Sukses

Pejabat Negara Jadi Target Pembunuhan, Pengamanan Jokowi Ditingkatkan

Peningkatan pengamanan dilakukan menyusul ancaman pembunuhan terhadap empat pejabat pada kerusuhan 21 dan 22 Mei 2019.

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Kantor Staf Kepresidenan Moeldoko menyebut pengamaman terhadap Presiden Joko Widodo atau Jokowi ditingkatkan. Hal ini menyusul terungkapnya rencana pembunuhan terhadap sejumlah pejabat negara saat kerusuhan 22 Mei.

"Pastilah (pengamanan ditingkatkan). Kita enggak boleh abai," ujar Moeldoko di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (28/5/2019).

Meskipun tak ada ancaman, kata Moeldoko, pengamanan terhadap kepala negara tidak boleh kendor. Usai kerusuhan 22 Mei, mantan Panglima TNI itu memastikan bahwa Jokowi akan tetap melakukan tugas kepresidenan seperti biasa.

Jokowi, kata dia, akan tetap melakukan kunjungan kerja ke daerah atau pun luar Indonesia. Bahkan setelah Lebaran nanti, kunjungan kerja ke daerah akan banyak dilakukan.

"Iya tetap (normal). Enggak keganggu. Mungkin setelah hari raya meningkat lagi," kata Moeldoko.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Moeldoko Jadi Target Pembunuhan

Moeldoko mengklaim dirinya juga menjadi salah satu target pembunuhan pada kerusuhan 22 Mei. Kini Moeldoko pun mendapat pengamanan ekstra dengan dikawal oleh dua anggota Komando Pasukan Khusus (Kopassus).

"Tadinya saya enggak suka dikawal-kawal gitu, sekarang apa boleh buat karena banyak yang mengingatkan ya udah. Dua orang saja," ucap dia.

Sebelumnya, Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengungkap empat tokoh yang menjadi target pembunuhan saat kerusuhan Jakarta. Tokoh-tokoh tersebut termasuk dari kalangan pejabat.

"Betul (jadi target pembunuhan). Pak Wiranto (Menko Polhukam), Pak Luhut (Menko Kemaritiman), yang ketiga Kepala BIN (Budi Gunawan), keempat Pak Gories Mere," kata Tito di Gedung Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (28/5/2019).

Dia menyebut ada satu lagi yang menjadi dari target kejahatan tersebut. Namun dia enggan menyebut nama orang yang berasal dari tokoh lembaga survei.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.