Sukses

Ancaman PKS soal Alotnya Cawagub DKI

PKS meminta Gerindra sebagai koalisinya di Pilkada 2017 menciptakan suasana tenang agar proses politik ini mudah diselesaikan.

Liputan6.com, Jakarta - Teka-teki siapa calon wakil gubernur DKI masih belum juga terjawab. Sejak ditinggal Sandiaga Uno berlaga di Pilpres 2019, kursi itu masih kosong hingga sekarang.

Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman pun merasa gerah. Dia meminta Partai Gerindra sebagai koalisinya di Pilkada DKI 2017, menciptakan suasana tenang agar proses politik ini mudah diselesaikan.

Sohibul mengungkit sikap Gerindra yang tiba-tiba mendorong satu nama, yaitu Ahmad Riza Patria dari empat calon yang disodorkan partai berlambang garuda itu. Padahal, PKS belum memiliki keputusan terkait empat nama cawagub DKI yang disodorkan Gerindra.

"Jadi kita ciptakan suasana tenang. Kita minta Gerindra tolong ciptakan suasana tenang," ujar Sohibul di kantor DPP, Jakarta, Senin (6/1/2019).

Empat nama yang diajukan Gerindra adalah, Ahmad Riza Patria, Ferry Juliantono, Arnes Lukman, dan Saefullah. Dia berharap Gerindra memberikan kesempatan PKS untuk melihat para calon tersebut.

"Kan mereka kita sudah terima empat calon, diberi kesempatan untuk melihat itu, dalam suasana tenang, saya kira akan cepat," ucap Sohibul.

Dia meminta Gerindra tidak seolah menzalimi nama yang sudah disodorkan dengan mendorong hanya satu nama saja.

"Tapi jangan lagi, sudah 4 masuk, seperti ada upaya menjorokkan 1 nama, itu sama saja menzalimi 3 calon lain di antara mereka. Jadi saya kira ini komentar terakhir, ciptakan suasana tenang. Segera kita putuskan," tegasnya.

PKS sendiri belum menerima nama Riza sebagai salah satu calon wagub. Sohibul berharap Gerindra menerima apapun yang menjadi keputusan PKS.

"Belum, itu usulan mereka. Gerindra harus menerima apapun pilihan PKS. Jadi kalau di antara empat tidak bisa dia memaksakan diri Riza Patria, nggak bisa. Karena dari awal dia bilang silakan PKS memilih salah satu ya kan," kata dia.

Sohibul Iman curiga DPRD DKI Jakarta biang masalah kursi Wagub DKI Jakarta masih kosong hingga kini. Sohibul mengatakan, proses politik di DPRD alot karena diduga tidak ingin kader PKS menempati kursi Wagub DKI.

"Kalau kalimat ini hak PKS itu diberikan oleh semua partai di DPRD, mungkin sudah selesai. Tapi mereka tidak, boleh jadi mereka juga tidak menginginkan kader PKS jadi wagub dan sebagainya. Makanya proses politiknya alot," kata Sohibul.

Sohibul menyebut, terkatung-katungnya proses pemilihan Wagub DKI lantaran tak ada keseriusan DPRD. PKS, kata dia, sudah menyerahkan dua nama. Tetapi, Sohibul mengatakan, tata tertib pemilihan saja tidak diselesaikan DPRD.

"Tatib saja nggak diselesaikan. Kalau ada pemilihan kan harus ada tatibnya, tatibnya saja nggak diselesaikan," kata dia.

Karenanya, dia menilai DPRD menghambat proses pemilihan Wagub DKI Jakarta hingga posisi tersebut kosong hingga satu tahun lebih.

"Oh iya, jelas. Anda kan pelajari. Sampai sekarang tatibnya enggak diselesaikan. Jadi kalau enggak mungkin ada proses pemilihan kalau nggak ada tatibnya, makanya harus diselesaikan," tegas Sohibul.

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tarik Ahmad Syaikhu

Presiden PKS Sohibul Iman menuturkan, pihaknya menarik satu nama calon Wakil Gubernur DKI Jakarta pengganti Sandiaga Uno. PKS menarik nama Ahmad Syaikhu yang kini sudah menjadi anggota DPR.

"Kalau dari internal PKS jelas, Pak Syaikhu. Dia sudah dilantik di DPR. Dia yang kita cabut," ujarnya di kantor DPP PKS, Senin (6/1/2020).

PKS masih menyisakan satu nama, yaitu Sekretaris DPW DKI Jakarta PKS, Agung Yulianto. Namun, PKS juga mempertimbangkan mengganti Agung dengan kader PKS yang lain.

"Ya, sisanya ada Pak Agung, kan. Ya, nanti kita lihat apakah tetap Pak Agung atau kita ambil yang lain, yang jelas tetap ada kader PKS," kata Sohibul.

Sohibul mengatakan, PKS mempertimbangkan mengubah bakal calon wagub yang akan disodorkan ke DPRD DKI, lantaran terlihat keengganan. Karenanya, PKS mempertimbangkan nama eksternal untuk dicalonkan.

Nama tersebut tidak menutup kemungkinan diambil dari satu dari empat calon yang diajukan Gerindra. Sohibul menyebut sampai saat ini belum ada keputusan apakah bakal mengambil nama dari eksternal PKS.

"Nah, tempat lain ini bisa ambil dari macam-macam. Bisa ambil satu dari empat yang diajukan Gerindra, atau tempat lain. PKS masih punya hak untuk itu. Kita tolak empat-empatnya kita cari yang lain. Yang penting DPRD mau memproses," ujar Sohibul.

Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi sebelumnya menyebut pihaknya akan membentuk panitia pemilihan atau Panlih untuk proses pemilihan cawagub DKI Jakarta pada awal tahun 2020.

"Setelah tahun baru ini, saya akan bentuk panitia pemilih," kata Prasetio di gedung DPRD DKI Jakarta, Jumat (27/12/2019).

Dia menjelaskan pada periode sebelumnya, anggota dewan telah memasuki proses Rapimgab untuk pemilihan cawagub. Sehingga prosesnya tinggal dilanjutkan saja.

"Karena kan pansusnya sudah ada, tinggal kita teruskan jalan. Mudah-mudahan punya wakil gubernur," papar dia.

Kendati begitu, dia mengaku masih menunggu keputusan PKS dan Partai Gerindra terkait nama cawagub. PKS sebelumnya telah mengajukan dua nama yaitu Ahmad Syaikhu dan Agung Yulianto.

"Dua nama Pak Syaikhu dan Pak Agung kan harus digelontorkan, apakah nantinya ada penggantinya, kita enggak tahu juga. Isu-isu yang berkembang kan seperti itu," jelasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.