Sukses

Bupati Minta Tenaga Medis dan Psikolog bagi Warga Natuna

Bupati Natuna Abdul Hamid Rizal mengatakan masyarakat Natuna memiliki sejumlah permintaan kepada pemerintah pusat.

Liputan6.com, Jakarta - Bupati Natuna Abdul Hamid Rizal mengatakan masyarakat Natuna memiliki sejumlah permintaan kepada pemerintah pusat. Hal ini setelah dipilihnya Natuna sebagai tempat karantina WNI yang dievakuasi dari Wuhan.

Dukungan pertama yang diminta, yakni tenaga kesehatan yang andal. Dalam arti mereka yang memahami betul virus corona. Tak hanya itu, dia pun meminta dukungan psikiater. Sebab sejak adanya karantina di Natuna masyarakat menjadi was-was.

Masyarakat, jelas dia, sudah mendapatkan berbagai informasi tentang virus corona dan dampaknya. Informasi-informasi tersebut tentu menimbulkan tekanan secara psikologis.

"Kita minta sebanyak banyaknya lah. Mungkin sampai 20 atau 30 orang termasuk psikiater. Ini kan masalah psikologi. Was was itu kan masalah psikologi," kata dia, di Komplek Parlemen, Jakarta, Selasa (4/2/2020).

Saat ini, dia pun sudah memerintahkan kepada Kepala Dinas Kesehatan Natuna untuk mendirikan pos-pos kesehatan di seluruh Puskesmas. Dengan demikian masyarakat dapat datang untuk mengecek kesehatan mereka.

Dia menambahkan, hingga saat ini, dia belum mendapatkan laporan bahwa ada warga Natuna yang batuk, sesak nafas atau pilek.

"Jadi sekarang Puskesmas sudah kita jadikan pos pengaduan tentang masalah kalau ada yang merasa kurang sehat merasa flu cepat ke Puskesmas," ungkapnya.

"Jadi menurut Pak Menteri (Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto) sampai dengan saat ini belum ditemukan ada indikasi warga kita yang pulang itu terinfeksi virus corona," lanjut dia.

Selain bantuan tenaga medis dan psikiater, Hamid pun meminta agar pemerintah pusat membangun rumah sakit yang lebih lengkap di Natuna.

"Dan sekarang ini, untuk mengatasi permasalahan itu kami minta dibantu peralatan yang kurang di RS kami itu untuk supaya segera juga diperhatikan oleh Pak Menteri Kesehatan. Jadi sudah kita bicarakan," terang dia.

"Dan sampai saat ini belum laporan warga kita yang kena batuk sesak nafas atau pilek itu belum ada," imbuhnya.

Menurut Hamid, saat ini masyarakat Natuna sudah lebih memahami kegiatan observasi yang dilakukan di daerah mereka. Sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat pun akan terus dilakukan.

"Nanti Pak Menko (Menko Polhukam, Mahfud MD) juga mau ke sana dalam rangka menyejukkan masyarakat. Kami minta hari Jumat agar beliau juga bisa memberikan wejangan sebagai khotib di sana dan setelah itu mungkin kita sambil duduk-duduk di masjid, kan lebih sejuk," tandasnya.

 

Saksikan video di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Jamin Kesehatan Warga Natuna Terjaga

Hamid Rizal, menjamin kesehatan seluruh masyarakat Kabupaten Natuna tetap terjaga. Dia mengatakan, dinas kesehatan setempat telah menempatkan posko dan pusat pelayanan kesehatan di tiap titik kabupaten.

"Kita sudah setiap puskesmas yang ada itu kita jadikan posko melayani laporan masyarakat, keluhan meraka , agar kalau ada yang merasa kurang sehat, itu langsung kita tangani," jelas Hamid.

Karenanya menurut Hamid, warganya tidak perlu lagi cemas hanya karena Kabupaten Natuna menjadi tempat karantina 238 WNI asal Wuhan, China.

Dia menegaskan, meski lokasi karantina hanya berjarak 2 KM dari tempat tinggal warga, namun lokasi karantina di Pangkalan Militer Indonesia terisolasi penuh. Sehingga tidak dimungkinkan adanya aktivitas mereka dengan warga setempat secara langsung.

"Lokasi sekitar 2 km, masih amanlah kan itu kan Pangkalan Militer, ditutup, tidak bisa masuk, ini sudah ada isolasi," jelas Hamid.

Hamid menambahkan, pihaknya juga terus melakukan sosialisasi yang tepat dan akurat. Sehingga kesimpangsiuran, khususnya hoaks tersebar terkait cirus corona bisa ditampik dengan fakta di lapangan.

"Tim kita juga di lapangan, dari dinas kesehatan sudah menyampaikan untuk mensosialisasikan supaya masyarakat tidak terlalu cemas. Namanya orang kampung, belum pernah ada yang begitu karantina jadi merasa was-was," Hamid menandasi.

Reporter: Wilfridus Setu Embu

Sumber: Merdeka

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.