Sukses

Cetak Tenaga Kerja Handal Siap Kerja, Ini Dia Formula Jitunya

Sejak 2009 silam, salah satu jaringan ritel terbesar di Indonesia ini menjalankan program Alfamart Class. Program yang bekerjasama dengan SMK ini bertujuan mencetak calon tenaga kerja andal siap kerja khususnya di industri ritel.

Liputan6.com, Jakarta Mencari tenaga kerja andal siap kerja, memang bak mencari jarum dalam tumpukan jerami. Tidak mudah, tetapi tenaga kerja andal bisa dicetak bahkan dari lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) atau pendidikan vokasi. Hal ini pun dapat meminimalkan kendala para lulusan SMK dan pendidikan vokasi untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan minat dan keterampilannya.

Di sisi lain, industri ritel membutuhkan tenaga kerja terampil dalam jumlah besar setiap tahun. Hal ini pun dituturkan langsung oleh Corporate Affairs Director PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk, Solihin.

“Kebutuhan tenaga kerja untuk ritel modern cukup tinggi, begitu pula dengan peminatnya. Namun keterampilan yang dimiliki seringkali tidak memenuhi kualifikasi yang dibutuhkan,” ungkapnya.

Imbasnya, perusahaan perlu memberikan banyak pelatihan sebelum menerjunkan tenaga kerja baru ke pekerjaannya.

“Ini tentunya membutuhkan waktu dan sejumlah biaya,” imbuh Solihin.

Melihat permasalahan tersebut muncul sejak awal, Alfamart pun menelurkan sebuah formula khusus. Sejak 2009 silam, salah satu jaringan ritel terbesar di Indonesia ini menjalankan program Alfamart Class. Program yang bekerjasama dengan SMK ini bertujuan mencetak calon tenaga kerja andal siap kerja khususnya di industri ritel.

Sebagian besar SMK yang bekerjasama didominasi dari jurusan bisnis dan pemasaran, lantaran kedua jurusan tersebut sejalan dengan kurikulum Alfamart Class. Lewat program Alfamart Class ini, pihak Alfamart dan SMK, menyelaraskan kurikulum ritel sekaligus memperluas pengetahuan para tenaga pengajar. Sebab, selain siswa, Alfamart juga mentransfer ilmu kepada tenaga pengajar. 

“Program pendidikan ini didesain khusus untuk memenuhi kualifikasi kebutuhan SDM Alfamart, tetapi tetap mengacu pada peraturan pendidikan nasional yang ada, yaitu Kurikulum Nasional 2013 dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),” jelas Solihin.

 

Menariknya, program Alfamart Class ini pun kian lengkap dengan adanya Business Center. Laboratorium Ritel tersebut dihibahkan Alfamart untuk media praktek belajar siswa di sekolah. Selain itu, Alfamart juga menghadirkan program Praktek Kerja Industri (Prakerin) untuk melengkapi pengalaman praktis siswa di dunia kerja.

“Kami membekali siswa dengan berbagai kompetensi, seperti pengetahuan produk, penjualan, transaksi dan administrasi keuangan, persediaan produk, pelayanan pelanggan, prosedur kerja, hingga kerja sama tim. Pengetahuan tersebut bisa langsung dipraktekkan di Business Center yang kami sediakan di sekolah-sekolah, juga pada saat Prakerin di toko Alfamart,” imbus Solihin.

Berkat formula jitu tersebut, pada Agustus 2017 Alfamart bersama Direktorat Pembinaan SMK, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, sempat menandatangani Nota Kesepahaman. Tujuannya agar Alfamart Class bisa diterapkan di SMK lain yang belum bekerja sama. Hingga 2018, program Alfamart Class setidaknya sudah diterapkan di 193 SMK yang ada di 116 kota dan kabupaten seluruh Indonesia.

Uniknya lagi, progam Alfamart Class ini membebaskan siswa untuk memilih tujuan hidup atau mimpi yang ingin dicapainya selepas sekolah. Jadi, selain bergabung dengan perusahaan Alfamart, para siswa Alfamart Class juga bisa lanjut ke perguruan tinggi.

“Setelah lulus, siswa Alfamart Class bisa langsung bergabung dengan perusahaan kami. Selain itu, mereka juga bebas memilih untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi atau membuka usaha ritel secara mandiri,” pungkas Solihin.

 

(PR)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini