Sukses

Anak Korban Bom Bangil Pasuruan Terus Menangis Kesakitan

Anak korban bom Bangil Pasuruan, Jawa Timur, masih mendapat perawatan di ruang Intensive Care Unit (ICU) Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jatim.

Surabaya - Anak korban bom Bangil Pasuruan, Jawa Timur, masih mendapat perawatan intensif di ruang Intensive Care Unit (ICU) Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jatim. Bocah tiga tahun itu terus menangis ketika terjaga.

Kapolda Jatim Irjen Machfud Arifin menuturkan, korban menderita luka bakar pada bagian wajahnya. Kakinya pun robek.

"Tadi saya njenguk, dia sudah bangun. Dia nangis karena kesakitan. Lukanya ada di wajahnya dan kakinya, akibat ledakan yang sudah berhasil kita identifikasi. Bahwa ledakan itu yang tidak terlalu besar atau termasuk low explosive," kata Machfud, usai menjenguk korban, Jumat (6/7/2018).

Bersama Soekarwo Gubernur Jatim dan Mayjen TNI Arif Rahman Pangdam V/Brawijaya, Machfud mengunjungi korban ledakan bom Bangil Pasuruan yang dirujuk ke Rumah Sakit Bhayangkara karena tiga rumah sakit tidak mampu menanganinya, Kamis (5/7/2018) malam.

Machfud mengatakan, biaya pengobatan korban akan ditanggung oleh pemerintah. Dalam kasus teror ini, anak tersebut tidak terlibat dan tidak tahu apa pun tentang ledakan bom di rumah yang dikontrak orangtuanya. Anak tersebut merupakan korban dari peristiwa ini.

"Semua sudah ditangani oleh tim dokter rumah sakit yang ada di Rumah Sakit Bhayangkara. Biaya sudah ada yang menanggung," ujar dia.

Pantauan Suarasurabaya, sejumlah polisi bersenjata laras panjang menjaga ketat ruang ICU, tempat korban bom Bangil Pasuruan dirawat.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Densus Masih Periksa Ibu Korban

Sementara, ibu anak tersebut masih menjalani pemeriksaan oleh Densus 88 Antiteror Polri. Petugas memiliki waktu untuk memeriksa perempuan itu sebanyak 7x24 jam. Jika pemeriksaan sudah selesai, pihaknya akan mempertemukan korban dengan ibunya.

Terkait akan diserahkan ke mana anak tersebut nantinya ketika Densus menyatakan keterlibatan ibunya, Machfud mengaku belum tahu secara pasti.

Menurut dia, yang paling penting saat ini adalah pihaknya fokus untuk menyembuhkan luka fisik maupun psikis pada korban, pascainsiden ledakan itu dan menunggu hasil pemeriksaan terhadap ibu korban.

"Kita bantu sampai sembuh dulu, lalu lanjut ke penanganan psikisnya. Tentunya harus kita ikut bertanggung jawab buat mengobati. Karena dia masih kecil masih belum bisa apa-apa. Kalau ibunya ini masih dalam pemeriksaan dan pendalaman. Misalnya sudah ada dalam tahap pendalaman selesai dan ada ketentuan oleh tim kami boleh melihat, ya kita secara kemanusiaan akan mempertemukan dia dengan anaknya," kata Machfud.

 

Ikuti berita menarik lainnya di Suarasurabaya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.