Sukses

Isak Tangis Keluarga Iringi Pemakaman Penyelam Lion Air

Usai disalati, jenazah Syachrul yang merupakan penyelam saat evakuasi Lion Air, dimakamkan di tempat peristirahatan terakhir yang tidak jauh dari rumahnya.

Liputan6.com, Surabaya - Isak tangis keluarga pecah tatkala tim Basarnas menurunkan jenazah Syachrul Anto, dari mobil ambulans menuju rumah duka di kawasan Bendul Mirisi Utara, Kecamatan Wonocolo, Surabaya, Jawa Timur sekitar pukul 09.00 WIB, Sabtu (3/11/2018). Dia merupakan anggota tim evakuasi serpihan dan penumpang Lion Air PK-LQP yang gugur dalam tugas.

Usai disalati, jenazah Syachrul kemudian dimakamkan di tempat peristirahatan terakhir yang tidak jauh dari rumahnya.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Perlindungan Masyarakat Kota Surabaya, Yusuf Masruh atas nama pemerintah Surabaya, mengungkapkan duka mendalam atas meninggalnya Syachrul Anto.

"Kami baru mendengar kabar tadi pagi sekitar pukul 06.00 WIB pagi, jika ada teman-teman relawan sedang tertimpa musibah," tutur Yusuf saat ditemui di tempat pemakaman.

Diakuinya, relawan terkenal dengan jiwa sosialnya yang tinggi. Termasuk Syahrul Anto yang gugur saat mengevakuasi serpihan pesawat dan korban Lion Air.

"Untuk penyebabnya, kami belum menerima informasi detail terkait gugurnya relawan tersebut. Mudah-mudahan amal ibadahnya diterima di sisi Allah SWT," singkatnya.

Syachrul Anto, anggota tim evakuasi serpihan dan penumpang Lion Air PK-LQP, gugur dalam tugas. Ia sempat dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Koja, Jumat malam, 2 November 2018.

Ucapan duka yang mendalam muncul dalam akun facebook Syachrul Anto. Ucapan tersebut bertuliskan : Allah lebih cinta padamu Sayangku, pahlawanku, imamku....

Tunggu aku di jannahNya Insya Allah....terimakasih kasih sayang, bimbingan dan didikanmu. Insya Allah kami teruskan dedikasimu dalam kemanusiaan.

Laa khaula wala kuwwata Illa Billah ...Innalilahi wainailaihi rojiun...Mohon dibukakan pintu maaf segala kesalahan almarhum.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Karena Dekompresi

Dansatgas SAR, Kolonel Laut (P) Isswarto mengatakan, Anto meninggal karena dekompresi.

"Diduga dekompresi karena tekanan, bekerja tidak tahu waktu, harusnya naiknya pelan-pelan, lima meter berhenti dulu, sampai muncul (ke permukaan), dia mungkin langsung," kata Isswarto saat dihubungi Merdeka.com, Sabtu (3/11/2018).

Menurut Isswarto, harusnya penyelaman pencarian korban Lion Air berakhir pada pukul 16.00 WIB, karena kondisi gelap dan cuaca yang kurang bersahabat. Namun, korban masih berada di bawah laut hingga pukul 16.30 WIB.

"Korban dari sipil, penyelam Basarnas," kata Isswarto.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.