covid-19, akhirnya dikasih pilihan, mau dirawat di rumah sakit rujukan Covid-19 atau isolasi mandiri. Akhirnya, karena kepikiran Aisyah sendirian di rumah, almarhumah memutuskan untuk isolasi mandiri di rumah," tutur Baset.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Ibunda Meninggal

Lalu, sesampainya di rumah, Aisyah yang mengawasi dan memberi makan ibunya. Hingga akhirnya Sabtu sore sekitar pukul 17.30 WIB, Aisyah coba membangunkan ibunya yang masih terlelap tidur untuk siap-siap salat Magrib berjemaah, tapi sang ibu tidak kunjung bangun.

Tubuh kaku sang ibu, terus dia guncang-guncangkan. Berharap mata sang ibu terbuka, merespons Aisyah yang terus saja membangunkannya dengan keras.

Hingga akhirnya, Aisyah menangis sembari terus memanggil sang ibu. Warga mendengar dan melihat Aisyah menangis langsung berkumpul di depan rumah kontrakan tempat tinggal Aisyah dan ibunya.

"Kami juga serba salah, karena kami tahu almarhumah kena Covid-19. Akhirnya tidak boleh ada warga yang masuk, saya langsung hubungi kelurahan, puskesmas dan Polsek Pamulang,"tutur Baset.

Hingga akhirnya, dokter puskesmas datang dengan APD lengkap, mengecek langsung kondisi almarhumah dan dinyatakan almarhumah sudah meninggal sejak Sabtu sore. Jasad pun dirapikan di atas tempat tidur, sembari menunggu Satgas Covid-19 datang untuk memakamkan.

"Karena sudah malam, pemakaman tidak bisa dilakukan di malam hari, petugas baru bisa datang keesokan harinya, dengan jaminan jam 06.00 pagi sudah datang," kata Baset.

 

 

 

3 dari 3 halaman

Terpapar Covid-19

Benar saja, hari Minggu, 17 Januari 2021, Satgas Covid-19 untuk memakamkan almarhumah sudah datang. Lengkap dengan seorang amil untuk memandikan jenazah dan petinya. Almarhumah pun langsung dimakamkan di TPU Jombang.

"Hari Minggu itu juga saya bawa Aisyah ke Siloam Hospital untuk swab test. Ternyata Aisyah juga terpapar Covid-19 dari ibunya. Dari sana langsung kordinasi dengan satgas dan Aisyah dirawat di Rumah Lawan Covid-19 di Tangsel," tutur Baset.

Hingga kini, Aisyah masih dalam perawatan Rumah Lawan Covid-19, sembari oleh warga diperhatikan asupan makannya. Serta apa saja kebutuhan Aisyah selama dalam perawatan.

"Kami pastikan Aisyah tidak kekurangan satu hal pun, tiap hari kami kontrol, kami antarkan makanan enak dan sehat, biar dia tetep semangat untuk sehat," tutur Baset.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.