Sukses

PVMBG: Dentuman Dini Hari di Depok dan Jakarta Bukan dari Gunung Anak Krakatau

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menegaskan bahwa dentuman keras yang terdengar di Jakarta hingga Depok, Jawa Barat bukan karena Gunung Anak Krakatau.

Liputan6.com, Jakarta Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menegaskan bahwa dentuman keras yang terdengar di Jakarta hingga Depok, Jawa Barat bukan karena Gunung Anak Krakatau. Dentuman tersebut terdengar pada Sabtu (11/2/2020) dini hari tadi.

"Sampai sekarang Gunung Anak Krakatau memang masih erupsi, tapi terlalu jauh jika terdengar hingga Jakarta dan Depok," kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral ( ESDM) Kasbani kepada Liputan6.com di Jakarta, Sabtu (11/4/2020).

Bahkan, kata Kasbani, suara dentuman Gunung Anak Krakatau tidak terdengar di Pos Pantau PVMBG. Pos pantau tersebut hanya berjarak 50 kilometer atau tepatnya di Pantai Carita, Banten.

"Pos yang terdekat saja tidak dengar, apalagi Jakarta yang lebih jauh," ujar dia.

Sebelumnya, PVMBG melaporkan telah terjadi erupsi Gunung Anak Krakatau, Lampung pada tanggal 10 April 2020 pukul 22.35 WIB dengan tinggi kolom abu teramati 500 m di atas puncak atau 657 meter di atas permukaan laut. Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal condong ke arah utara. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 40 mm dan durasi ± 38 menit 4 detik.

Dari pantauan PVMBG terlihat bahwa letusan terus berlangsung sampai Sabtu pagi (11/4/2020) pada pukul 05.44 WIB.

Sementara, potensi bahaya dari aktivitas Gunung Anak Krakatau saat ini adalah lontaran material lava, aliran lava dan hujan abu lebat di sekitar kawah dalam radius 2 kilometer dari kawah aktif. Sementara itu, hujan abu yang lebih tipis dapat terpapar di area yang lebih jauh bergantung pada arah dan kecepatan angin.

Aktivitas vulkanik berupa erupsi tipe Strombolian saat ini, lontaran material pijar hanya tersebar di sekitar kawah (masih dalam batas kawasan rawan bencana yang direkomendasikan). Erupsi menerus berpotensi terjadi, namun tidak terdeteksi adanya gejala vulkanik yang menuju kepada intensitas erupsi lebih besar.

 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dentuman Samar dan Kilat dari Arah Barat

Sementara, seorang warga Pamulang, Tangerang Selatan, Aditya mengatakan, dirinya mendengar detuman samar-samar dari arah barat. Dentuman tersebut terus terjadi selama satu jam dini hari tadi, Sabtu (11/4/2020). Bahkan, kata Aditya, pintu di rumahnya sempat bergetar.

"Sekitar jam 02.30 WIB saya sedang tidur deket pintu samar terdengar dentuman, pintunya getar, kakak saya cek pintunya getar sediri padahal tidak ada angin," kata Aditya kepada Liputan6.com.

Kemudian, Aditya mengatakan dirinya mengecek di lantai atas rumahnya dan terdengar dentuman samar-samar dari arab barat. 

"Lama sekali sampai jam 03.30 WIB, terdengar samar-samar, berhenti bentar trus bunyi lagi. Saya kira mau hujan badai, tapi saya lihat ada dentumannya tapi tidak ada kilat. Terdengar sangat jauh," ujar Aditya.

Sementara, Theo, warga Depok mengaku melihat kilat sebelum terdengar dentuman. Theo mengaku mendengar dentuman tersebut hanya satu kali.

"Ada kilat sebelum dentuman, saya kira petir, tapi suaranya agak beda dengan petir," ujar dia.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.