Sukses

2 Hal di Balik Mundurnya Belva Devara dan Andi Taufan sebagai Stafsus Jokowi

Tersiar kabar, pengunduran diri Belva dari Stafsus Jokowi menyusul polemik perusahaannya, Skill Academy by Ruangguru sebagai salah satu mitra Kartu Prakerja.

Liputan6.com, Jakarta Dua staf khusus milenial Presiden Joko Widodo atau Jokowi kini jadi sorotan. Mereka adalah Adamas Belva Syah Devara atau biasa dikenal dengan Belva Devara dan Andi Taufan Garuda Putra. Keduanya telah mengundurkan diri dan tak lagi jadi bagian dari Stafsus Jokowi.

Pengunduran diri Belva dari jajaran staf khusus, dimulai pada 15 April 2020 lewat surat terbuka kepada Jokowi yang diunggah lewat akun Instagramnya. 

"Saya mengambil keputusan yang berat ini karena saya tidak ingin polemik mengenai asumsi/persepsi publik yang bervariasi tentang posisi saya sebagai Staf Khusus Presiden menjadi berkepanjangan, yang dapat mengakibatkan terpecahnya konsentrasi Bapak Presiden," sebagian isi surat yang ditulis CEO Ruangguru ini kepada Presiden Jokowi.

Belakangan tersiar kabar, pengunduran diri Belva menyusul polemik perusahaannya, Skill Academy by Ruangguru sebagai salah satu mitra Kartu Prakerja.

Setelah Belva Devara, tak lama giliran Andi Taufan yang juga mengundurkan diri jajaran Stafsus Jokowi.

Andi yang merupakan CEO PT Amartha sebelumnya dikritik karena membuat surat kepada para camat untuk mendukung relawan PT Amartha Mikro Fintek dalam menangani virus Corona atau Covid-19.

"Perkenankan saya untuk menyampaikan informasi pengunduran diri saya sebagai Staf Khusus Presiden Republik Indonesia yang telah saya ajukan melalui surat pada 17 April 2020," kata Andi Taufan dalam keterangan tertulisnya, Jumat (24/4/2020).

Dihimpun dari Liputan6.com, berikut sejumlah hal di balik pengunduran diri CEO Ruangguru Belva Devara dan CEO PT Amarth Andi Taufan dari Staf Khusus Jokowi: 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Dinilai Menimbulkan Konflik Kepentingan

Adamas Belva Devara, salah satu anak muda berpretasi yang belum lama diangkat Presiden Jokowi menjadi staf khusus di jajaran Kabinet Indonesia Maju, pada November 2019 lalu.

Pengunduran dirinya menyusul keterlibatan Skill Academy by Ruangguru yang merupakan perusahaan miliknya sebagai mitra dari program Kartu Prakerja.

Penunjukkan Ruangguru tersebut ramai diperbincangkan masyarakat selama beberapa hari terakhir lantaran dinilai berpotensi menimbulkan konflik kepentingan. Lantaran, Belva merupakan CEO dan Pendiri dari Ruangguru.

Belva menegaskan, dia tidak terlibat dalam penetapan mitra Kartu Prakerja yang memunculkan adanya konflik kepentingan dalam proses pemilihan Ruangguru. Dia menjelaskan proses verifikasi mitra Kartu Prakerja dilakukan langsung oleh peserta pemegang Kartu Prakerja.

"Saya mengambil keputusan yang berat ini karena saya tidak ingin polemik mengenai asumsi/persepsi publik yang bervariasi tentang posisi saya sebagai Staf Khusus Presiden menjadi berkepanjangan," ujar dia.

Dia pun menegaskan, jika dirinya sama sekali tidak terlibat soal besaran anggarannya maupun mekanisme teknisnya.

Pendiri Ruangguru ini menjelaskan bahwa penentuan mitra program Kartu Prakerja dilakukan secara independen oleh Kemenko Perekonomian dan Manajemen Pelaksana (PMO). Dia pun memastikan bahwa penetapan mitra Kartu Prakerja tanpa intervensi dari siapapun.

