Sukses

Aviary Park, Pusat Konservasi Berbasis Edukasi dan Entertainment yang Cocok Jadi Destinasi Wisata Keluarga

Hadir sebagai ruang hijau di tengah kota di Tangerang Selatan, pusat konservasi Aviry Park dilengkapi kebun binatang mini dengan 5 ekosistem berbeda.

Liputan6.com, Jakarta - Pusat konservasi Aviary Park resmi dibuka bagi publik pada Jumat, 22 Maret 2024. Hadir sebagai ruang hijau di tengah kota di Tangerang Selatan, pusat konservasi ini dilengkapi kebun binatang mini dengan 5 ekosistem berbeda.

Kelima ekosistem tersebut terdiri dari Desert (gurun), Savana (padang rumput), Rain Forest (hutan hujan), Swamp (rawa-rawa), serta Lake (danau). Setiap ekosistem dilengkapi dengan satwa khasnya masing-masing, seperti bermacam-macam burung, mamalia yang terdiri dari kuda poni, meerkat, pygmy goat, keledai, serta reptil. Dengan demikian, Aviary Park bisa menjadi opsi destinasi wisata berbasis edukasi yang tidak jauh dari Ibu Kota.

Direktur PT Aviary Jaya Lestasi Michael Sumompouw mengatakan, pusat konservasi di Jl Bintaro Creative District no. 15 Bintaro Jaya ini menawarkan pengalaman menarik yang menggabungkan antara hiburan dan pendidikan untuk keluarga yang berfokus pada dunia alam, burung, serta satwa unik.

"Konsep idenya itu adalah pertama kita lihat padang gurun. Lalu padang gurun itu kalau dikasih banyak hujan itu menjadi savana, lalu savana kalau dikasih banyak hujan berubah menjadi rain forest. Rain forest dikasih banyak hujan menjadi rawa-rawa, dan rawa-rawa dikasih banyak hujan menjadi danau. Lima ekosistem itu yang kita ciptakan dan satwanya kita lengkapi di dalam lima (ekosistem) itu," tutur Michael Sumompouw dalam soft opening pusat konservasi Aviary Park di Bintaro, Jumat (22/3). 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Destinasi Wisata untuk Keluarga

Michael menyebut, pengunjung akan bisa berinteraksi langsung dengan hewan-hewan dari berbagai ekosistem di Aviary Park. Pihaknya meyakini tidak semua satwa harus dikurung.

"Ini adalah wisata untuk keluarga maupun wisata untuk sekolah-sekolah karena kita juga melihat Tangerang Selatan ini kan cukup sentral dengan sekolah-sekolah di sekitarnya. Jadi kita merasa dengan adanya tempat seperti ini pasti bisa memberikan edukasi karena kita juga berharap tidak semua burung itu, tidak semua satwa itu harus dikurung," tuturnya.

Bahkan ke depannya dia berharap akan bisa melepasliarkan satwa-satwa yang ada di pusat konservasi itu.

"Kita juga berharap bisa dilepasliarkan satwa di sini yang tidak ditangkap oleh warga sekitar. Nah itu pasti memerlukan waktu dan memerlukan edukasi, tapi itu adalah tujuan, harapan kita."

 

3 dari 3 halaman

Komitmen Promosikan Kesadaran Jaga Keanekaragaman Hayati

Hadir dalam soft opening Aviary Park, Wali Kota Tangerang Selatan Benyamin menyatakan ikut bergembira atas dibukanya pusat konservasi itu. Menurutnya dengan keberadaan destinasi wisata baru ini warga Tangsel tak perlu bepergian jauh untuk melihat aneka satwa.

"Harapan saya, ini akan menjadi destinasi wisata masyarakat Tangerang Selatan khususnya. Jangan jauh-jauh deh, sekarang cukup ke Bintaro, kita akan menyaksikan banyak sekali satwa," ujar Benyamin.

Berdiri di area seluas 5,9 hektar, Aviary Park juga memberi manfaat positif bagi lingkungan dan komunitas sekitar sebagai upaya memperbaiki ekosistem seperti penanaman 10 ribu pohon dan 50 ribu tanaman perdu. Pusat konservasi ini pun berkomitmen mempromosikan kesadaran menjaga keanekaragaman hayati bagi generasi mendatang.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini