Sukses

Tak Kalah dari Corona, DBD Dinilai Jadi Ancaman Serius bagi Indonesia

Akibat DBD, puluhan orang sakit dan bahkan sudah 100 lebih yang meninggal dunia.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Komisi IX, Emanuel Melkiades Laka Lena menilai penyakit Demam Berdarah atau DBD masih menjadi ancaman serius bagi masyarakat Indonesia. Bahkan tak kala serius dengan penyakit yang tengah mewabah saat ini, yakni virus Corona.

"DBD puluhan orang sakit karena DBD, yang meninggal sudah 100 lebih," kata dia di Komplek Parlemen, Jakarta, Selasa (10/3/2020).

Melki menyebut pihaknya beberapa hari yang lalu menyambangi wilayah terparah yang terjangkit DBD di daerah Nusa Tenggara Timur (NTT). Kunjungannya ke sana bersama dengan rombongan Kementerian Kesehatan.

"Sama Pak Menkes ke Kupang melihat warga itu udah kaya barak-barak pengungsian. Kan kita masih pikirkan DBD penyakit khas Indonesia. Corona itu penyakit impor itu," tukasnya.

Melki meminta semua pihak untuk tidak mengabaikan munculnya penyakit DBD di sejumlah wilayah. Karena penyakit DBD tidak kala mematikan dibandingkan dengan Covid-19 alias Corona. "Corona mah udah ada yang ngurus Pak Achmad Yurianto, kita percayakan ke dia," kata dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kasus DBD di NTT

Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang melanda Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), kian mengganas membuat Menteri Kesehatan (Menkes) pun akhirnya berkunjung ke Kota Maumere, Kabupaten Sikka.

Menteri Kesehatan RI, Terawan Agus Purtanto, Senin (9/3/2020) siang mengunjungi Kabupaten Sikka. Kedatangan Menteri Kesehatan RI ini didampingi oleh sejumlah pejabat Kementerian Kesehatan RI bersama Anggota DPR RI, Emanuel Melkiades Laka Lena.

Kedatangan menteri kesehatan selain membawa sejumlah bantuan obat-obatan dan peralatan kesehatan serta membawa 30 dokter dan 6 orang perawat untuk bertugas menangani pasien DBD di Sikka.

Ia juga mengatakan akan mengerahkan tim medis untuk membantu proses pengobatan, proses logistiknya dan juga akan mendorong proses promotif dan preventifnya.

“Kita membawa bantuan peralatan dan obat-obatan seperti yang dilihat dan pemerintah pusat akan terus support sesuai dengan arahan dari Presiden Jokowi. Nanti para dokter dan perawat dari Jakarta akan tinggal di sini sampai masalah DBD selesai,” ucapnya.

Sementara Bupati Sikka, Fransiskus Roberto Diogo, mengatakan, terkait DBD pemerintah dan masyarakat kabupaten Sikka dinilai lengah sehingga di tahun 2020 kasusnya meningkat cukup signifikan dari 620 menjadi 1.195 kasus hingga Senin (9/3/2020) siang.

“Berbagai macam upaya pemerintah sejak awal Januari kita sudah lakukan. Kita juga tetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) dan telah diperpanjang sebanyak 4 kali serta sudah 1.065 orang yang sudah sembuh dari perawatan,” ungkapnya.

Dikatakan Robi hingga saat ini masih terdapat 130 pasien yang dirawat di RS TC Hillers Maumere dan RS St. Gabriel Kewapante serta berbagai puskesmas yang ada di Kabupaten Sikka.

Dia berterima kasih atas kunjungan menteri karena membawa serta tim dokter dan perawat. Pemerintah segera merespons kasus DBD yang terjadi dan Pemerintah Kabupaten Sikka juga telah mencanangkan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) secara serentak selama dua minggu ke depan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Demam berdarah dengue atau disingkat DBD, atau disebut juga demam dengue/demam berdarah, adalah infeksi yang disebabkan oleh virus dengue.

    DBD

  • Virus Corona adalah virus yang menyerang sistem pernapasan.

    Corona