Sukses

BNPB: Jangan Kaget Kalau Jumlah Positif Corona Banyak Naik Pekan Depan

Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 dan BNPB berharap, 40 ribu tes masif dapat dilakukan dalam waktu dekat. Begini penjelasannya.

Liputan6.com, Jakarta - Pelaksana Tugas Deputi 2 Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Dody Ruswandi meminta masyarakat tidak kaget atau panik jika jumlah kasus positif virus Corona naik signifikan pada pekan depan. Hal itu, seiring dengan naiknya jumlah pengetesan spesimen yang dilakukan sesuai dengan permintaan Presiden Jokowi.

"Sebenarnya memang di daerah ini harapannya hasil positif itu memang kita targetkan untuk naik. Kenapa? Karena memang kemarin itu kita seharusnya kita itu ditargetkan bisa 10 ribu testing per hari oleh Pak Presiden," kata Dody dalam rapat bersama Komisi VIII, Selasa (12/5/2020).

Menurut dia, tes masif terkait Corona tersebut dilakukan agar kurva data kasus positif Covid-19 turun lebih cepat hingga Indonesia terbebas dari wabah itu.

Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 dan BNPB berharap, 40 ribu tes masif dapat dilakukan dalam waktu dekat. Sebab, berdasarkan kajian, wabah Corona dapat terselesaikan ketika semakin banyak pasien Covid-19 yang terdeteksi dan terobati.

"Harapan kita bisa mencapai 40 ribu, supaya itu bisa mewakili daerah merah yang kita anggap mewakili daerah tersebut," kata dia.

"Sehingga nanti mungkin jangan kaget bapak ibu bahwa minggu depan itu akan cenderung banyak naiknya. Secara teknis memang harus begitu, karena supaya kita bisa mempercepat selesainya Covid ini, memang jumlah testing harus kita naikkan," lanjut Dody.

Dia memperkirakan, puncak kenaikan kasus Corona di Indonesia terjadi pada Juni 2020. Inipun jika pengujian masif berhasil.

Namun, lanjut dia, kalaupun nanti terjadi kenaikan jumlah positif hal itu tidak lantas berdampak pada kenaikan jumlah mereka yang dirawat di rumah sakit. Sebab sejauh ini hanya mereka yang sakit berat, hingga kemudian meninggal dunia yang dirawat di RS.

"Tetapi kalau nanti mereka naik, ini kan memang tidak ada hubungan langsung testing dengan yang di rumah sakit. Yang kita jaga adalah justru yang meninggal, yang meninggal ini memang secara statistik di Indonesia itu memang sampai 6-7 persen itu yang kritis dari semua yang positif," ujar Dody.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Covid-19 di DKI Mulai Dapat Dikendalikan

Penanganan Covid-19 di DKI Jakarta misalnya sudah mulai menunjukkan tren dapat dikendalikan. Hal tersebut merupakan hasil pemantauan yang dilakukan terhadap 12 rumah di Jakarta yang merawat pasien Covid-19.

"Dan di Jakarta sendiri, di DKI di Jabodetabek itu 12 prioritas RS itu sekarang memang sudah mulai terkendali, tidak penuh lagi pasien-pasien Covid-nya," ucap Dody Ruswandi.

Sementara itu, dengan adanya kecenderungan jumlah kasus positif di daerah bakal mengalami kenaikan, maka hal yang perlu dilakukan yakni memperkuat kapasitas layanan kesehatan di daerah seperti ketersediaan rumah sakit untuk merawat pasien.

"Karena di daerah kemampuan testing ini akan ditingkatkan, kecenderungan sekarang nanti harus meningkatkan juga kapasitas RS di daerah. Dan saat ini sedang berlangsung di beberapa daerah, BNPB dengan Kementerian PU meningkatkan fasilitas-fasilitas untuk RS darurat, di mana ada yang kita relokasi baru, ada yang menyiapkan RS-RS darurat dari gedung-gedung ataupun tempat-tempat yang tidak dipakai," tandas Dody.

 

Reporter: Wilfridus Setu Embu

Sumber: Merdeka

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.