"Saat ini mitra resmi pun juga banyak. Total mitra ada delapan, yang semuanya mengikuti proses seleksi dari akhir tahun 2019 yang dibuka untuk umum," tutur Belva.

Belva sebelumnya telah membantah bahwa dirinya turut terlibat dalam penetapan mitra Kartu Prakerja serta tidak ada konflik kepentingan dalam prosesnya. Meski begitu, dia tetap memilih mundur dari staf khusus Jokowi agar polemik tersebut tak berkepanjangan.

Hal ini juga telah dipastikan oleh Sekretaris Kabinet Pramono Anung kepada wartawan, Selasa, 21 April 2020. 

"Terkait keikutsertaan Ruangguru sebagai mitra Kartu Prakerja, telah diverifikasi oleh Menko Perekonomian. Proses verifikasi mitra Prakerja juga sudah berjalan sesuai aturan yang berlaku, dan tidak ada keterlibatan yang memunculkan konflik kepentingan dalam hal ini," kata dia.

3 dari 3 halaman

Berawal dari Polemik Surat Camat

Sebelum mengundurkan diri, Andi Taufan banyak menerima kritikan dari sejumlah pihak. Hal itu lantaran dirinya membuat surat berkop Sekretariat Kabinet (Setkab) kepada seluruh camat di Indonesia.

Melalui surat itu, Andi Taufan meminta para camat mendukung relawan PT Amartha Mikro Fintek dalam menangani virus corona (Covid-19). Andi tak lain adalah CEO dari PT Amartha.

Setelah surat itu tersebar di media sosial, berbagai pihak mendesak Jokowi mencopot Andi Taufan dari stafsus Presiden karena dinilai memiliki konflik kepentingan. Salah satunya, desakan itu muncul dari Indonesian Corruption Watch (ICW).

"Presiden harus segera memecat Staf Khusus yang telah melakukan penyimpangan atau menggunakan jabatannya sebagai staf khusus untuk kepentingan pribadi dan kelompok yang bersangkutan," tulis ICW dalam siaran persnya, Selasa 14 April 2020.

Partai Solidaritas Indonesia (PSI) bahkan meminta Andi Taufan untuk sadar dan mengundurkan diri usai berkirim surat ke para camat. PSI turut menilai ada konflik kepentingan mengingat Andi adalah staf khusus dan CEO PT Amartha.

Menyadari suratnya menuai kecaman meski tak bermaksud buruk, Andi pun akhirnya meminta maaf dan menarik kembali surat tersebut.

Andi menyebut, surat untuk para camat itu bersifat pemberitahuan dan dukungan kepada program desa untuk melawan Covid-19 yang diinisiasi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Dia mengaku tidak ada maksud buruk dalam surat tersebut.

Dia pun mengatakan bahwa dukungan tersebut murni dari dasar kemanusiaan dan dengan biaya Amartha serta donasi masyarakat, yang akan dipertanggungjawabkan secara transparan dan akuntabel. Dukungan dan biaya tersebut diklaimnya tidak ada campur tangan dari negara.

"Saya mohon maaf atas hal ini dan menarik kembali surat tersebut," ucap Andi dalam keterangan persnya, Selasa, 14 April 2020.

Hingga akhirnya dia memutuskan mengajukan permohonan mundur dari jabatan staf khusus Presiden kepada Jokowi. Surat pengunduran diri itu disampaikannya ke Jokowi pada 17 April 2020.

"Pengunduran diri ini semata-mata dilandasi keinginan yang tulus untuk dapat mengabdi secara penuh kepada pemberdayaan ekonomi masyarakat, terutama yang menjalankan usaha mikro dan kecil," jelas Andi Taufan dalam keterangan tertulisnya, Jumat (24/4/2020).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.