Sukses

Tangis Kakek dan Nenek Sambut Jenazah Bayi Korban Lion Air

Kecelakaan Lion Air di Karawang, selain menewaskan Kyara, juga kedua orangtuanya drg Wita Seriani dan Rizal Perkasa Sanusi Putra.

Liputan6.com, Jakarta - Jenazah korban pesawat Lion Air yang jatuh di Perairan Tanjung Pakis, Kerawang, Jawa Barat, atas nama Kyara Sirine Damendra Giwitri (1 tahun 3 bulan) disambut isak tangis kakek dan neneknya warga Jalan SDN 15 Gang Jaya Wijaya No 26, Kelurahan Parit Padang Sungailiat, Kabupaten Bangka, Kepulauan Bangka Belitung (Babel).

"Kami berharap tidak hanya jenazah cucu saya saja yang ditemukan, tetapi jenazah ayah dan ibunya dapat ditemukan sehingga bisa dimakamkan secara layak," kata kakek korban, Ansori di Sungailiat, Sabtu (24/11/2018) seperti dilansir Antara.

Dia pun mengaku kecewa dengan Tim Basarnas. Sebab pada awal pencarian setelah pesawat jatuh pada 29 Oktober 2018, bukan mendahulukan pencarian korban namun puing-puing pesawat Lion Air.

Menurut dia, pihak keluarga masih optimistis jenazah anak dan menantunya dapat ditemukan sehingga Lion Air diharapkan bisa melanjutkan pencarian dan identifikasi bersama Tim DVI Polri.

"Kami optimistis jenazah anak dan menantu saya bisa ditemukan, maka dari itu kami minta pencarian tetap dilaksanakan Basarnas," kata Ansori.

Kecelakaan pesawat Lion Air JT 610 dengan rute Jakarta-Pangkalpinang pada Senin 29 Oktober 2018, menewaskan Kyara, juga kedua orangtuanya drg Wita Seriani dan Rizal Perkasa Sanusi Putra.

"Kita akan ajukan ke Pemerintah Kabupaten Bangka untuk memberikan penghargaan khusus bagi drg Wita Seriani," lanjut Ansori.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sosok Ibunda Kyara

Sementara, Kepala Puskesmas Sungailiat, dr Maladi mengatakan drg Wita Seriani merupakan salah satu dokter terbaik di pusat layanan kesehatan tersebut. Dia dikenal sebagai orang yang supel, pintar, rajin dan ramah kepada setiap orang.

"Drg Wita bergabung dengan kita di puskesmas ini sekitar tiga tahun," terang dia.

Menurut dia, pertemuan dengan drg Wita Seriani terakhir kali ketika minta izin menandatangani surat untuk menemani suaminya ke Bengkulu yang ada tugas kerja di luar daerah.

Pegawai Puskesmas Sungailiat sejak mendengar kabar tersebut terus mencari informasi dan kebenarannya, setiap hari pun saat ini pegawai puskesmas secara bergantian membaca yasin bagi drg Wita Seriani.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.