Sukses

Alasan Hotel Kyriad Tangerang Tak Lagi Jadi Tempat Isolasi Mandiri Pasien OTG Covid-19

Menurut Asisten Administrasi Umum Pemerintah Kota Tangerang, Kiki Wibhawa, hal tersebut dilakukan setelah terjadi penurunan angka kasus positif Covid-19 di Kota Tangerang.

Liputan6.com, Jakarta Hotel Kyriad di Kecamatan Neglasari, Tangerang, kini tak lagi difungsikan sebagai lokasi isolasi mandiri pasien Covid-19 tanpa gejala atau OTG.

Menurut Asisten Administrasi Umum Pemerintah Kota Tangerang, Kiki Wibhawa, hal tersebut dilakukan setelah terjadi penurunan angka kasus positif di Kota Tangerang. 

"Kasus Covid-19 di Kota Tangerang sudah mulai menurun, makanya kami tidak lagi menggunakan lokasi tersebut untuk fasilitas tambahan penanganan Covid-19," katanya, Sabtu (17/10/2020).

Bukan hanya Hotel Kyriad, Rumah Perlindungan Sosial atau RPS Kota Tangerang juga tak lagi untuk menampung pasien tanpa gejala.

"RPS juga tidak lagi jadi fasilitas kesehatan, dan semua akan mulai diterapkan pada Senin, 19 Oktober 2020," ujarnya.

Saat ini, lanjut Kiki, pihaknya hanya akan memanfaatkan sejumlah Puskesmas yang sebelumnya telah dipergunakan sebagai fasilitas isolasi bagi pasien Covid-19 dengan status OTG.

"Kita pergunakan Puskesmas Panbar, Jurumudi Baru dan Puskesmas Gembor, karena kasusnya turun jadi Puskesmas yang ada dirasa cukup untuk fasilitas isolasi," ungkapnya.

Perlu diketahui saat ini jumlah kasus positif Covid-19 di Tangerang sebanyak 1.919 kasus. Lalu angka kesembuhan mencapai 1.637 dan meninggal dunia sebanyak 61 orang.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Diprotes Warga

Sementara, pada saat bersamaan, warga yang bermukim di komplek apartemen yang bersebelahan dengan Hotel Kyriad, protes dengan alih fungsi sementara hotel tersebut.

"Kami tidak menghambat upaya pemerintah memutus mata rantai COVID-19, tapi di sini ada keluarga, bayi, dan lansia. Perlu dipertimbangkanlah," ujar Dini, penghuni Apartemen Skylounge.

Menurutnya, keberadaan rumah singgah bagi pasien OTG COVID-19 di tengah pemukiman menjadi alasan mereka melakukan penolakan. Terlebih Pemkot dinilai tidak melakukan sosialisasi terkait penggunaan Hotel Kyriad jadi rumah singgah.

"Yang kami sesalkan hotel yang hanya berbatas kaca itu jadi rumah singgah tanpa kami tahu terlebih dahulu. Kalau tahu, tidak akan menoleransi, tapi ini sudah berjalan 12 hari. Coba pikirkan lagi karena banyak ya hotel lain di Tangerang yang lebih baik," kata Dini.

Selain itu, jarak antara hotel dengan bangunan apartemen hanya berbatasan dengan kaca atau sekitar lebih 5 meter. Akibatnya, psikologis warga terganggu karena dihantui kekhawatiran terpapar virus.

Terlebih, pasien OTG yang selama ini dirawat atau diisolasi kerap terlihat melanggar protokol kesehatan selama dalam perawatan. Seperti tidak memakai masker kemudian merokok serta menjemur pakaian di balkon.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.