Sukses

Sebagian Korban Gempa Lombok di Dalam Masjid Belum Terevakuasi

Data terakhir dari BNPB, jumlah korban meninggal dunia akibat gempa 7 SR mencapai 105 jiwa dan luka-luka mencapai 236 orang.

Patroli, Jakarta - Upaya pencarian korban gempa 7 Skala Richter (SR) yang diduga masih terjebak di reruntuhan Masjid Jamiul Jamaah di Desa Pemenang Barat, Lombok Utara, pagi tadi kembali dilakukan.

Seperti ditayangkan Patroli Indosiar, Rabu (8/8/2018), data terakhir dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah(BPBD), jumlah korban meninggal dunia mencapai 105 jiwa dan luka-luka mencapai 236 orang.

Hari ini, fokus perhatian Tim SAR gabungan TNI-Polri serta masyarakat adalah proses evakuasi terhadap jemaah Masjid Jamiul Jamaah di Dusun Karang Parangsor, Pemenang Barat, yang terjepit di dalam reruntuhan puing bangunan masjid.

Tadi malam, meski titik lokasi sudah ditemukan, evakuasi terpaksa dihentikan lantaran keterbatasan cahaya dan peralatan. Untuk itu, Tim SAR akan menggunakan alat berat untuk memudahkan proses evakuasi.

"Posisi korban terimpit, tidak bisa digerakkan secara manual. Jadi, butuh waktu lama karena dia berada di tengah," kata Tim SAR I.B Ngurah.

Bangunan Masjid Jamiul Jamaah ambruk akibat guncangan gempa, pada Minggu malam, 5 Agustus 2018. Saat kejadian, di dalam masjid berlantai 2 itu sedang digelar pengajian dan salat Isya berjemaah.

Hingga kni belum diketahui pasti jumlah jemaah yang menjadi korban. Lantaran sebagian berhasil menyelamatkan diri sebelum bangunan masjid runtuh.

Kondisi ambruknya Masjid Jamiul Jamaah serupa dengan runtuhnya Masjid Jabal Nur di Desa Lading-Lading di kawasan Tanjung, Lombok Utara. Sekitar 30 orang terjebak di dalam masjid. Tim SAR pun sempat mengalami kesulitan untuk mengangkat puing beton dari masjid berlantai dua tersebut.

Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, jumlah korban kemungkinan masih akan bertambah seiring proses evakuasi yang dilakukan hari ini.

"Korban meninggal masih akan ditemukan karena tim saat ini masih proses evakuasi," ujar Kapus Data dan Informasi BNPB Sutopo Purwo Nugroho.

Menurut Sutopo, penanganan gempa mengalami kendala dan hambatan dalam distribusi logistik lantaran sulitnya menjangkau daerah terpencil. Faktor lainnya adalah sejumlah jembatan dan jalan rusak, serta kurangnya tenaga relawan. (Muhammad Gustirha Yunas)