Sukses

Jasa Cuci Sepatu Antarkan Pria Ini Jadi Dokter

Pemuda ini biayai kuliah dengan jasa cuci sepatu hingga meraih gelar sarjana kesehatan di universitas ternama.

Liputan6.com, Yogyakarta - Seorang anak muda di Yogyakarta membiayai kuliah dan sukses menjadi dokter berkat usaha jasa cuci sepatu. Kemudian dia mengembangkan usaha dengan mengajak anak putus sekolah dan mantan narapidana untuk sukses bersama.  

Seperti ditayangkan Liputan6 SCTV, Senin (22/10/2018),  dr Tirta Mandira Hudhi membuka usaha jasa cuci sepatu sejak lima tahun lalu di wilayah Catur Tunggal, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

Dalam menjalankan bisnisnya,  dr Tirta memberdayakan mantan preman, anak jalanan, dan anak putus sekolah hingga mantan narapidana. Mereka dirangkul dan diajak  bersama membangun bisnis. Usaha yang dikelola oleh dokter berusia 27 tahun ini sudah tersebar di beberapa kota di Indonesia.  

Kegiatan dr Tirto dimulai ketika dirinya baru masuk kuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada tahun 2009 lalu. Mahalnya harga buku penunjang kuliah, membuat dirinya harus memutar otak mencari dana tambahan untuk membeli buku.  

"Pada waktu itu buku kedokteran ada di perpustakaan dan hitungannya dolar. Maka dari itu saya mencoba cari uang demi beli buku,” ujar dr Tirta.  

Namun, kesuksesannya tidak semulus yang dibayangkan. Tekad menekuni dunia bisnis jasa pencucian sepatu mengantarkannya lulus menjadi dokter tahun 2013 lalu. Apa yang dilakukan dr Tirta, diapresiasi orang-orang di sekitarnya.  

“Dokter Tirta suka membantu dan tanpa pamrih ya,” kata rekan kerjanya bernama Bogel.

Meski mengandalkan hidup dari bisnis jasa cuci sepatu, dirinya akan tetap berkomitmen untuk tidak mengambil keuntungan dari profesinya sebagai dokter. Keduanya tetap dijalani secara bersamaan karena baginya menolong sesama adalah tujuan hidup.  

“Di sumpah dokter pun tujuan utama bukan uang. Banyak orang yang menganggap dokter itu salah satu kerjaan yang membuat otomatis kaya raya. Saya yakin kalau kita menabur kebaikan pasti akan dibalas kebaikan,” tutup dr Tirta. (Karlina Sintia Dewi)