Sukses

Menlu Sebut Perempuan Berpeluang Bisa Jadi Presiden

Perempuan pertama Menlu Indonesia itu merasa bersyukur tinggal di Indonesia.

 

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi berbicara soal peluang perempuan Indonesia menjadi Presiden suatu hari nanti. Menurutnya, kesempatan tersebut terbuka karena masyarakat Indonesia sudah tidak mengungkit masalah gender.

Hal itu, kata Menlu Retno, dibuktikan dalam sejarah Indonesia pernah memiliki presiden perempuan yakni Megawati Soekarnoputri yang menggantikan Presiden sebelumnya, Abdurahman Wahid atau biasa dikenal Gusdur.

"Itu menunjukkan bahwa negara kita tidak perlu lagi mengungkit masalah gender. Jadi siapapun perempuan itu bisa jadi presiden," kata Retno sebelum acara nonton bareng film 'Longshot' di Plaza Indonesia, Jakarta, Kamis (2/5).

Perempuan pertama Menlu Indonesia itu merasa bersyukur tinggal di Indonesia. Karena negara ini sangat terbuka soal perempuan dan tidak pernah dibatasi untuk berpolitik.

"Kita memiliki hak yang sama untuk berkarya. Kalau tidak ada keberpihakan dari sisi policy, tidak ada keberpihakan masyarakat dan keluarga, kita bisa berkarya sebisa mungkin," kata Retno lagi.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Banyak Gubernur dari Perempuan

Hal senada juga disampaikan oleh Najwa Shihab. Menurutnya, di zaman keterbukaan ini, siapa pun berhak dan mungkin untuk menjadi orang nomor 1 di Indonesia (Presiden RI). Dia melihat, di sejumlah daerah dari menjadi Bupati sampai Gubernur banyak yang dari kalangan perempuan tanpa memandang status.

"Yang awal mulanya apakah itu birokrat pengusaha atau yang dulu dianggap 'wah enggak mungkin kalau jadi presiden nih' atau enggak punya koneksi atau keluarga yang tidak punya kepentingan atau enggak punya uang cukup banyak. Kalau menurut saya demokrasi kita memungkinkan siapa pun dan untuk menduduki posisi apapun," terangnya.

Nana sapaan akrabnya ini menilai, masalah perempuan untuk menduduki jabatan politik merupakan isu lampau. Karena bangsa Indonesia sekarang sudah melihat tanpa memandang gender. Apalagi demokrasi negara ini sangat terbuka soal kedudukan jabatan politik.

"Jadi kalau ditanya apakah kemungkinan saya (perempuan) bisa jadi presiden, kenapa tidak?" tandas Nana.

Reporter : Raynaldo Ghiffari Lubabah

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini